Perbandingan Konsep Syibhul ‘Iddah dalam KHI dan Surat Edaran Dirjen Bimas Islam Perspektif Maqāṣid Syarī’ah
DOI:
https://doi.org/10.30651/mqs.v13i1.22504Abstrak
Reformasi dan pembaruan hukum keluarga Islam merupakan aspek yang sangat penting dalam mewujudkan ajaran Islam yang baik di segala tempat dan zaman, terutama dalam isu idah pascatalak raj'i untuk menjamin hak-hak wanita. Salah satu bidang yang mengalami reformasi dalam hukum keluarga Indonesia adalah pemberlakuan konsep syibhul 'iddah. Konsep ini diadopsi dari pemikiran Wahbah az-Zuḥaīlī yang mewajibkan idah serupa bagi suami untuk dilarang menikah di masa idah istri, baik kepada wanita yang memiliki ikatan mahram dengan istri yang baru diceraikan maupun kepada wanita lain bagi pria yang baru saja menceraikan salah satu dari keempat istrinya. Namun, di Indonesia terdapat dua konsep syibhul 'iddah yang diberlakukan yaiti pada KHI Pasal 41 dan 42 serta Surat Edaran Nomor P-005/DJ.III/HK.007/10/2021. Meskipun kedua konsep ini bersumber dari pemikiran Wahbah az-Zuḥaīlī, namun terdapat perbedaan dalam penerapannya di lingkungan Kantor Urusan Agama (KUA). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kedua konsep tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan membandingkan konsep syibhul 'iddah pada KHI dan Surat Edaran, ditinjau dari perspektif maqāṣid syarī'ah Ibnu 'Asyūr. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan yang signifikan dari kedua konsep tersebut terletak pada batasan larangan pernikahan bagi pria di masa idah istri. Larangan dalam Surat Edaran bersifat mutlak, sementara dalam KHI larangan bersifat bersyarat. Dalam analisis maqāṣid syarī'ah Ibnu 'Asyūr, kedua konsep syibhul 'iddah pada KHI dan Surat Edaran memenuhi kriteria maqāṣid al-khāṣah. Namun, dalam kriteria maqāṣid al-'āmah, konsep Surat Edaran tidak memenuhi syarat berupa al-tsubūt dan al-ẓuhūr.
Kata Kunci: Syibhu ‘Iddah, KHI, Surat Edara, Maqāṣid Syarī'ah
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to Maqasid Journal and Department Islamic Family Law (Ahwal al Syakhshiyah) Faculty Of Islamic Religiuos Universitas Muhammadiyah Surabaya as publisher of the journal.
Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms and any other similar reproductions, as well as translations. The reproduction of any part of this journal, its storage in databases and its transmission by any form or media, such as electronic, electrostatic and mechanical copies, photocopies, recordings, magnetic media, etc., will be allowed only with a written permission from Maqasid Journal and Department Islamic Family Law (Ahwal al Syakhshiyah) Faculty Of Islamic Religiuos Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Department Islamic Family Law (Ahwal al Syakhshiyah) Faculty Of Islamic Religiuos Universitas Muhammadiyah Surabaya, the Editors and the Advisory Editorial Board make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in the Maqasid are sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
Rights of Authors
The Maqasid Journal and Department Islamic Family Law (Ahwal al Syakhshiyah) Faculty Of Islamic Religiuos Universitas Muhammadiyah Surabaya recognize the retention of the following:
- Patent and trademark rights and rights to any process or procedure described in the article.
- The right to photocopy or make single electronic copies of the article for their own personal use, including for their own classroom use, or for the personal use of colleagues, provided the copies are not offered for sale and are not distributed in a systematic way outside of their employing institution (e.g. via an e-mail list or public file server). Posting of an article on a secure network (not accessible to the public) within the authors institution is permitted.
- The right, subsequent to publication, to use the article or any part thereof free of charge in a printed compilation of works of their own, such as collected writings or lecture notes.