Isi Artikel Utama

Abstrak

Keberadaan kerajinan Batik di Desa Bejijong saat ini sedang mati suri dan dirasakan oleh masyarakat setempat, para perajin, penjual maupun pelaksana wisata edukasi membatik. Rendahnya hasil penjualan kain batik yang dipasarkan secara konvensional yaitu dengan cara dipamerkan di etalase toko pribadi, pusat oleh-oleh dan pameran. Melemahnya industri Batik di desa ini karena kurangnya minat masyarakat untuk memiliki kain batik dan berkain batik. Tujuan dari Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini adalah meningkatkan minat masyarakat untuk memiliki dan mau memakai kain Batik serta mengembangkan ide kreatif terkait visual merchandising yang dapat membantu para perajin Batik khas Bejijong menjual produksinya. Metode yang digunakan adalah pendampingan secara online dengan menggunakan media video tutorial tentang Teknik Wrap and Drape dan lomba modifikasi berkain batik yang diadakan secara online. Hasil pendampingan menyatakan bahwa Teknik Wrap and Drape dalam berkain batik dapat menjadi solusi untuk meningkatkan minat masyarakat untuk menambah koleksi kain Batik dan mau berkain batik dengan cara yang lebih modern, peserta lomba menjadi menjadi lebih kreatif dalam berbusana khususnya berkain batik. Ide-ide kreatif yang muncul melalui teknik ini dapat dimanfaatkan menjadi salah satu teknik pemasaran kain Batik Khas Bejijong yang lebih kreatif.

Kata Kunci

batik pendampingan online wrap and drape zero waste fashion (ZWF)

Rincian Artikel

Biografi Penulis

Ninik Juniati, Universitas Surabaya

Fakultas Industri Kreatif

Christabel AP, Universitas Surabaya

Fakultas Industri Kreatif

Veny Megawati, Universitas Surabaya

Fakultas Bisnis dan Ekonomika 

Hari Hananto, Universitas Surabaya

Fakultas Bisnis dan Ekonomika 

Njoto Benarkah, Universitas Surabaya

Fakultas Teknik

Referensi

  1. Adistana, J. A., & Sulistyarso, H. (2016). Arahan Pengembangan :Kampung Majapahit sebagai Desa Wisata pada Kawasan Cagar Budaya kecamatan Trowulan, Kabupaten, Mojokerto,. Jurnal Teknik ITS , 5(2).
  2. Elisabetta. Drudi. (2007). Wrap and Drape Fashion History, Design and Drawing. Pepin Press.
  3. Levy, M., & Weitz, B. A. (2009). Retailing management (7 ed.). McGraw-Hill Irwin.
  4. Lilianti, L., M, R., Said, H., Abubakar, A., Nurzaima, N., & Rosida, W. (2022). Pelestarian Budaya Daerah Guna Pengembangan Sektor Pariwisata di Taman Kanak-Kanak. Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 6(1). https://doi.org/10.30651/aks.v6i1.5568
  5. Moekijat. (1993). Evaluasi Pelatihan. Mandar Maju.
  6. Nuzulia, I., Mulia, A., Zuhri, M., & Rahayuningtyas, D. (2018). Analisis Pengembangan Industri kreatif Berbasis kearifan Lokal Sebagai Upaya Pelestarian Budaya Majapahit (Studi Kasus Di Kampung Majapahit, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto) . Jurnal Studi Budaya Nusantara, 2(2), 66–70.
  7. Rissanen, T. (2013). Zero-Waste Fashion Design: a study at the intersection of cloth, fashion design and pattern cutting. Iniversity of Technology, Sydney.
  8. Rissanen, T., & Earley, R. (2005). From 15% to 0: Investigating the creation of fashion without the creation of fabric waste.
  9. Rissanen, T., & Mcquillan, H. (2016). Zero Waste Fashion Design. Fairchild Books, Bloomsbury.
  10. Rosyadi, K., Rozikin, M., & Trisnawati. (2014). Analisis Pengelolaan Dan Pelestarian Cagar Budaya Sebagai Wujud Penyelenggaraan Urusan Wajib Pemerintahan Daerah (Studi pada Pengelolaan dan Pelestarian Situs Majapahit Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto). Jurnal Administrasi Publik (JAP), 2(5), 830–836.
  11. Siswantari, H., Sularso, S., & Septiyani, R. (2022). Optimalisasi Potensi Seni Menuju Desa Wisata di Desa Jatimulyo Dlingo Bantul Yogyakarta Indonesia. Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 7(1). https://doi.org/10.30651/aks.v7i1.8930
  12. Suyanto, A. N. (2002). Sejarah Batik Yogyakarta. Rumah Merapi.