Pengaruh Pemberian Kerupuk Singkong Ebi terhadap Perubahan pH Saliva pada Anak Balita Stunting
DOI:
https://doi.org/10.30651/jkm.v9i2.21828Kata Kunci:
Stunting, Saliva pH, Caries, Ebi Cassava CrackersAbstrak
Tujuan: Stunting pada balita dapat meningkatkan risiko karies gigi karena gangguan pertumbuhan kelenjar ludah yang disebabkan oleh penyusutan kelenjar ludah akibat kondisi rongga mulut dan aliran ludah yang berkurang. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh konsumsi keripik singkong dengan udang (ebi) terhadap tingkat keasaman saliva pada balita stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Pekkae, Kabupaten Barru.
Metode: Metode penelitian menggunakan Desain Kelompok Kontrol Pretest-Posttest, dengan dua kelompok yang dipilih secara acak diberikan pretest untuk menentukan kondisi awal dan perbedaan antara kelompok eksperimen dan kontrol. Populasi studi meliputi semua balita stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Pekkae, yang berjumlah 190 balita, dan sampel dipilih berdasarkan kriteria inklusi, termasuk balita yang mengalami stunting, berusia 36-59 bulan, memiliki gigi, mampu berpartisipasi dalam intervensi, tanpa alergi, dan mampu mengikuti jadwal pemberian keripik singkong dengan udang (ebi). Sebanyak 32 balita dipilih menggunakan metode purposive sampling. Uji statistik yang digunakan adalah uji Wilcoxon.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan temuan yang signifikan dalam tingkat keasaman saliva pada Minggu 1 (Asymp. Sig. [2-Tailed] = 0.002), Minggu 2 (Asymp. Sig. [2-Tailed] = 0.001), Minggu 3 (Asymp. Sig. [2-Tailed] = 0.003), Minggu 4 (Asymp. Sig. [2-Tailed] = 0.002), dan Minggu 5 (Asymp. Sig. [2-Tailed] = 0.001). Nilai Asymp. Sig. (2-Tailed) keseluruhan adalah 0.003, menunjukkan perubahan yang signifikan sebelum dan setelah konsumsi keripik singkong dengan udang (ebi).
Kesimpulan: Kesimpulan dari studi ini adalah pengaruh keripik singkong dengan udang (ebi) terhadap perubahan pH saliva pada balita stunting. Diharapkan masyarakat umum, terutama orang tua, akan memprioritaskan kesehatan mulut balita.
Referensi
Abadi, M. T., & Abral, A. (2020). Pathogenesis of Dental Caries in Stunting. Jurnal Kesehatan Gigi, 7(1), 1–4. https://doi.org/10.31983/jkg.v7i1.5383
Andi Maryam, Rahmawati, Andi Elis, Lismayana, Y. (2021). Peningkatan Gizi Anak Sebagai Upaya Pencegahan Stunting Melalui Pembuatan Mp-Asi Berbahan Ikan. Jurnal Masyarakat Mandiri, 5(3), 901–907.
Asridiana, E. T. (2019). Pengaruh Mengkonsumsi Makanan Manis Dan Lengket Terhadap pH Saliva Pada Murid SDN Mamajang Makassar. Media Kesehatan Gigi, 18(1), 34–40.
Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur. 2021. Indonesia Negara Penghasil Singkong Terbanyak Keempat Dunia. Diakses pada : 14-12-2023. https://kominfo.jatimprov.go.id/read/umum/indonesia-negara-penghasil-singkong-terbanyak-keempat-dunia
Fadillah, N. A. (2021). Analisisi Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Balita Usia 6 Bulan-23 Bulan Di Puskesmas Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru Tahun 2020. 6.
Harsita, P. A., & Amam, A. (2019). Analisis Sikap konsumen terhadap atribut Produk Olahan singkong. Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 3(1), 19-27.
Haryani, W., Siregar, I., & Ratnaningtyas, L. A. (2016). Buah Mentimun Dan Tomt Meningkatkan Derajat Keasaman (pH) Saliva Dalam Rogga Mulut. Riset Kesehatan, 1, 21–24.
Indriana, T. (2011). Perbedaan Laju Aliran Saliva dan pH karena Pengaruh Stimulus Kimiawi dan Mekanis. J. Kedokt Meditek, 17(44), 1–5. http://ejournal.ukrida.ac.id/ojs/
Jannah, M., Afriwardi, & Hidayati. (2013). Perbedaan Ph Saliva Antara Berkumur Dan Tanpa Berkumur Air Putih Setelah Mengunyah Makanan. Andalas Dental Journal, 67–77. https://doi.org/10.25077/adj.v4i1.50
Lazarus, C., Mandalas, H., & Suwindere, W. (2019). Efektivitas mengonsumsi keju Brie terhadap kenaikan pH saliva. Padjadjaran J Dent Res Student, 3(1), 13–19.
Kencana, C. M. (2018). Percepatan Waktu Kenaikan pH Saliva Setelah Konsumsi Biskuit Berbahan Dasar Ubi Ungu.
Kusumawardani, C., Leman, M. A., & Mintjelungan, C. N. (2017). Pengaruh air kelapa terhadap peningkatan pH saliva. E-GIGI, 5(1). https://doi.org/10.35790/eg.5.1.2017.14781
Lutfi, A., Flora, R., Idris, H., & Zulkarnain, M. (2021). Hubungan Stunting dengan Tingkat Keparahan Karies Gigi pada Anak Usia 10-12 Tahun di Kecamatan Tuah Negeri Kabupaten Musi Rawas. Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi, 10(2), 426. https://doi.org/10.36565/jab.v10i2.395
Ngura, E. T. (2022). Upaya Pencegahan Stunting melalui Pemanfaatan Pangan Lokal Ubi untuk Meningkatkan Asupan Gizi Ibu Hamil. Indonesian Journal of Early Childhood: Jurnal Dunia Anak Usia Dini, 4(1), 292-303.
Ningsih, H. Y., & Agustin, T. P. (2019). Gambaran Ph Saliva Pada Anak Usia 5-10 Tahun (Kajian Pada Pasien Anak Di Klinik Pedodonsia Fkg Usakti). Jurnal Kedokteran Gigi Terpadu, 1(1), 40–44. https://doi.org/10.25105/jkgt.v1i1.5149
Nurlinda, A., Sumiaty, & Hernianti. (2020). Pengaruh Konsumsi Kerupuk Singkong Ebi Biji Labu Kuning Terhadap Kebugaran Mahasiswa Soppeng Tahun 2020. 3, 230–236.
Pertiwi, F. D., Hariansyah, M., & Prasetya, E. P. (2019). Faktor Risiko Stunting Pada Balita Dikelurahan Mulyaharja Tahun 2019. Promotor, 2(5), 381. https://doi.org/10.32832/pro.v2i5.2531
Rahmah, N. Al. (2023). Gambaran Laju Aliran Dan pH Saliva Pada Anak Balita Stunting. 8.5.2017, 2003–2005.
Rahman, T., Adhani, R., & Triawanti. (2016). Hubungan Antara Status Gizi Pendek (Stunting) Dengan Tingkat Karies Gigi Tinjauan Pada Siswa Siswi Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar. Jurnal Kedokteran Gigi, I(1), 88–93.
Sirajuddin, S., Rauf, S., & Nursalim, N. (2020). Asupan Zat Besi Berkorelasi Dengan Kejadian Stunting Balita Di Kecamatan Maros Baru. Gizi Indonesia, 43(2), 109–118. https://doi.org/10.36457/gizindo.v43i2.406
Siregar, F. H. (2017). Perbedaan pH Saliva Dan Kadar Glukosa Darah Sebelum dan Sesudah Mengkonsumsi Nasi Putih (oriza Sativa) dan Singkong (Manihot Esculenta Crantz) (Vol. 5, Issue January).
World Health Organization. (2014). Global nutrition targets 2025: low birth weight policy brief (No. WHO/NMH/NHD/14.5). World Health Organization.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Nurul Annisa, Lisa Ernita, Minarti Minarti, Niken Bayu Argaheni, Arfiah
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
- Penulis tetap memegang hak atas karyanya dan memberikan hak publikasi pertama kepada jurnal ini yang secara simultan karya tersebut dilisensikan di bawah:Â Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0)