Isi Artikel Utama

Abstrak

Salah satu faktor penyebab Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) tidak dapat menjalani pendidikan formal adalah jarak yang jauh untuk dapat menjalani pendidikan atau bahkan tidak tersedianya fasilitas tersebut di daerahnya. Selain itu, kurangnya pemahaman masyarakat tentang ABK membuat masyarakat tidak sadar bahwa di sekitarnya ada ABK. Seringkali, ABK diberi label sebagai “anak bandel”, “anak cacat”, sehingga cara penanganan yang diberikan pun sesuai dengan label yang diberikan, seperti dibiarkan karena dianggap sudah bawaan sejak lahir, atau bahkan dihukum secara keras. Penanganan yang tidak tepat inilah akhirnya akan memberikan dampak terhadap perkembangan ABK. Seperti yang terjadi di salah satu kecamatan di Aceh Besar, yaitu Pulau Aceh, masyarakat disana sebagian besar tidak mengetahui dan memahami apa itu ABK dan bagaimana cara penanganannya, sehingga masyarakat yang memiliki ABK mengalami kesulitan dalam menghadapi ABK. Adapun hasil dari kegiatan ini, diharapkan adanya pengetahuan dasar tentang ABK baik itu karakteristiknya maupun penanganan ABK bagi orangtua, guru maupun masyarakat yang ada di Pulau Aceh, sehingga ABK yang ada di daerah tersebut dapat berkembang secara optimal.

Kata Kunci

anak berkebutuhan khusus, penanganan, pulau aceh

Rincian Artikel

Cara Mengutip
Amalia, H., Hasmalawati, N., Ulfa, M., & Hasanah, U. (2025). Memberdayakan Anak Berkebutuhan Khusus: Deteksi Dini dan Intervensi Dasar di Pulau Aceh. Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 9(4), 334–341. https://doi.org/10.30651/aks.v9i4.25937

Referensi

  1. Desiningrum, D. R. (2017). Psikologi anak berkebutuhan khusus. In: Psikosain.
  2. Heward, W. L., & Wood, C. L. (2015). Improving educational outcomes in America: Can a low-tech, generic teaching practice make a difference. Wing Institute for Evidence Based Practice.
  3. Indonesia, P., R. (2006). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
  4. Kemendikbud, P. D. (2020). Statistik Pendidikan Luar Biasa (PLB) 2019/2020.
  5. Kristiana, I. F., & Widayanti, C. G. (2021). Buku ajar psikologi anak berkebutuhan khusus.
  6. Liza, L. O., Zudeta, E., Ulni, E. K., Khalida, R., & Kes, A. (2024). Dasar-dasar anak berkebutuhan khusus. LPPM Universitas Lancang Kuning.
  7. Maulipaksi, D., & Langguana, A. (2017). Sekolah inklusi dan pembangunan SLB dukung pendidikan inklusi.
  8. Mutiawati, M., TB, D. R. Y., Kulla, P. D. K., Lestari, S., Fajriati, R., & Saudah, S. (2023). Pelatihan Deteksi Dini Anak Berkebutuhan Khusus Pada Guru Sekolah Dasar (SD) Negeri 13 Banda Aceh. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Pendidikan, 5(2), 113-120.
  9. Nisa, K., Mambela, S., & Badiah, L. I. (2018). Karakteristik dan kebutuhan anak berkebutuhan khusus. Jurnal Abadimas Adi Buana, 2(1), 33-40.
  10. Rezieka, D. G., Putro, K. Z., & Fitri, M. (2021). Faktor Penyebab Anak Berkebutuhan Khusus Dan Klasifikasi Abk. Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak, 7(2), 40-53.
  11. Wahyuni, S., & Zudeta, E. (2023). Deteksi Dini Anak Berkebutuhan Khusus dan pelatihan Merajut bagi Masyarakat. JPPKh Lectura: Jurnal Pengabdian Pendidikan Khusus, 1(2), 1-9.
  12. Winarsih, S. d. (2013). Panduan penanganan anak berkebutuhan khusus bagi pendamping (orang tua, keluarga, dan masyarakat). Kementrian Perlindungan Anak dan Perempuan: Jakarta, 4-5.

Artikel Serupa

<< < 2 3 4 5 6 7 8 9 > >> 

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.