Isi Artikel Utama

Abstrak

Perbaikan lingkungan dengan penanaman mangrove berbasis masyarakat untuk mendukung wisata pesisir dilatar belakangi oleh garis pantai mengalami kemunduran dengan tingginya erosi pantai, kurangnya sentuhan iptek dalam pengelolaan mangrove, masyarakat tidak memiliki mata pencaharian alternatif dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga dan memelihara lingkungan. Tujuan program ini adalah terbentuknya unit pemberdayaan masyarakat terhadap ekosistem mangrove, menjadikan ekosistem mangrove sebagai wisata pesisir untuk meningkatkan pendapatan daerah, kesejahteraan masyarakat dan kelestarian alam. Metode yang digunakan meliputi: 1) metode perencanaan: survei lokasi, perijinan, wawancara, pemberian kuesioner, 2) metode pelaksanaan: penyuluhan, pembentukan unit lembaga, pembibitan, persemaian, penanaman dan kerja bakti bersih pantai dan 3) metode evaluasi: meminimalisir kelemahan dan hambatan selama kegiatan berlangsung. Program dilaksanakan pada Juli 2019 di desa Tapulaga kecamatan Soropia kabupaten Konawe. Hasil program yang dicapai: persepsi masyarakat banyak yang setuju desa Tapulaga menjadi daerah ekowisata mangrove, terbentuknya Sahabat Mangrove Desa Tapulaga sebagai lembaga pengelola mangrove dan lembaga pendukung lainya seperti kelompok Pengawas Pesisir Wahana Lestari dan kelompok Nelayan Lestari, bertambahnya 1 unit bedeng persemaian mangrove yang baru yang dapat dijadikan lahan bisnis untuk dijual, penambahan jumlah area kawasan hutan mangrove desa Tapulaga dengan melalui 1000 bibit pohon mangrove yang ditanam dan berkurangnya sampah plastik melalui kerja bakti bersih pantai desa Tapulaga.

Kata Kunci: Desa Tapulaga; mangrove; pesisir; wisata

 

Environmental Improvement with Community-Based Mangrove Planting to Support Coastal Tourism in Tapulaga Village 


ABSTRACT 

Improvement of the environment by planting community-based mangroves to support coastal tourism due to the shoreline has deteriorated with high coastal erosion, lack of science and technology touches in mangrove management, the community lacks alternative livelihoods and lack of community awareness to protect and preserve the environment. The purpose of this program is the formation of a community empowerment unit for mangrove ecosystems, making mangrove ecosystems as coastal tourism to increase regional income, community welfare and nature conservation. The methods used include: 1) planning methods: location surveys, permits, interviews, questionnaires, 2) implementation methods: counseling, the establishment of institutional units, nurseries, nurseries, planting and beach clean service work and 3) evaluation methods: minimizing weaknesses and obstacles during the activity. The program was carried out in July 2019 in Tapulaga village, Soropia sub-district, Konawe regency. Program results achieved: many community perceptions agree that Tapulaga village becomes a mangrove ecotourism area, the formation of Friends of Mangrove Tapulaga Village as a mangrove management institution and other supporting institutions such as the Wahana Lestari Coastal Supervisor group and the Sustainable Fishermen group, an increase in 1 new mangrove nursery unit can be used as a business land for sale, increasing the number of mangrove forest areas in Tapulaga village by going through 1000 mangrove tree seedlings planted and reducing plastic waste through the clean beach service work of Tapulaga village.

Keywords: coastal; mangrove; Tapulaga Village; tourism

Kata Kunci

mangrove desa Tapulaga pesisir wisata

Rincian Artikel

Biografi Penulis

Aminuddin Mane Kandari, Universitas Halu Uleo

Program Studi Ilmu Lingkungan, FHIL

Safril Kasim, Universitas Halu Uleo

Program Studi Ilmu Lingkungan, FHIL

La Ode Siwi, Universitas Halu Uleo

Program Studi Ilmu Lingkungan, FHIL

Ridwan Adi Surya, Universitas Halu Uleo

Program Studi Ilmu Lingkungan, FHIL

La Ode Agus Salim Mando, Universitas Halu Uleo

Program Studi Kehutanan, FHIL

Asramid Yasin, Universitas Halu Uleo

Program Studi Ilmu Lingkungan, FHIL

Herlan Hidayat, Universitas Halu Uleo

Program Studi Ilmu Lingkungan, FHIL

Terry Y.R. Pristya, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Program Studi Kesehatan Masyarakat, FIKES

Referensi

  1. Adam dan Aulia P. 2018. Penanaman Mangrove untuk Konservasi Pantai Tanjung Sengkuang. Minda Baharu Vol. 2 : 29-37.
  2. Amin, A.H., Mimien H.I., Fatchur R., Istamar S. 2016. Sosialisasi Pengelolaan Hutan Mangrove Berkelanjutan Sebagai Upaya Peningkatan Kesadaran Siswa Dan Masyarakat Akan Dampak Alih Fungsi Lahan Mangrove (Studi Kasus Di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan). Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016. Universitas Negeri Surabaya.
  3. Badan Pusat Statistik Kabupaten Konawe, Kecamatan Soropia dalam Angka 2018. BPS Kabupaten Konawe.
  4. Handaka, AA., I. Riyantini, M.Y. Awaluddin. 2007. Kepedulian Masyarakat terhadap Pencemaran di Wilayah Pesisir Pameungpeuk Kabupaten Garut. Jurnal Akuatika. FPIK Unpad.
  5. Hardianti S., Eka P., Paskal S. 2014. Hubungan Pengetahuan Konservasi dengan Persepsi Nelayan tentang Kegiatan Penanaman Mangrove di Kampung Garapan Desa Tanjung Pasir Tangerang. Jurnal: Biosfer Vol VI No.2: 10-14.
  6. Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. 2018. Refleksi 2017 dan Outlook 2018 Membangun dan Menjaga Ekosistem Laut Indonesia Bersama Ditjen Pengelolaan Ruang Laut. Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut. Jakarta.
  7. Nontji, A. Laut Nusantara. Jakarta: Penerbit Djambatan.
  8. Pramudji, 2001. Ekosistem Hutan Mangrove dan Peranannya sebagai Habitat Berbagai Fauna Aquatik. Oseana, Vol. XXVI No. 4 : 13-23.
  9. Priyono, A. 2010. Panduan Praktis Teknik Rehabilitasi Mangrove di Kawasan Pesisir Indonesia. Semarang: KeSEMaT.
  10. Utami, A., dan Ahmad M. 2016. Peran Lembaga Swadaya Masyarakat dalam Pengelolaan Mangrove Pasca Tsunami di Desa Kajhu, Baitusalam, Aceh Besar, NAD. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Kehutanan Universitas Gadjah Mada.