Isi Artikel Utama

Abstrak

Keterbatasan akses air bersih bagi masyarakat Desa Tinggiran Luar 2 memaksa mereka untuk menggunakan air dari sumber tersedia dengan kualitas yang belum memenuhi persyaratan. Warna air yang keruh dan perubahan rasa asin akibat instrusi air laut menjadi salah satu contoh rendahnya kualitas sumber air bagi masyarakat. Upaya mendapatkan air bersih selama ini dilakukan dengan pemberian tawas pada air yang diendapkan selama 24 jam.  Untuk itu maka dilakukan instalasi alat pengolahan air untuk masyarakat pesisir sungai di Desa Tinggiran Luar 2 dengan menggunakan metode nano filtrasi dan membran. Air sungai dialirkan ke dalam tangki penampung berkapasitas 1200 L untuk diendapkan selama 30 menit dengan penambahan 10 gram tawas. Selanjutnya air dari tangki penampung di alirkan ke dalam tabung filter silika dengan bantuan pompa air sebagai pemberi tekanan. Air keluaran tabung filter selanjutnya dialirkan menuju membran filter untuk memastikan turbiditas air berkurang jauh dan membantu agar kerja membran ultrafiltrasi tidak terlalu berat sehingga tidak perlu terlalu sering dilakukan proses pencucian. Tahapan terakhir adalah pengaliran air melalui membran ultrafiltrasi untuk membantu menghilangkan mikroorganisme dan bakteri yang terkandung di dalam air untuk selanjutnya ditampung pada tangki air bersih.  Air sungai yang diolah melalui alat instalasi nano filtrasi dan membran menunjukkan kualitas yang lebih baik dilihat dengan adanya peningkatan kejernihan air dan waktu yang pengolahan yang lebih efisien dibandingkan dengan metode pengendepan manual yang dilakukan masyarakat selama ini. Pemasangan alat pengolah air ini telah mampu membantu sebagian masyarakat Desa Tinggiran Luar II dalam memenuhi kebutuhan air sehari-hari sehingga tidak perlu membeli air lagi ke Banjarmasin.

Kata Kunci

air filtrasi membran tinggiran luar 2

Rincian Artikel

Referensi

  1. Abhijeet, K. (2014). thesis, National Institute of Technology Rourkerla, India.
  2. Al-Anber, M., & Al-Anber, Z. A. (2008). Utilization of natural zeolite as ion-exchange and sorbent material in the removal of iron. Desalination, 225(1–3), 70–81. https://doi.org/10.1016/J.DESAL.2007.07.006
  3. BPPSPAM. (2019). Buku Kinerja BUMD Penyelenggara SPAM. In Kementrian PUPR.
  4. Elma, M. (2020). Pengolahan air rawa asin mandiri (ASA RAMI) di Desa Muara Halayung, Kabupaten Banjar – Kalimantan Selatan. Buletin Profesi Insinyur, 3(1), 23–28. https://doi.org/10.20527/bpi.v3i1.70
  5. Haryono. (2013). LAHAN RAWA.
  6. Kuala, B. K. B. (2022). Kecamatan Tamban Dalam Angka 2021 (B. K. B. Kuala (Ed.)). BPS Kabupaten Barito Kuala.
  7. Mirwan, A., Wicakso, D. R., Ghofur, A., & Nata, I. F. (2020). Aplikasi membran ultrafiltrasi termodifikasi untuk penyediaan air bersih layak konsumsi di Desa Jambu Burung Kalimantan Selatan. Buletin Profesi Insinyur, 3(1), 29–32. https://doi.org/10.20527/BPI.V3I1.62
  8. Noviana, S., Arisanty, D., & Normelani, E. (2018). PEMANFAATAN AIR SUNGAI KANAL TAMBAN UNTUK KEBUTUHAN AIR BERSIH MASYARAKAT DI KECAMATAN TAMBAN KABUPATEN BARITO KUALA. JPG (Jurnal Pendidikan Geografi), 5(1). https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/jpg/article/view/4993
  9. Water Treatment Manual: Filtration. (n.d.). Retrieved February 17, 2022, from www.epa.ie
  10. Widiastuti, N., Wu, H., Ang, H. M., & Zhang, D. (2011). Removal of ammonium from greywater using natural zeolite. Desalination, 277(1–3), 15–23. https://doi.org/10.1016/J.DESAL.2011.03.030

Artikel Serupa

1 2 3 > >> 

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.