Pendidikan Multikultural di Sekolah Dasar “Kajian Analitis Dalam Prespektif Filsafat”

Wahyu Susiloningsih (1)
(1)

Abstrak

Pendidikan adalah suatu sistem dimana satu komponen dalam pendidikan saling terkait dengan komponen yang lain. Ada beberapa komponen dalam pendidikan yang dibutuhkan dalam membentuk suatu sistem pendidikan. Salah satu komponen utama dalam pendidiikan di Indonesia adalah guru. Guru sangat berpengaruh dalam peningkatan kualitas pendidik. Merujuk pada UU nomer 14 tahun 2005 tentang guru yang berbunyi, guru   adalah   pendidik   profesional   dengan   tugas   utama   mendidik,  mengajar,  membimbing,  mengarahkan,  melatih,  menilai,  dan  mengevaluasi  peserta  didik  pada  pendidikan  anak  usia  dini  jalur  pendidikan  formal,  pendidikan  dasar,  dan pendidikan menengah. Tujuan guru mengajar peserta didik antar lain untuk bisa menjadi lebih baik dari segi prilaku, sikap dan membentuk karakter sejak dini. Negara Indonesia memiliki semboyan “Bhineka Tunggal Eka†yang artinya beraneka ragam tapi tetap satu jua. Semboyan tersebut membuktikan bahwa indonesia merupakan negara plural baik budaya, agama, dan silsilahnya. Ketika di implementasikan dalam pembentukan karakter peserta didik maka dibutuhkanlah pendidikan multikultural sebagai pendekatan dalam memenuhi kebutuhan peserta didik minoritas diantara peserta didik mayoritas. Pendidikan multikultural merupakan dampak dari postmodern. Dimana aliran filsafat eksistensialisme sangat memuja keberadaan  manusia sebagai individu yang bersifat otentik. Aliran filsafat ini menghidupkan kembali humanisme yang tenggelam dalam saintisme dunia modern yang dipandang mematikan kebebasan manusia. Melalui landasan tersebut implementasi dalam dunia pendidikan dapat diwujudkan melualui berbagai pembelajaran seperti; berbentuk bidang mata pelajaran dan berbentuk program kegiatan peserta didik.

Artikel teks lengkap

##article.generated_from_xml##

Referensi

Bloom, Benjamin S., etc. 1956. Taxonomy of Educational Objectives : The Classification of Educational Goals, Handbook I Cognitive Domain. New York : Longmans, Green and Co.

Gay, G. 1979. On behalf of children: A curriculum design for multicultural education in the elementary school. The Journal of Negro Education, 48(3), 324-340.

Nasution, M. K. 2017. Penelaahan literatur. Teknik Penulisan Karya Ilmiah, 3.

Rosyada, D. 2014. Pendidikan multikultural di Indonesia sebuah pandangan konsepsional. SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 1(1), 1-12.

Saleh, A. 2015. Nilai-Nilai Pendidikan Multikultural Dalam Film'entre Les Murs' penelitian Analisis Isi. Bahtera: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 14(1), 71-80.

Setiawan, E. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud (Pusat Bahasa).

Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen. Jakarta

Utami, I. W. P., & Widiadi, A. N. 2016. Wacana Bhineka Tunggal Ika dalam Buku Teks Sejarah. Paramita: Historical Studies Journal, 26(1), 106-117.

Wahyuningsih, C. D. 2019. Kebijakan Publik Pada Masyarakat Multikultural. Mimbar Administrasi FISIP UNTAG Semarang, 16(19), 31-49.

Wuryandani, W., & Prasekolah, D. J. 2011. Pembelajaran Berbasis Multikultural Di Sekolah Dasar Untuk Mengembangkan Karakter Bangsa (Doctoral dissertation), Tesis: UNY Yogyakarta.

Yanuarti, E. 2017. Pemikiran pendidikan Ki Hajar dewantara dan relevansinya dengan kurikulum 13. Jurnal Penelitian, 11(2), 237-265.

Penulis

Wahyu Susiloningsih
via.18010@mhs.unesa.ac.id (Kontak utama)

Rincian Artikel

Artikel Serupa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 > >> 

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.

No Related Submission Found