HUBUNGAN ANTARA KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN KEJADIAN DERMATOFITOSIS DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN

Penulis

  • Alisya Fitria Risanti Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya
  • Yuli Wahyu Rahmawati Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya
  • Nenny Triastuti Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya
  • Nur Aisah Ibrahimiyah Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.30651/jmu.v2i2.25675

Kata Kunci:

Dermatofitosis, Kadar Glukosa Darah, Infeksi Jamur

Abstrak

Latar belakang: Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka, yang berfungsi untuk bahan bakar bagi proses metabolisme dan juga sumber energi utama bagi otak. Terjadinya kadar glukosa darah yang tinggi dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh akibatnya tubuh sulit untuk melawan infeksi. Selain itu juga, dapat meningkatkan virulensi beberapa patogen, penurunan produksi interleukin, pengurangan kemotaksis dan pengurangan aktivitas fagositosis, sehingga rentan terjadi infeksi salah satunya adalah Dermatofitosis. Dematofitosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh kolonisasi jamur dermatofita yang menyerang jaringan mangandung keratin seperti, kuku, rambut, dan stratum korneum pada epidermis. Di Indonesia prevalensi kejadian dermatofitosis sebanyak  52% dari seluruh kasus dermatomikosis.

Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui hubungan kadar glukosa darah dengan kejadian dermatofitosis di Poli Klinik RSUD Dr. Soegiri Lamongan.

Metode: Metode penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah semua pasien kulit kelamin  dan menyetujui informed consent. Data dikumpulkan melalui pemeriksaan fisik oleh dokter spesialis kulit kelamin, pemeriksaan KOH 10%, dan alat glukometer. Analisis statistik dilakukan untuk menentukan hubungan antara kadar glukosa darah dengan kejadian Dermatofitosis.

Hasil: Berdasarkan hasil analisis statistik uji korelasi menunjukkan bahwa nilai chi-square p-value sebesar 0,164. Nilai signifikan tersebut menunjukan p>0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kadar glukosa darah dengan krjadian dermatofitosis di Poli Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soegiri Lamongan.

Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kadar glukosa darah dengan kejadian dermatofitosis di Poli Klinik Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soegiri Lamongan.

Kata kunci: Dermatofitosis, Kadar Glukosa Darah, Infeksi Jamur

Referensi

Abdul, A., & Al, H. S. (2023). Relationship Between Blood Glucose Level and Skin Fungi Infection. March, 5–8. https://www.researchgate.net/profile/Ali-Al-Janabi-3/publication/369245886_Relationship_between_blood_glucose_level_and_skin_fungi_infection/links/6411dc77315dfb4cce80cdfa/Relationship-between-blood-glucose-level-and-skin-fungi-infection.pdf

Al-Khikani, F. (2020). Dermatophytosis a worldwide contiguous fungal infection: Growing challenge and few solutions. Biomedical and Biotechnology Research Journal, 4(2), 117–122. https://doi.org/10.4103/bbrj.bbrj_1_20

Alzahraa, F., Ali, H. A., Al-janabi, J. K. A., & Alhattab, M. K. (2017). Prevalence of dermatophyte fungal infection in Hillah , Iraq. 10(6), 827–837. https://www.researchgate.net/publication/318502377_Prevalence_of_dermatophyte_fungal_infection_in_Hillah_Iraq

Anwar. (2017). Karakteristik Penderita Dermatofitosis Pada Pasien Rawat Jalan Raya di RSUD Raya Makassar Periode Januari-Desember 2016. https://id.scribd.com/document/415491605/2

Chia, C. W., Egan, J. M., & Ferrucci, L. (2018). Age-related changes in glucose metabolism, hyperglycemia, and cardiovascular risk. Circulation Research, 123(7), 886–904. https://doi.org/10.1161/CIRCRESAHA.118.312806

Dalei, S. R., Nayak, D., Bhue, P. K., Das, N. R., & Behera, B. (2023). Current Status of Dermatophytosis: A Hospital-Based Study in Northern Odisha, India. Cureus, 15(11). https://doi.org/10.7759/cureus.48664

David, P., Singh, S., & Ankar, R. (2023). A Comprehensive Overview of Skin Complications in Diabetes and Their Prevention. Cureus, 15(5). https://doi.org/10.7759/cureus.38961

Dilly, J. T., Kapantow, M. G., & Suling, P. L. (2016). Profil herpes zoster di poliklinik kulit dan kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari - Desember 2013. E-CliniC, 4(2). https://doi.org/10.35790/ecl.4.2.2016.14563

Fitriana, R. (2014). PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG UPAYA KESEHATAN ANAK. Procedia Manufacturing, 1(22 Jan), 1–17.

Graceciela, Y. E., Anggraini, D. I., Himayani, R., & Sibero, H. T. (2024). Hubungan Usia, Jenis Kelamin, Dan Pekerjaan Dengan Kejadian Dermatofitosis di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Periode 2017- 2021. Medula, 14(6), 1036–1045. http://journalofmedula.com/index.php/medula/article/view/1097/887

Haro, M., Alemayehu, T., & Mikiru, A. (2023). Dermatophytosis and its risk factors among children visiting dermatology clinic in Hawassa Sidama, Ethiopia. Scientific Reports, 13(1), 1–9. https://doi.org/10.1038/s41598-023-35837-7

Hermayanti, D., & Nursiloningrum, E. (2018). Hiperglikemia Pada Anak. Saintika Medika, 13(1), 25. https://doi.org/10.22219/sm.v13i1.5443

Hosthota, A., Gowda, T., & Manikonda, R. (2018). Clinical profile and risk factors of dermatophytoses: a hospital based study. International Journal of Research in Dermatology, 4(4), 508. https://doi.org/10.18203/issn.2455-4529.intjresdermatol20183860

Irfan, M., & Harahap, R. A. (2022). Pembangunan Kesehatan Multidisiplin Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri dan Personal Hygiene dengan Gejala Tinea Manum pada Penjual Ikan di Pasar Tavip Kota Binjai. Prosiding Nasional FORIKES : Pembangunan Kesehatan Multidisiplin, 1(5), 1–7. https://forikes-ejournal.com/index.php/profo/article/view/profo202214/202214

Iverson, B. L., & Dervan, P. B. (2009). Biokimia Harper (27th ed.).

Ningsih, N. M. T., Winiati, N. W., & Widiawati, S. (2022). Hubungan Dermatofitosis dengan Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Sanjiwani Gianyar. Aesculapius Medical Journal, 2(2), 91–96. https://doi.org/https://doi.org/10.22225/amj.2.2.2022.91%20-%2096

Nurfadilah, R. A. (2022). HUBUNGAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN KEJADIAN DERMATOFITOSIS DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RS MUHAMMADIYAH PALEMBANG DAN RSUP DR. RIVAI ABDULLAH. https://digilib.rsrivaiabdullah.id/assets/file/Pendidikan_702018028_Rizka Anisa Nurfadilah.pdf

Nurhidayah A. (2021). Identifikasi Jamur Patogen Penyebab Dermatofitosis. Program Studi Teknologi Laboratorium Medik, Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, 5, 8–17. https://doi.org/https://doi.org/10.26714/jlabmed.5.1.2021.8-17

Petrucelli, M. F., de Abreu, M. H., Cantelli, B. A. M., Segura, G. G., Nishimura, F. G., Bitencourt, T. A., Marins, M., & Fachin, A. L. (2020). Epidemiology and diagnostic perspectives of dermatophytoses. Journal of Fungi, 6(4), 1–15. https://doi.org/10.3390/jof6040310

Putu Indah Budiapsari, Ni Kadek Ari Purnama, & Sayu Widiawati. (2024). Age and Sex Characteristics of Dermatophytosis in Gianyar, Indonesia. Folia Medica Indonesiana, 60(1), 25–32. https://doi.org/10.20473/fmi.v60i1.51214

Saskia, T., Mutiara, H., & Lampung, U. (2015). Infeksi Jamur pada Penderita Diabetes Mellitus Fungal Infections in Diabetes Mellitus. Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung, 4(November), 69–74.

Septiani Surya Puspita Sari, K. E. (2021). Profil Dermatofitosis Di Poliklinik Kulit Dan Kelamin Rsup Sanglah Denpasar Periode 2017 -2018. E-Jurnal Medika Udayana, 10(4), 99. https://doi.org/10.24843/mu.2021.v10.i4.p17

Sudarsono, S., Ipaljri, A., & Shaleha, N. (2024). Hubungan Hiperglikemia Dengan Tinea Korporis Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Graha Hermine Batam Tahun 2021. Zona Kedokteran: Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Batam, 13(3), 505–512. https://doi.org/10.37776/zked.v13i3.1359

Surja, S. S., Hermawan, M., Wijaya, M., Pramanta, P., & Yolanda, H. (2018). Uncontrolled blood sugar tends to increase prevalence of dermatomycosis in diabetic type 2 patients. Universa Medicina, 37(3), 188–194. https://doi.org/10.18051/univmed.2018.v37.188-194

Widhiastuti, F., Handamari, D. A., & Musy, R. (2023). Studi Retrospektif Kunjungan Pasien Baru Mikosis Superfisialis di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soedono Madiun, Indonesia Januari-Desember 2021. Cermin Dunia Kedokteran, 50(4), 186–190. https://doi.org/10.55175/cdk.v50i4.853

Wira Tri Putra, M. I. (2018). Hubungan Diabetes Melitus Tipe 2 Terhadap Kejadian Dermatofitosis Di RSUD DR. RM. http://repository.umsu.ac.id/bitstream/handle/123456789/775/PDF WIRA.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Unduhan

Diterbitkan

2025-05-19