Hubungan Antara Konsep Du’a Ngga’e Sebagai Realitas Tertinggi Suku Ende-Lio Dengan Iman Kristiani

Authors

  • Mathias Jebaru Adon Sekolah Tinggi Filsafat Widya Sasana Malang
  • Siklus Rikardus Depa Sekolah Tinggi Filsafat Widya Sasana Malang
  • Vinsensius Rixnaldi Masut Sekolah Tinggi Filsafat Widya Sasana Malang

DOI:

https://doi.org/10.30651/ah.v7i2.10954

Keywords:

Du'a Ngga'e, Ultimate Reality, Church, Culture, Faith

Abstract

This study aims to explain the concept of Du'a Ngga'e as the ultimate reality of the Ende-Lio tribe, Flores about the Christian faith. The Ende-Lio people believe that before the Catholic Church proclaims their faith in God, they have known and worshiped “Allah†as the ultimate reality with the name Du'a Ngga'e. The people of the Ende-Lio tribe believe in Du'a Ngga'e as the origin of all things and the source of human life so that they must be respected and worshiped in the hanga (sacred space). Therefore, the Catholic Church must continue to pay attention to the noble values of local culture by building an equal horizontal dialogue without discrediting one another. The methodology used in this study is a qualitative method by conducting in-depth interviews and literature studies on the two variables. This study found two important things, namely: (1) In the concept of Du'a Ngga'e, the Ende-Lio tribal community already contains the truths of Christian faith in God Almighty. (2) The consequence is that the Church must respect the local culture as an entry point in proclaiming the Christian faith.

Author Biographies

Siklus Rikardus Depa, Sekolah Tinggi Filsafat Widya Sasana Malang

Magister Filsafat

Vinsensius Rixnaldi Masut, Sekolah Tinggi Filsafat Widya Sasana Malang

Filsafat

References

Adon, M. J. (2016a) ‘Belas Kasih Allah Menurut Henri J.M. Nouwen’, Forum: Jurnal Filsafat dan Teologi, XLV(01), pp. 27–36. Available at: https://www.academia.edu/44035047/Belas_Kasih_Allah_Menurut_Henri_J_M_Nouwen.

Adon, M. J. (2016b) Gereja Ibu Para Pengungsi, Gita Sang Surya JPIC- OFM Indonesia. Available at: https://jpicofmindonesia.org/2016/11/gereja-ibu-para-pengungsi/.

Amtiran, A. A. (2019) ‘Memahami Missio Dei sebagai Suatu Perjumpaan Misioner dengan Budaya’, Jurnal Theologi Magnus Opus, p. 17.

Arndt, P. (2002) Du’a Ngga’e Wujud Tertinggi dan Upacara Keagamaan di Wilayah Lio (Flores Tengah). Maumere: Candraditya.

Firmanto, A. D. (2016) Pemikiran Kristiani Mengenai Ketuhanan. Malang: Widya Sasana Publication.

Hardjosetiko, F. (2019) Teologi Inkulturasi. Malang.

Hidayat, E. A. (2017) ‘Mengalami Sang Misteri Melalui Liturgi Suci: Menggali Pesan Pastoral Berdasarkan Telaah Historis-Teologis’, Logos, Jurnal Filsafat-Teologi, 14(1), pp. 41–56.

Iki, A. (2021) Wawancara Tentang Du’a Ngga’e Wujud Tertinggi. Maumere.

Keriapy, F. (2017) ‘Kearifan Lokal Sebagai Jembatan Berteologi dan Berbudaya Frets’, Jurnal Teologi Siap.

Koentjaraningrat (2009) Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Mansur, I. (2012) ‘Menuju Gereja Yang Solider Dan Berbela Rasa’, in Guru, P. (ed.) Gereja Dan Kebudayaan. Maumere: Seminari Tinggi Ritapiret.

Martasudjita, E. P. D. (2005) ‘Inkulturasi Gereja Katolik di Indonesia: Problematik, Pengertian, dan Teologi Inkulturasi’, Studia Philosophica et Theologica, 5(2), p. 136.

Martasudjita, E. P. D. (2013) ‘Hubungan Ekaristi Dengan Hidup Sehari-Hari Dalam Teologi Sakramental Karl Rahner’, Diskursus - Jurnal Filsafat Dan Teologi Stf Driyarkara, 12(2), pp. 278–301. doi: 10.36383/diskursus.v12i2.108.

Meha, S. K. (2015) Pandangan Jemaat GMIT Syaloom Ende Terhadap Tradisi Kuwi Roe pada Suku Lio , di Kabupaten Ende – Flores Tengah – NTT. Universitas Kristen Setia Wacana.

Pareira, B. A. (2012) Mari Berteologi: Sebuah Pengantar Teologi. Yogyakarta: Kanisius.

Pramiyati, T., Jayanta, J., & Yulnelly, Y. (2017) ‘Peran Data Primer Pada Pembentukan Skema Konseptual Yang Faktual (Studi Kasus: Skema Konseptual Basis Data Simbumil)’, Simetris: Jurnal Teknik Mesin, Elektro dan Ilmu Komputer, 8(2).

Riniwati (2016) ‘Iman Kristen Dalam Pergaulan Lintas Agama’, Jurnal Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen, pp. 21–36.

Saeng, V. (2016) ‘Religi Dayak Mualang dalam Mitos’, in Riyanto, F. X. E. A. et al. (eds) Kearifan Lokal Pancasila, Butir-Butir Filsafat Keindonesiaan. Yogyakarta: Kanisius.

Salura, P., Fauzy, B. and Trisno, R. (2015) Proposal: Relasi Liturgi dengan Ekspresi Bentuk Sakral Arsitektur Gereja Katolik. Kasus Studi : Gereja Katedral, Gereja Theresia, Gereja Salib Suci, Gereja Santo Matias Rasul,Gereja Stella Maris. Bandung.

Salurante, T. (2021) ‘Tujuan Penciptaan sebagai Cara Memahami Keberagaman Etika dalam Kekristenan’, Jurnal Teologi Berita Hidup, 3(2), p. 6.

Sudarmanto, G. (2017) ‘Meretas Rancang Bangun Teologi Multikultural’, Voice of Wesley: Jurnal Ilmiah Musik dan Agama, p. 138.

Timo, E. N. (2009) Sidik Jari Allah Dalam Budaya. Maumere: Ledalero.

Tindal-Atkinson, Æ. (1939) ‘the Church and Culture’, New Blackfriars, 20(231), pp. 427–434. doi: 10.1111/j.1741-2005.1939.tb00187.x.

Tonda, M. (2021) Wawancara Budaya Sebagai Identitas 05 Maret 2021. Ende.

Published

2022-01-04

Issue

Section

Artikel