Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menggunting Pada Anak Usia Dini Di Kelompok A TK Khadijah Surabaya

Isi Artikel Utama

Berda Asmara

Abstrak

Salah satu kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak yaitu kegiatan menggunting. Kegiatan menggunting bertujuan untuk melatih koordinasi mata dan otot-otot tangan serta konsentrasi. Keterampilan menggunting bisa menjadi tahap persiapan awal anak menulis terutama saat memegang pensil. Kegiatan menggunting salah satu stimulus yang dapat dikembangkan oleh pendidik dalam mengembangkan motorik anak terutama motorik halus anak. Anak akan mampu mengkoordinasi indra mata dan aktivitas tangan melalui kegiatan menggunting. Gerakan motorik halus pada anak berkaitan dengan kegiatan meletakkan, atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 4-5 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir sempurna. Menggunting adalah memotong berbagai aneka kertas atau bahan-bahan lain dengan mengikuti alur, garis dan bentuk-bentuk tertentu merupakan salah satu kegiatan yang mengembangkan motorik halus anak. Koordinasi mata dan tangan dapat berkembang melalui kegiatan menggunting. Saat menggunting jari jemari anak akan bergerak mengikuti bentuk yang di gunting. Model  penelitian  ini  mengacu  pada  model  penelitian  tindakan  kelas  dari Kemmis  dan  Mc  Taggart  sebagaimana dalam kegiatan  menggunakan  siklus  sistem  spiral. Masing-masing  siklus  terdiri  dari empat komponen pokok yaitu perencanaan, perlakuan atau tindakan, pengamatan dan  refleksi. Teknik pengumpulan data dalam  penelitian  ini  menggunakan  teknik  observasi dan dokumentasi yaitu  kegiatan  mengamati secara  langsung  pembelajaran  menggunting  untuk  meningkatkan  keterampilan motorik halus. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah lembar instrumen observasi. Peningkatan keterampilan  motorik  halus  anak  dapat  terlihat  dari  ketepatan  anak  dalam menggunting sesuai pola dengan berbagai media. Peningkatan keterampilan motorik halus anak pada kelompok A TK Khadijah Surabaya dapat  dilihat  dari  rata-rata  keterampilan  motorik  halus  anak pada  kondisi  awal  sebesar  47.3%,  meningkat  pada  siklus  I  menjadi  62.2%  dan pada siklus II mencapai 84.1%.

Kata kunci: Kemampuan Motorik Halus, Menggunting, Anak Usia Dini.

Rincian Artikel

Biografi Penulis

Berda Asmara, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA)

PGPAUD FKIP DAN DOSEN

Referensi

  1. Aqib, Zainal dkk. 2017. Peneltian Tindakan Kelas TK/RA-SLB/SDLB. Yogyakarta; Ar-Ruzz Media.
  2. Driyo, Agoes. 2011. Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung; PT Refika Aditama.
  3. Eliyawati, Cucu. 2005. Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar untuk Anak Usia Dini. Jakarta; Depdiknas.
  4. Harun Rasyid, Mansyur & Suratno. 2009. Assesmen Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.
  5. Murniza, Noviya. 2016. Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menggunting Yang Bervariasi Di PAUD Terpadu Islam Al-Haramain Sawah Dangka kecamatan Tilatang kamang Kabupaten Agam. Jakarta: Universitas Terbuka.
  6. Mursid. 2018. Belajar dan Pembelajaran PAUD. Bandung; PT Remaja Rosdakarya.
  7. Rochiati Wiriaatmadja. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  8. Sugiyono. 2017. Metode Peneltian Pendidikan .Bandung; Alfabeta.
  9. Sujati. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: UNY.
  10. Suharsimi, Arikunto.1992.Prosedur penelitian. Jakarta; Rineka Cipta.
  11. Sumanto.2005.Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK. Jakarta; Depdiknas.
  12. Sumantri. 2005. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta; Depdiknas.
  13. Susanto, Ahmad. 2014. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta; PT Karisma Putra Utama.
  14. Suyadi. 2017. Teori Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
  15. Wina Sanjaya. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.
  16. Yudha M Saputra dan Rudyanto. 2005. Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Keterampilan Anak Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas.