UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KOMBINASI EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) DAN DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle Linn) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO
DOI:
https://doi.org/10.30651/jmu.v2i2.25547Kata Kunci:
Daun salam, Daun sirih hijau, Piper betle Linn, Syzygium polyanthum, Staphylococcus aureusAbstrak
Latar Belakang: Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri umum yang
dapat menyebabkan penyakit infeksi yang paling sering di dunia. Seperti infeksi kulit,
endokarditis, pneumonia, osteomielitis, selulitis, impetigo, bahkan hingga bisa terjadi
sepsis. WHO memasukkan S. aureus sebagai bakteri patogen dalam kategori "high
priority" yang memerlukan antibiotik generasi baru. Sehingga dibutuhkan inovasi lebih
lanjut untuk menanggulangi permasalahan dari antibiotik tersebut. Indonesia
merupakan negara yang memiliki aneka ragam tumbuhan herbal yang dapat diolah dan
dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Beberapa jenis tanaman yang tersedia dalam
jumlah banyak dan mudah didapat di Indonesia adalah daun salam dan daun sirih hijau.
Daun salam dan daun sirih hijau mengandung zat aktif seperti flavonoid, tanin, alkaloid
dan minyak atsiri sebagai antibakteri. Kombinasi tanaman yang bersifat antibakteri
akan saling mempengaruhi kerja dari masing-masing senyawa aktif didalamnya,
sehingga dapat meningkatkan aktivitas antibakteri. Oleh karena itu peneliti tertarik
untuk melakukan uji aktivitas antibakteri dengan mengkombinasikan ekstrak daun
salam (Syzygium polyanthum) dan daun sirih hijau (Piper betle Linn) terhadap bakteri
S. aureus secara in vitro. Tujuan: Untuk membuktikan adanya aktivitas antibakteri
pada kombinasi ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) dan ekstrak daun sirih hijau
(Piper betle Linn) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Metode:
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif True eksperimental laboratorik in vitro
dengan menggunakan desain penelitian Posttest Only Control Group Design. Hasil:
Dari uji analisis menggunakan uji parametrik One Way Anova, Hasil p-value < 0,05
(0,000), ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan dari uji kombinasi kombinasi
ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) dan daun sirih hijau (Piper betle Linn)
terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Hal ini bermakna bahwa variasi perbandingan
kombinasi ekstrak dan antibiotik signifikan dalam penghambatan bakteri. Hasil uji
Tukey dari penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar zona hambat yang dihasilkan
dari uji kombinasi ekstrak dan antibiotik sampel penelitan menunjukkan perbedaan
bermakna. Kesimpulan: Kombinasi ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) dan
daun sirih hijau (Piper betle Linn) memiliki daya antibakteri terhadap bakteri
Staphylococcus aureus.
Kata kunci: Antibakteri, Daun Salam, Syzygium polyanthum, Daun Sirih Hijau, Piper
betle Linn, Staphylococcus aureus
Referensi
Ainul Fira, islawati dan Asriyani Ridwan (2023) “Uji Daya Hambat Ekstrak
Daun Pacar Kuku (Lawsonia inermis L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Staphylococcus aureus,” MULTIPLE: Journal of Global and Multidisciplinary, 1(5 SEArticles), hal. 648–654. Tersedia pada: https://journal.institercomedu.org/index.php/multiple/article/view/144.
Borg, M. A. et al. (2023) “Preventing healthcare-associated MRSA bacteremia:
getting to the root of the problem,” Antimicrobial Stewardship & Healthcare
Epidemiology. 2023/12/22, 3(1), hal. e248. doi: DOI: 10.1017/ash.2023.518.
Diani Putri, S., Puspitaningrum, I. dan Suryatna, S. Y. (2023) “EFEKTIVITAS
EUCALYPTUS SP SEBAGAI DISINFEKTAN SPRAY TERHADAP
STAPHYLOCOCCUS AUREUS,” Al-Asalmiya Nursing: Jurnal Ilmu Keperawatan
(Journal of Nursing Sciences), 12(2), hal. 184–189. doi:
35328/keperawatan.v12i2.2566.
Hafizah, Q., Permatasari, L. dan Rachmalia Izzatul Muchlishah, N. (2024)
“Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Antibakteri Daun Mangrove
(Rhizophora mucronata) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus,” Jurnal Kesehatan
Tambusai, 5(2), hal. 3833–3834.
Marbun, N. (2020) “Strategi Pencegahan Dan Pengendalian Dalam Upaya
Pemutusan Rantai Infeksi Di Rumah Sakit,” (36), hal. 1–12. doi:
https://doi.org/10.31219/osf.io/a248z.
Niswah, S. U., Indrayati, A. dan Sari, G. N. F. (2023) “EFEK KOMBINASI
EKSTRAK ETANOL DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix D . C .) DAN DAUN
KEMANGI (Ocimum sanctum L .) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus
ATCC 25923 DENGAN METODE PITA KERTAS,” Majalah Farmasi dan
Farmakologi, 27(3), hal. 110–118. doi: 10.20956/mff.v27i3.27092.
Pidwill, G. R. et al. (2021) “The Role of Macrophages in Staphylococcus aureus
Infection,” Frontiers in Immunology, 11(January), hal. 1–30. doi:
3389/fimmu.2020.620339.
Putri, R. S. et al. (2023) “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Terong
Ungu (Solanum melongena L.) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus,” Jurnal Sains
dan Kesehatan, 5(2), hal. 205–211. doi: 10.25026/jsk.v5i2.1730.
Rahmi, M. dan Putri, D. H. (2020) “Aktivitas Antimikroba DMSO sebagai
Pelarut Ekstrak Alami,” Serambi Biologi, 5(2), hal. 56–58.
Shobah, A. N., Lidiah, M. dan Stiani, S. N. (2023) “Daya Hambat Ekstrak
Etanol Daun Pepaya Jepang (Cnidoscolus aconitifolius) pada Fungi Candida albicans,”
JURNAL KESEHATAN PERINTIS (Perintis’s Health Journal), 10(2), hal. 94–105. doi:
33653/jkp.v10i2.1001.
Syahniar, R. et al. (2020) “Methicillin-resistant staphylococcus aureus among
clinical isolates in Indonesia: A systematic review,” Biomedical and Pharmacology
Journal, 13(4), hal. 1871–1878. doi: 10.13005/BPJ/2062.
Tammi, A. et al. (2018) “Potensi Ekstrak Daun Salam (Syzygium polyanthum
[Wight.] Walp.) sebagai Antibakteri terhadap Staphylococcus aureus secara in Vitro,”
Journal Agromedicine Unila, 5(2), hal. 562–566.
Thirafi dan Sarassari (2022) “SUSCEPTIBILITY PATTERN OF
METHICILLIN-RESISTANT STAPHYLOCOCCUS AUREUS BACTERIA IN DR.
SOETOMO GENERAL ACADEMIC HOSPITAL SURABAYA,” Jurnal Berkala
Epidemiologi, 10(3), hal. 331–340.
Weinstein, M. P. dan Lewis, J. S. (2020) The clinical and laboratory standards
institute subcommittee on Antimicrobial susceptibility testing: Background,
organization, functions, and processes, Journal of Clinical Microbiology. doi:
1128/JCM.01864-19.
World Health Organization (2024) WHO Bacterial PriorityPathogens List,
Worl Health Organization . Tersedia pada:
https://iris.who.int/bitstream/handle/10665/376776/9789240093461-
eng.pdf?sequence=1#:~:text=The 2024 BPPL includes Group,populations in resourcelimited settings.
Wulandari, A. dan Rahmawardany, C. Y. (2022) “Perilaku Penggunaan
Antibiotik di Masyarakat,” Sainstech Farma, 15(1), hal. 9–16. doi:
37277/sfj.v15i1.1105
