Isi Artikel Utama

Abstrak

Discharge planning adalah suatu proses multidisplin yang melibatkan Profesioanal Pemberi Asuhan (PPA) dan Manajer Pelayanan Pasien (MPP) yang bertujuan untuk mengurangi lama tinggal atau perawatan di rumah sakit, mencegah terjadinya readmisi dan meningkatkan kordinasi layanan setelah keluar dari rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kolaborasi multidisiplin pelaksanaan discharge planning di RSUD Haji Makassar dengan menggunakan pendekatan observasional pre-post implementasi pendokumentasian discharge planning dan metode wawancara dalam bentuk focus group discussion (FGD) terhadap kepala bidang keperawatan, kepala ruangan, ketua tim, perawat pelaksana dan tim pokja. Instrumen yang digunakan adalah instrumen wawancara dan instrumen discharge planning terintegrasi. Hasil yang didapatkan yaitu pendokumentasian discharge planning di RSUD Haji Makassar belum optimal sehingga dilakukan beberapa program kegiatan yaitu studi literature, penyegaran tim, pelatihan, pembuatan panduan, form dan SOP discharge planning, uji coba form dan evaluasi. Setelah implementasi didapatkan peningkatan pendokumentasian discharge planning menjadi 77.7%, Selain itu, discharge planning juga dilakukan pada saat pasien masuk di ruang rawat inap hingga pasien sebelum pulang. Oleh karena itu, pada penelitian selanjutnya dibutuhkan penelitian terkait pendokumenatsian discharge planning secara multidisiplin, serta perlunya monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan discharge planning.

 

Multidisciplinary Collaboration on Discharge Planning Implementation 

ABSTRACT

Discharge planning is a multidisciplinary process that involves the Professional Care Provider (PPA) and the Patient Services Manager (MPP) aims to reduce the length of stay or treatment in the hospital, prevent readmissions and improve service coordination after discharge from the hospital. This research to evaluate multidisciplinary collaboration implementation of discharge planning in Haji Hospital Makassar using an observational approach pre-post implementation of discharge planning documentation and interview method in focus group discussions (FGD) of head nurse, chief nurse, team leader, nurse associate, and team. The instrument used was an interview instrument and an integrated discharge planning instrument. The results obtained were documentation of discharge planning in Haji Hospital Makassar was not optimal so that several program activities were literature study, team refreshment, training, making guidelines, form and SOP discharge planning, trial form, and evaluation. After implementation, there was an increase in the documentation of discharge planning to 77.7%. In addition, discharge planning was also carried out when the patient entered the inpatient room to the patient before leaving. Therefore, further research is needed in order to discharge planning documentation by a multidisciplinary team, monitoring, and evaluation of the discharge planning implementation.

 

Keyword: Multidisciplinary Collaboration; Discharge Planning

Kata Kunci

Kolaborasi Multidisiplin Discharge Planning

Rincian Artikel

Biografi Penulis

Helmi Juwita, Manajemen Keperawatan, Program Studi Magister Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Hasanuddin

S1 Keperawatan dan Profesi Ners UIN Alauddin Makassar.

Program Studi Magister Ilmu Keperawatan (PSMIK), Fakultas Keperawatan, Universitas Hasanuddin.

Referensi

  1. Abdul-Kareem, K., Lindo, J. L. M., & Stennett, R. 2019. Medical-surgical nurses’ documentation of client teaching and discharge planning at a Jamaican hospital. International Nursing Review, 66(2), 191–198. https://doi.org/10.1111/inr.12487
  2. AHRQ. 2017. Strategy 4: IDEAL Discharge Planning (Implementation Handbook) Guide to Patient and Family Engagement Care Transitions from Hospital to Home: IDEAL Discharge Planning Implementation Handbook Strategy 4: IDEAL Discharge Planning (Implementation Handbook) G. Retrieved from https://lookaside.fbsbx.com/file/Strat4_ Implement_Hndbook_508_v2.pdf
  3. Fitri, E., Herliawati.,&Wahyuni, D. 2018. Karakteristik, pengetahuan, dan pelaksanaan perencanaan pulang yang dilakukan oleh perawat. Seminar Nasional Keperawatan, 4(1), 36–41.
  4. Gonçalves-Bradley, D. C., Lannin, N. A., Clemson, L. M., Cameron, I. D., & Shepperd, S. 2016. Discharge planning from hospital ( Review ) SUMMARY OF FINDINGS FOR THE MAIN COMPARISON. Cochrane Database Syst Rev, (1), 74. https://doi.org/ 10.1002/14651858.CD000313.pub5.www.cochranelibrary.com
  5. Hardivianty, C. 2017. Evaluasi Pelaksanaan Discharge Planning di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta. Proceeding Health Architecture, 1(1), 21–34.
  6. Hidayah, & Rauf. 2013. Manajemen Ruang Rawat Inap. Makassar: Alauddin University Press.
  7. KARS. 2018. Standar akreditasi rumah sakit edisi 1., 1–421. https://doi.org/362.11
  8. Komisi Akreditasi Rumah Sakit. 2016. Panduan Praktik Manajer Pelayanan Pasien-MPP di Rumah Sakit (Case Manager). (Sutoto, Ed.) (II). Jakarta: KARS. https://doi.org/ 10.1017/CBO9781107415324.004
  9. Kotler. 2001. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Jakarta: PT. Prehallindo.
  10. Kurniadi. 2013. Manajemen Keperawatan dan Prospektifnya. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
  11. Natasia, N., Andarini, S., & Koeswo, M. 2014. Hubungan antara Faktor Motivasi dan Supervisi dengan Kinerja Perawat dalam Pendokumentasian Discharge Planning di RSUD Gambiran Kota Kediri. Jurnal Aplikasi Manajemen, 12(66), 723–730.
  12. Noviyanti, S., Noprianty, R., & Hafsa. 2019. Pelaksanaan Discharge Planning oleh Profesional Pemberi Asuhan (PPA) di Ruang Rawat Inap. Jurnal Kesehatan Vokasional, 4(3), 139–146. https://doi.org/10.22146/jkesvo.48638
  13. Nursalam. 2016. Manajemen Keperawatan (5th ed.). Jakarta: Salemba Medika.
  14. Proborini, C. A., Anggorowati, A., & Rofii, M. 2019. Penerapan discharge planning dengan pendekatan SNARS terhadap kepuasan pasien PPOK di RSUD Karanganyar. Journal of Health Studies, 3(1), 28–36. https://doi.org/10.31101/jhes.569