Isi Artikel Utama

Abstrak

Nilai seni dalam pengembangan masyarakat desa saat ini semakin diakui sebagai salah satu strategi pengembangan desa. Program pengabdian masyarakat dengan tema optimalisasi potensi seni ini bertujuan untuk menjawab kebutuhan desa dalam pengembangan desa wisata, yakni dengan menjadikan nilai-nilai seni lokal di desa Jatimulyo Dlingo Bantul Yogyakarta sebagai modal perancangan program pengabdian masyarakat yang berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam mengatasi persoalan tersebut adalah memberikan pendampingan terkait kesiapan dalam mewujudkan desa wisata terutama bagi Pokdarwis (kelompok sadar wisata). Langkah-langkahnya meliputi (1) ceramah; (2) workshop seni pertunjukan; (3) unjuk kerja pembuatan karya seni tari dan musik. Pertemuan pertama sosialisasi program pada tokoh masyarakat. Kedua, workshop dan pelatihan musik kentongan dan tari, sebagai embrio konsep pertunjukan tari kolosal Jatimulyo. Peserta pelatihan 40 orang dengan melibatkan enam mahasiswa yang bertugas menyelesaikan administrasi dan membantu dalam menyampaikan materi. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah; (1) terciptanya pemajuan kebudayaan desa melalui penggarapan seni pertunjukan dengan berbasis pada karakter kelokalalan desa; (2) Terbangunnya kesadaran budaya, dan ekosistem budaya desa, sehingga program ini secara berkelanjutan mendapatkan prioritas dan masuk dalam program RJPMDes Desa Jatimulyo di tahun 2022.

Kata Kunci

Jatimulyo Optimizing Art Potential Tourism Village

Rincian Artikel

Referensi

  1. Abaalzamat, K. H., Al-Sulaiti, K. I., Alzboun, N. M., & Khawaldah, H. A. (2021). The role of Katara cultural village in enhancing and marketing the image of Qatar: Evidence from TripAdvisor. SAGE Open, 11(2), 1–9.
  2. Agar, M. H. (1980). The professional strangeran informal introduction to ethnography (Issue 305.8001 A3).
  3. Anderson, J. (2004). Talking whilst walking: a geographical archaeology of knowledge. Area, 36(3), 254–261.
  4. Anwar-McHenry, J., Carmichael, A., & McHenry, M. P. (2018). The social impact of a regional community contemporary dance program in rural and remote Western Australia. Journal of Rural Studies, 63, 240–250. https://doi.org/10.1016/j.jrurstud.2017.06.011
  5. Bhattacharya, A. (2021). Art for life: Intangible cultural heritage as a tool for entrepreneurial development in India. In Indian Entrepreneurship (pp. 65–94). Springer.
  6. Desa, P. J. (2020). Sanggar Tari Langen Budoyo. Jatimulyo.Bantulkab.Go.Id. https://jatimulyo.bantulkab.go.id/first/artikel/262-Sanggar-Tari-Langen-Budoyo
  7. Eernstman, N., & Wals, A. E. J. (2013). Locative meaning-making: An arts-based approach to learning for sustainable development. Sustainability, 5(4), 1645–1660.
  8. Hashimoto, H. (2003). Between preservation and tourism: Folk performing arts in contemporary Japan. Asian Folklore Studies, 62(2), 225–236.
  9. Hawkes, J. (2001). The fourth pillar of sustainability: Culture’s essential role in public planning. Common Ground.
  10. Herlianto, Y. (2014). Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Pelatihan Musik di Sanggar Alang-Alang Surabaya. J+ Plus UNESA, 3(1), 1–5.
  11. Hidayatullah, P. (2019). Pengembangan Kualitas Pengkaryaan Sanggar Seni Kembhâng Moljâ Melalui Keterampilan Perekaman Audio Untuk Meningkatkan Potensi Kesenian Di Situbondo. Warta Pengabdian, 12(4), 383. https://doi.org/10.19184/wrtp.v12i4.9068
  12. Kemdikbud, P. web. (2021). Kemendikbud Luncurkan Program Pemajuan Kebudayaan Desa Tahun 2021. Kemdikbud.Go.Id. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2021/04/kemendikbud-luncurkan-program-pemajuan-kebudayaan-desa-tahun-2021
  13. Santosa, D. H., Siswantari, H., & Mukarromah, N. (2021). Transforming folklore into stage performance: the role of oral literature as local resources for traditional performing arts in Indonesia. International Journal of Visual and Performing Arts, 3(2), 127–136.
  14. Siswantari, H., & Sularso, S. (2020). Pelatihan tari dan rias panggung di sanggar tari langen budoyo Desa Jatimulyo Dlingo Bantul Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan, 2(1), 525–534.
  15. van der Vaart, G., van Hoven, B., & Huigen, P. P. P. (2019). ‘It is not only an artist village, it is much more than that’. The binding and dividing effects of the arts on a community. Community Development Journal, 54(3), 446–462.
  16. Van Maanen, H. (2009). How to study art worlds: On the societal functioning of aesthetic values. Amsterdam University Press.
  17. Zheng, D., Ritchie, B. W., Benckendorff, P. J., & Bao, J. (2019). Emotional responses toward Tourism Performing Arts Development: A comparison of urban and rural residents in China. Tourism Management, 70, 238–249. https://doi.org/10.1016/j.tourman.2018.08.019
  18. Zheng, M.-Y., Chen, C.-C., Lin, H.-H., Tseng, C.-H., & Hsu, C.-H. (2021). Research on the Impact of Popular Tourism Program Involvement on Rural Tourism Image, Familiarity, Motivation and Willingness. Sustainability, 13(9), 4906. https://doi.org/10.3390/su13094906

Artikel Serupa

1 2 3 4 5 6 > >> 

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.