Kampung Inklusif: Model Toleransi Antar Agama Di Balun Lamongan

Authors

  • Sholihul Huda Dosen Prodi Studi Agama-agama UMSurabaya

DOI:

https://doi.org/10.30651/ah.v1i1.959

Abstract

Desa Balun adalah desa yang paling unik di Kabupaten Lamongan, bahkan
mungkin di Indonesia. Di desa ini terdapat tiga agama yang dipeluk oleh
warganya, yaitu: Islam, Hindu, dan Kristen, namun relasi kehidupan sosio-kultur
dan sosio-religi relatif damai dan penuh toleransi ditengah perbedaan agama,
sehingga desa ini dikenal dengan “Desa Pancasila†atau “Kampung Inklusif.
Tentu fenomena ini menarik karena ditengah perbedaan agama mereka dapat
membangun tata kehidupan sosio-kultur yang damai dan harmonis. Sementara di
daerah lain perbedaan agama atau keyakinan menjadi legitimasi atau pemicu
terjadinya konflik dan kekerasaan antar kelompok di masyarakat. Dampak dari
konflik atau kekerasan agama adalah terjadinya ketidaknyamaan, ketidakamanan
(incsecurity), terutama bagi kelompok minoritas, yang pada giliranya akan
berpengaruh pada integrasi dan persatuan bangsa. Dari fenomena inilah,
menarik untuk diteliti bagaiaman masyarakat Balun dapat mengolah perbedaan
agama, sehingga mampu membina dan membangun budaya toleransi di
masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap paradigma, faktor dan
model atau bentuk toleransi di Desa Balun, Kecamatan Turi Kabupaten
Lamongan, menggunakan metode peneltian dengan pendekataan kualitatif
dengan unit informan adalah komunitas (tokoh) Kristen, Hindu dan Islam serta
Perangkat Desa Balun. Metode pengumpulan data mengunakan metode
pengamatan (observasi), wawancara mendalam (depth interview) dengan model
Snowball dan telaah kepustakaan dan FGD (Focus Group Discusion). Analisa
data menggunakan multidisiplin keilmuan, artinya tergantung data yang didapat,
kalau data yang didapat data agama maka analisa mengunakan studi agama dan
sebagainya. Hasil penelitian, pertama paradigma masyarakat Balun dalam
memahami ajaran agamanya (Islam, Hindu, Kristen) adalah paradigma subtantif-
inklusif. Kedua, faktor yang melatarbelakangi budaya toleransi di Balun adalah,
faktor pemahaman terhadap ajaran agamanya yang subtantif-inklusif, kebijakan
politik yang pluralis, tradisi sosio-kultur yang toleran, tradisi perkawinan beda
agama yang terjaga. Adapun model toleransi yang terdapat di Balun adalah,
pertama, Struktur (Perangkat) Desa yang Plural. Kedua, Keluarga Multikultural
(Demokratis), Ketiga, Ngaturi/Kenduri Multikultural dan Keempat, Dakwah
Inklusif. Semoga model tolreansi yang terbangun di Desa Balun dapat menjadi
inspirasi dan cermin bagi masyarakat Indonesia lainya yang rawan akan
terjadinya konflik, sehingga harapan kita membangun Indonesia yang bersatu,
toleran, maju, damai dan harmonis dapat terwujud.

Downloads

Published

2017-11-20

Issue

Section

Artikel