Isi Artikel Utama

Abstrak

Galo-galo atau lebah madu tanpa sengat adalah kekayaan hayati yang dapat dioptimalkan sebagai penghasil madu dan propolis untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Indonesia diketahui memiliki jenis-jenis lebah madu tanpa sengat yang belum begitu maksimal diternakan untuk menghasilkan madu dan produk meliponikultur lainnya seperti propolis dan bee pollen. Untuk itu telah dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat berupa peningkatan kesadaran masyarakat di Desa Suntur, Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto. Kegiatan ini dilaksanakan oleh dosen dan mahasiswa dari Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Andalas bekerjasama dengan dosen dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia pada tanggal 14 Juli 2019. Sebanyak lima peternak lebah tanpa sengat diwawancarai secara mendalam dengan menggunakan kuesioner untuk mendapatkan hal-hal kunci terkait dengan peternakan galo-galo di Desa Suntur, Sawahlunto. Kegiatan pengabdian yang dilakukan mengidentifikasi permasalahan berikut dengan kelebihan dan kekurangan dari kegiatan peternakan galo-galo di desa tersebut. Hal-hal ini kemudian digarisbawahi di dalam paper ini, sedangkan perkembangan peternakan galo-galo Sawahlunto yang dicapai paska kegiatan pengabdian ini juga dijabarkan, termasuk pembinaan kelompok ternak lebah, upaya peternakan terpadu, branding produk madu dan promosi hasil ternak galo-galo.

Kata Kunci

Galo-Galo Madu Propolis Wawancara Mendalam

Rincian Artikel

Biografi Penulis

Muhammad Nazri Janra, Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Andalas

Saya mendapatkan gelar Sarjana Sains dari Jurusan Biologi di Universitas Andalas Padang, Sumatera Barat pada tahun 2002. Lalu melanjutkan ke jenjang master pada program Integrated Natural Resource Management pada tahun 2004 yang diselesaikan pada tahun 2007 pada program Pasca Sarjana Universitas Andalas

Sekarang bekerja sebagai staf pengajar dan peneliti di Jurusan Biologi Universitas Andalas, khususnya mengajar pada bidang Ornithology, Taksonomi Hewan, Biogeografi dan Biokonservasi

Referensi

  1. Abduh, M.Y., A. Adam, M. Fadhlullah, R.E. Putra and R. Manurung. 2020. Production of propolis and honey from Tetragonula laeviceps cultivated in modular Tetragonula hives. Heliyon 6: 1-8.
  2. Afriani, T. F.L. Syaiful dan Y. Seftiadi. 2019. Pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan pembuatan pakan alternatif amoniasi jerami jagung di Nagari Pelangai Kaciak, Ranah Pesisir, Pesisir Selatan. Jurnal Hilirisasi Iptek 2(2): 122-129.
  3. Djajasaputra, M.R. 2019. Potensi Budidaya Lebah Trigona dan Pemanfaatan Propolis sebagai Antibiotik Alami untuk Sapi PO. Skripsi Sarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
  4. Free, J.B. 1982. Bees and Mankind. George Allen & Unwin, London.
  5. Harjanto, S., M. Mujianto, Arbainsyah dan A. Ramlan. 2020. Budidaya lebah madu kelulut sebagai alternatif mata pencaharian masyarakat - Petunjuk praktis meliponikultur. SwaraOwa, Yogyakarta.
  6. Hasan, A.E.Z. 2006. Potensi propolis lebah madu Trigona spp. sebagai bahan antibakteri. Seminar Nasional HKI, Bogor.
  7. Herwina, H., Mairawita, Dahelmi, Chairul, D.I. Roesma, D.H. Tjong, Izmiarti, Z.A. Noli, Nurmiati, A. Agustien dan Nurainas. 2019. Sosialisasi budidaya galo-galo serta peluang kerjasama perguruan tinggi dan pemda dalam bidang ekowisata. Laporan akhir kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Diakses pada 1 Juli 2021 dari http://repo.unand.ac.id/29457/1/Laporan%20Akhir_%20Pengabdian%20Galo%20_Sawah%20Lunto_%202019.pdf.
  8. Herwina, H., S. Salmah, M.N. Janra, Mairawita, J. Nurdin, Jasmi, Yaherwandi, Rusdimansyah and D.A. Sari. 2020. Stingless bee-keeping (Hymenoptera: Apidae: Meliponini) and its potency for other related-ventures in West Sumatra. Journal Physics: Conference Series 1940: 1-10.
  9. Ibrahim, N., A.J. Zakaria, Z. Ismail and K.S. Mohd. 2016. Antibacterial and phenolic content of propolis produced by two Malaysian stingless bees, Heterotrigona itama and Geniotrigona thoracica. International Journal of Pharmacognosy Phytochemical Research 8: 156-161.
  10. Janra, M.N dan H. Herwina. 2019. Memperkenalkan keilmuan biologi melalui metode eksebisi. Jurnal Hilirisasi Iptek 2(1): 55-63.
  11. Janra, M.N., H. Herwina, Mairawita dan J. Nurdin. 2019. Eksplorasi aspek sosio-ekologi untuk mendukung pembangunan kawasan wisata berwawasan lingkungan di kawasan ekosistem esensial Pulau Belibis, Solok. Jurnal Hilirisasi Iptek 1(4b): 306-317.
  12. Kwapong, P., K. Aidoo, R. Combey and A. Karikari. 2020. Stingless bees: Importance, management and utilization – A training manual for stingless beekeeping. Unimax Macmillan, Ghana.
  13. Putra, N. S, N. L. Watiniasih dan M. Suartini. 2016. Jenis Lebah Trigona (Apidae: Meliponinae) pada Ketinggian Tempat Berbeda di Bali. Jurnal Simbiosis. IV (1): 6-9.
  14. Ramdani, F., PBP. Panjaitan dan K.B. Meiganati. 2014. Persepsi Kelompok Tani terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat “Budi Daya Lebah Madu Apis mellifera†di Tahura Ir. H. Djuanda Bandung. Jurnal Nusa Sylva 14(2): 33-42.
  15. Rasmussenm C and C.D. Michener. 2010. The identity and neotype of Trigona laeviceps Smith (Hymenoptera: Apidae). Journal of the Kansas Entomological Society 83(2): 129-133.
  16. Sihombing, D.T.H. 2005. Ilmu Ternak Lebah Madu. Cetakan kedua. Gajah Mada