Isi Artikel Utama

Abstrak

Penyakit skabies merupakan penyakit parasitik yang terabaikan. Skabies disebabkan oleh infestasi Sarcoptes scabiei varietas hominis. Penyakit ini mempunyai gejala klinis berupa gatal yang hebat terutama di malam hari dan sering mengenai sekelompok orang yang hidup bersama. Penyakit ini umumnya tidak bersifat fatal tapi dapat menganggu konsentrasi  dan produktivitas orang yang dikenainya. Tujuan kegiatan pengabdian ini untuk mengetahui angka kejadian skabies pada santri, melakukan pengobatan pada santri yang positif skabies dan memberikan edukasi tentang penyakit skabies. Kegiatan ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Jabal Nur Kandis Kabupaten Siak, Riau. Hasil kegiatan didapatkan dari 65 santri tsanawiyah yang diperiksa didapatkan sebanyak 15,4% positif skabies, umumnya santri yang terkena adalah santri putra dengan umur terbanyak 12 tahun. Pada santri yang positif ini diberikan krim permetrin 5%, selain itu diberikan edukasi tentang skabies meliputi penyebab, faktor risiko, gejala klinis, tatalaksana, komplikasi dan pencegahan. Edukasi diberikan kepada santri dan musyrif/ musyrifah. Kegiatan ini diharapakan terus berlanjut agar tercapai pemberantasan penyakit skabies di pesantren.

Kata Kunci

anak pesantren Sarcoptes scabiei

Rincian Artikel

Referensi

  1. Estri SATS, Khotibudin M. (2021). Pondok sehat sebagai pencegahan penyakit skabies di madrasah berasrama. Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 5 (4). http://dx.doi.org/10.30651/aks.v5i4.3909
  2. Hengge UR, Currie BJ, Jäger G, Lupi O, Schwartz RA. Scabies: a ubiquitous neglected skin disease. Lancet Infect Dis. 2006 Dec;6(12):769-79. https://doi.org/10.1016/s1473-3099(06)70654-5
  3. Ihtiaringtyas S, Mulyaningsih B, Umniyati SR. (2019). Faktor risiko penularan penyakit skabies di Pondok Pesantren An Nawawi Berjan Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. BALABA; 15 (1): 83 -9. https://doi.org/10.22435/blb.v15i1.1784
  4. Kurniawan M, Shun Ling MS, Franklin. (2020). Diagnosis dan terapi skabies. Cermin Dunia Kedokteran. 47(2): 104 – 7.
  5. Menaldi, SLS., Bramono, K., Indriatmi W. (2015). Ilmu Penyakit kulit dan kelamin. Edisi ke-7. Jakarta: FKUI.
  6. Menaldi SLS, Surya D, The VV, Marissa M. (2021). Impact od scabies on Indonesian public boarding school students quality of live: A mixed-method analysis. J Gen Proceed Venereol Indones. 15 (2): 74 – 8. http://dx.doi.org/10.19100/jdvi.v5i2.264
  7. Pondok Pesantren Jabal Nur Kandis. Sejarah pesantren. 2020. Tersedia di https://pondokpesantrenjabalnur.com
  8. Ratnaningrum K, Avidah A. (2020). The difference in incidence of scabies between conventional and Modern Boarding School. Mutiara Merdeka: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan. 20(1): 42-4. https://doi.org/10.18196/mm.200141
  9. Ratnasari AF, Sungkar S. (2014). Prevalensi skabies dan faktor-faktor yang berhubungan di Pesantren X Jakarta Timur. eJournal Kedokteran Indonesia. 2(1): 7 – 12. https://doi.org/10.23886/ejki.2.3177.
  10. Sungkar S. (2016). Skabies: etiologi, patogenesis, pengobatan, pemberantasan dan pencegahan. Jakarta. Badan Penerbit FKUI.
  11. Sardjono, TW. (2008). Penyakit parasitik masih terabaikan. Diakses dari https://prasetya.ub.ac.id/prof-teguh-wahyu-sardjono-penyakit-parasitik-masih-terabaikan/