PETA PEMIKIRAN AKTIVIS MAHASISWA ISLAM INDONESIA TERHADAP GERAKAN ISLAM RADIKAL

STUDI KASUS PADA KAMPUNG “PANCASILA” DI DESA BALUN KABUPATEN LAMONGAN

Authors

  • Sholihul Huda Universitas Muhammadiyah surabaya

DOI:

https://doi.org/10.30651/ah.v9i2.20891

Abstract

Tuisan ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran peta pemikiran aktivis mahasiswa di Lamongan Indonesia terhadap gerakan Islam radikal (ISIS). Gerakan ISIS menjadi fenomena internasional dan nasional yang banyak dikecam oleh masyarakat. Kecaman tersebut disebabkan aksi dakwah yang digunakan dengan simbol Islam namun prilakunya sangat jauh dengan nilai-nilai Islam (membunuh, merampok, dll). Penyebaran ISIS juga luar biasa massif dikalangan masyarakat termasuk dikalangan kaum muda (mahasiswa), banyak terlibat. Sehingga fokus penelitian ini adalah para aktivis mahasiswa di Lamongan. Dengan memfokuskan pada aktivis mahasiswa, kita akan dapat mengetahui (memahami) pandangan mereka, maka kita dapat melakukan antisipasi atau kebijakan berkaitan dengan program deradikalisasi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara mendalam, dokumentasi. Informan peneitian adalah aktivis mahasiswa di Lamongan. Analisa data yang digunakan dengan analisa data multidisiplin keilmuan. Hasil penelitian, pertama: secara garis besar pandangan para aktivis mahasiswa (IMM, HMI, PMII) Lamongan adalah menolak akan aksi-aksi yang dilakukan oleh gerakan Islam radikal (ISIS), karena aksi-aksi kekearasn yang dilakuakn ISIS bertentangan dengan idologi gerakan mereka dan tidak sesuai dengan ajaran Islam yang rahmatalil’alamin penuh dengan tolerasi moderasi dan penuh kesantunan. ISIS hanya memanfaatkan Islam sebagai alat legitimasi untuk memenuhi kepentingan ekonomi-politiknya, karena dengan menggunakan Islam diharapkan dapat dukungan dari umat Islam di seluruh dunia. Kedua, respon aktivis mahasiswa (IMM, HMI, PMII) Lamongan terbagi dua, respon secara internal dan respon secara ekstrenal (Pemerintah). Pertama, respon secara internal dari ketiga gerakan mahasiswa tersebut (IMM, PMII, HMI) memiliki kemiripan yang sama, yaitu untuk merespon gerakan ISIS dengan dilakukan adalah penguatan internal kader dengan mengintefsikan kajian-kajian Keislaman Moderat dan penguatan pengakaderan melalui DAD (IMM), LK (HMI), PKD (PMII). Kedua, respon secara eksternal (pemeritah) bervariatif, PMII mengatakan pemerintah Lamongan sudah responsif dan maksimal terhadap penanganan isu dan gerakan Islam radikal di Lamongan, sementara aktivis IMM dan HMI, mendorong Pemerintah untuk lebih responsif terhadap aksi-aksi Islam radikal di Lamongan, sehingga dapat meminimalisir citra Lamongan yang selama ini dianggap sebagai Kota Teroris.

 

Keywords: Peta Pemikiran, Aktivis Mahasiswa, Gerakan Radikal Islam

 

Published

2023-11-30

Issue

Section

Artikel