Isi Artikel Utama

Abstrak

Limbah rumput laut yang dihasilkan dari proses produksi pupuk organik cair (POC) seringkali ditimbun dan dibuang secara langsung sehingga menimbulkan permasalahan lingkungan berupa bau yang tidak sedap serta mengganggu estetika. Di sisi lain, limbah rumput laut tersebut masih mengandung mikronutrien yang masih dapat dimanfaatkan sebagai penyubur tanaman. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan memberikan alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan memanfaatkan limbah menjadi produk bernilai guna dan bernilai ekonomi. Sasaran kegiatan ini adalah pemilik, karyawan serta masyarakat sekitar home industry POC di Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember.Pengolahan limbah rumput laut dilakukan dengan metode komposting menggunakan rotary drum composter. Kegiatan ini memberikan alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan lingkungan dengan memanfaatkan limbah rumput laut menjadi varian produk pupuk organik. Pihak mitra mengharapkan adanya keberlanjutan program untuk mengelola limbah lain yang merupakan hasil samping proses pembuatan POC.Masyarakat sekitar home industry juga merasakan manfaat melalui peningkatan pemahaman terkait pengelolaan sampah di skala rumah tangga.

Kata Kunci

Kompos Limbah Rumput Laut Pupuk Organik

Rincian Artikel

Biografi Penulis

Selvi Ariyunita, Pendidikan Biologi-Universitas Jember

Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Jember

Asisten Ahli

Yeny Dhokhikah, Fakultas Teknik - Universitas Jember

Prodi Teknik Lingkungan

Firda Lutfiatul Fitria, Fakultas Teknik - Universitas Jember

Prodi Teknik Lingkungan

Referensi

  1. Pemanfaatan Limbah Padat Industri Pengolahan Agaragar Kertas Berbahan Baku Rumput Laut Gracilaria sp. Sebagai Pupuk Pada Tanaman Bayam (Amaranthus sp.). Journal of Marine Research, 3 (1): 37-43.
  2. Kalamdhad, A. d. (2009). Rotary drum composting of different organic waste mixtures. Waste Management & Research, 27: 129–137.
  3. Pribadi, V. I. (2018). Degradasi Sampah Organik Pasar Dan Tpa Menggunakan Reaktor Anaerob. Seminar Nasional Cendekiawan ke 4 , 771-776.
  4. Ratna, D. S. (2017). Penentuan Kompos Matang Berdasarkan Variabel Kadar Air, Ukuran Bahan dan Metode Pengomposan Menggunakan Skoring Parameter. Prosiding Seminar Nasional Teknologi industry Hijau, 2: 49-55.
  5. Roidah, I. (2013). Manfaat Penggunaan Pupuk Organik. Jurnal Universitas Tulungagung BONOROWO , I (1): 30-42 .
  6. Sahwan, F. (2010). Pengaruh Penambahan Starter Terhadap Karakteristik Proses Pengomposan dan Kualitas Kompos Limbah Pabrik Agar. Jurnal Ilmu Lingkungan, 11 : 247-253.
  7. Sahwan, F. W. (2012). Pemberdayaan Masyarakat Lokal Melalui Kegiatan Komposting Skala Rumah Tangga Di Timika, Papua. Jurnal Teknik Lingkungan, Edisi Khusus Hari Bumi: 1-11.
  8. SNI, 1.-7.-2. (2004). Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik Domestik. Bandung: Badan Standariasi Nasional.
  9. Suprayogi, D. (2019). Proses Produksi Pupuk Organik Cair. Jember: Hasil Wawancara Pribadi : 8 Mei 2019.
  10. Ventura, B. (2019). Kementan Buat Aturan Lindungi Petani dari Pupuk Organik Bermutu Rendah. Diakses pada tanggal 10 Juni 2020: https://ekbis.sindonews.com/berita/1410310/34/kementan-buat-aturan-lindungi-petani-dari-pupuk-organik-bermutu-rendah.
  11. Wasis, B. S. (2012). Pemanfaatan Pasta Limbah Keragenan dari Rumput Laut Eucheuma sp. sebagai Pupuk pada Tanah Terdegradasi. JPHPI, 15 (2): 173-182.