COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAME TOURNAMENTS (TGT) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN BIOLOGI

Yuni Gayatri (1)
(1) Pusat dokumentasi jurnal pendidikan, Indonesia

Abstrak

ABSTRAK

Dalam pencapaian tujuan pembelajaran, ada tiga struktur yang biasa ditemukan yaitu individualistik, kompetitif, dan kooperatif. Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) merupakan suatu strategi pembelajaran dimana siswa bersama dalam kelompok-kelompok
kecil yang memiliki tingkat kemampuan akademik yang berbeda dan saling membantu satu sama lainnya. Tujuan pembentukan kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa terlibat secara aktif dalam proses berfikir dalam kegiatan belajarnya Pembelajaran kooperatif tipe Team Game Turnament (TGT) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT INI memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) Siswa Bekerja dalam Kelompok-kelompok Kecil; b) Games tournament; c) Penghargaan Kelompok. Ada pun manfaat yang diperoleh, diantaranya adalah dapat
meningkatkan keaktifan siswa sehingga lebih dominan dalam kegiatan pembelajaran, dapat meningkatkan rasa menghormati dan menghargai orang lain, dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran yang sedang berlangsung.
Menurut Slavin (1995), pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu: 1). Tahapan penyajian kelas (class precentation); 2). Tahapan belajar dalam kelompok (teams;
3). Tahapan permainan (games); 4). Tahapan pertandingan (class precentation); dan 5). Tahapan penghargaan kelompok (team recognition). Dalam turnamen itu siswa bertanding mewakili
kelompoknya dengan anggota dari kelompok lain memiliki kesetaraan dalam kemampuan akademik. Dalam TGT ada tahap game (permainan) sehingga menimbulkan suasana kegembiraan. Pada kegiatan kelompok siswa saling membantu menyiapkan LKS serta saling menjelaskan masalah-masalah yang muncul, namun ketika siswa sedang bertanding, teman sesama kelompok tidak dapat membantunya dan merupakan tanggungjawab individual. Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru
membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Empat siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja A, empat siswa selanjutnya pada meja B dan seterusnya. Untuk melaksanakan turnamen, perlu diperhatikan beberapa hal yiatu: 1). membentuk meja turnamen,
disesuaikan dengan banyaknya siswa pada setiap kelompok; 2). menentukan rangking (berdasarkan kemampuan) setiap siswa masing-masing kelompok; 3). menempatkan siswa yang memiliki kemampuan yang sama pada meja yang sama, misalnya siswa pandai (IA, IIA,
IIIA, dan seterusnya) ditempatkan pada meja A, dan seterusnya; 4). masing-masing siswa pada meja turnamen bertanding untuk mendapatkan skor sebanyak-banyaknya; 5). Skor siswa dari
masing-masing kelompok yang memiliki jumlah komulatif tertinggi ditentukan sebagai pemenang pertandingan.

Artikel teks lengkap

##article.generated_from_xml##

Referensi

Anonim, 2006. Kurikulum dan Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah, Jakarta: Depdiknas.

Aryulina, S, dkk., 2009, Biologi 1 SMA dan MA Untuk Kelas X, Jakarta: Esis Erlangga.

Ibrahim, M; Fida Rachmadiarti; Mohammad Nur; Ismono, 2000, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: Unesa University Press.

Slavin, R.E, 2005. Cooperative Learning, Theory, Research and Practice, London: Allyn and Bacon Publisher.

Sharan, Shlomo. 2009. Handbook of Cooperative

Learning. Yogyakarta: Imperium

Penulis

Yuni Gayatri
shoffanshoffa@gmail.com (Kontak utama)

Rincian Artikel

Artikel Serupa

1 2 3 4 5 > >> 

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.

No Related Submission Found