PERANCANGAN PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK (P2TP2A) DI SURABAYA DENGAN MENERAPKAN KONSEP BIOFILIK

Abstract

Tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak kini semakin marak terjadi di berbagai daerah di Indonesia khusunya di Surabaya. Maka dari itu, pemerintah membentuk P2TP2A sebagai upaya meminimalisir kasus tersebut. P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) adalah pusat pelayanan yang terintegrasi dalam upaya pemberdayaan perempuan di berbagai bidang pembangunan, serta perlindungan perempuan dan anak dari berbagai jenis diskriminasi dan tindak kekerasan, termasuk perdagangan orang yang dibentuk oleh pemerintah atau berbasis masyarakat. P2TP2A perlu dibangun di Surabaya karena bangunan tersebut masih belum memiliki lahannya sendiri dan masih belum memenuhi standar sarana dan prasarana yang dibuat oleh Kemenppa. Sebagai bangunan dengan fungsi rehabilitasi, penerapan konsep biofilik dirasa tepat pada perancangan tersebut karena dapat membantu memulihkan keadaan psikis korban. Arsitektur biofilik merupakan sebuah desain yang memberikan kesempatan bagi manusia untuk hidup dan bekerja pada tempat yang sehat, minimum tingkat stress, serta menciptakan kehidupan yang sejahtera dengan cara mengintegrasikan alam, baik secara material alami maupun bentuk-bentuk alami kedalam desain. Nantinya, perancangan bangunan P2TP2A dengan penerapan konsep biofilik ini akan meningkatkan interaksi manusia dengan alam, sehingga dapat menjadi contoh baru untuk bangunan serupa khususnya di Indonesia, serta menggunakan tanaman sebagai tambahan media penyembuhan khususnya untuk psiskis korban.