Pengaruh Getah Tunas Pisang (Musa Paradisiaca Var. Sapientum) Terhadap Perkembangan Koloni Luka Bakar Grade Ii Pada Mencit (Mus Musculus) Strain Balb/C
DOI:
https://doi.org/10.30651/jkm.v2i2.920Abstract
Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. WHO memperkirakan terjadi 195.000 kematian pertahun disebabkan karena luka bakar. Luka bakar menyebabkan fungsi kulit sebagai barier berkurang sehingga menyebabkan mikroorganisme masuk dan membentuk koloni sehingga menyebabkan infeksi. Faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka bakar adalah perawatan luka yang tepat, salah satunya adalah penggunaan getah pisang sebagai bahan tradisional alternatif yang mengandung saponin, tanin dan flavonoid yang berfungsi untuk mempercepat penyembuhan luka. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian getah tunas pisang ambon terhadap koloni bakteri fase inflamasi luka bakar grade II pada mencit.
Desain penelitian ini menggunakan true experiment post only control goup design dengan pemberian getah tunas pisang ambon pada mencit (mus musculus) strain balb/c berjenis jantan umur 2 sampai 2,5 bulan dan berat badan 20-30 gram dengan jumlah 18 mencit. Mencit diberikan luka bakar derajat II dan diobservasi jumlah koloni sesudah perawatan getah tunas pisang ambon dan dibandingkan dengan kelompok kontrol (silver sulfadiazine/ SSD)
Hasil penelitian menunjukkan setelah dilakukan perawatan dengan getah tunas pisang ambon jumlah koloni bakteri rata-rata 52-381 dan setelah perawatan menggunakan SSD sebanyak 276-641 koloni. Hasil uji independent samples test dengan nilai p=0,000 (< 0,01), maka H1 diterima yaitu ada perbedaan pemberian getah tunas pisang ambon terhadap jumlah koloni bakteri antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol
Getah tunas pisang ambon mengandung saponin dan flavonoid yang berfungsi sebagai anti bakteri sehingga dapat menghentikan berkembangnya koloni bakteri pada luka. Diharapkan getah tunas pisang ambon bisa menjadi alternatif dalam mencegah infeksi pada luka.
Kata Kunci : luka bakar, getah tunas pisang ambon, koloni bakteri
References
Bowler, P. G., Duerden, B. I., & Amstrong, D. G. (2001). Wound Microbiology and Associated Approaches to Wound Management. Clinical Microbiology Reviews, 14(2), 244–269. doi:10.1128/CMR.14.2.244
Çakir, B., & En, B. Ç. Y. E. (2004). Systemic Responses to Burn Injury. Turkish Journal Medicine Science, 34, 215–226.
Christiawan, A., & Perdanakusuma, D. (2010.). Aktivitas Antimikroba Daun Binahonng terhadap Pseudomonas Aeruginosa dan Staphylococcus Aureus yang Sering Menjadi Penyulit pada Luka Bajar. Ilmu Bedah Plastik, 1–6.
Dahlan, Sopiyudin., 2011. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 5.Jakarta, Salemba Medika.
Hananta, D., Listyarini, I., & Haryati, L. (2005). Efek getah Pelepah Pisang (Musa spp) terhadap Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa Secara In Vitro. PKMI, 2(19), 1–7.
Harianie, L. A. R., & Djamhuri, M. (2012). Kleoterapi Endoskopi Getah Pohon Pisang Serta Manfaatnya Dalam Menyembuhkan Luka ( Kajian Surat Al Waaqi ’ ah : 25-33 ). El-QUDWAH, 25–33.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis
Data. Jakarta: Salemba Medika
Martina, N. R., & Wardhana, A. (2013). Mortality Analysis of Adult Burn Patients. Jurnal Plastik Rekonstruksi, 2, 96–100.
Martyarini, S. A. (2011). Efek Madu Dalam Proses Epitelisasi Luka Bakar (pp. 1–10). Semarang.
Moenadjat Y. 2005. Resusitasi: dasar-dasar manajemen luka bakar fase akut. Jakarta:Komite Medik Asosiasi Luka Bakar Indonesia. hlm.60
Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan.Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika
Oktiarni, D., Manaf, S., & Suripno. (2012). Pengujian
Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn .) Terhadap Penyembuhan Luka Bakar Pada Mencit ( Mus musculus ). GRADIEN Journal, 8(1), 752–755.
Permana, E., Nasution, I., & Gunawijaya, J. (2011). Kearifa Lokal Tentang Mitigasi Bencana Pada Masyarakat Baduy. MAKARA, Sosial Humaniora, 15(1), 67–76.
Prasetyo, B. F., Wientarsih, I., & Priosoeryanto, B. P. (2010). Ambon dalam Proses Penyembuhan Luka pada Mencit. Jurnal Veteriner, 11(2), 70–73.
Downloads
Published
Issue
Section
License
- Penulis tetap memegang hak atas karyanya dan memberikan hak publikasi pertama kepada jurnal ini yang secara simultan karya tersebut dilisensikan di bawah:Â Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0)