Laju Pengembangan Dan CBR Lapukan Batuan Sedimen Yang Dipengaruhi Metode Stabilisasi

Edi Hartono (1)
(1) Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia

Abstract

Clay shale dan siltstone merupakan batuan siliklastik hasil proses sedimentasi yang sebagian besar mineral penyusunnya berupa lempung dan kuarsa. Pada umumnya jenis batuan sedimen ini berada di bawah lapisan tanah atau batuan lain. Banyak konstruksi yang dibangun diatas batuan ini. Walaupun memiliki kekuatan yang tinggi pada kondisi alaminya, namun batuan sedimen tersebut mudah mengalami pelapukan apabila terkena hidrosfer dan atmosfer secara langsung. Salah satu upaya untuk meningkatkan kekuatan tanah/batuan yang telah lapuk adalah dengan stabilisasi kimiawi menggunakan semen. Pada penelitian ini nilai Califronia Bearing Ratio (CBR) digunakan sebagai parameter untuk menganalisis peningkatan kekuatan clay shale dan siltstone yang distabilisasi. Stabilisasi ini dilakukan dengan mencampur tanah dengan semen sebesar 2%, 5%, 7%, dan 10% dari berat kering spesimen.  Dua metode pencampuran yang digunakan yaitu metode campuran kering dan basah. Metode campuran kering dilakukan dengan mengaduk tanah dan semen secara kering kemudian ditambahkan air. Metode basah dilakukan dengan cara mengaduk tanah sambil disemprotkan pasta semen. Air yang digunakan dalam campuran metode kering maupun basah adalah air pada kondisi Optimum Moisture Content (OMC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai CBR clay shale metode basah lebih tinggi dibandingkan dengan campuran kering. Sebaliknya nilai CBR Siltstone pencampuran metode kering lebih tinggi dibandingkan dengan pencampuran metode basah. Hasil pengujian tersebut mengindikasikan bahwa metode pencampuran dapat mempengaruhi hasil dari stabilisasi, namun terdapat faktor-faktor lain yang memiliki pengaruh lebih kuat sehingga pemilihan metode pencampuran harus disesuaikan dengan jenis tanah yang distabilisasi

Full text article

Generated from XML file

References

ACI Committee 230, S. C., & American Concrete Institute. (2009). Report on Soil Cement (ACI 230.1R-09). American Concrete Institute.

ASTM. (2016). D1883-16 Standard Test Method for CBR (California Bearing Ratio) Of Laboratory-Compacted Soils. ASTM International.

Athanasopoulou, A. (2016). The Role of Curing Period on The Engineering Characteristics of a Cement-Stabilized Soil. Romanian Journal of Transport Infrastructure, 5(1), 38–52.

Chew, S. H., Kamruzzaman, A. H. M., & Lee, F. H. (2004). Physicochemical and Engineering Behavior of Cement Treated Clays. Journal of Geotechnical and Geoenvironmental Engineering, 130(7), 696–706.

Dixon, P. A., Guthrie, W. S., & Eggett, D. L. (2012). Factors Affecting Strength of Road Base Stabilized with Cement Slurry or Dry Cement in Conjunction with Full-Depth Reclamation. Transportation Research Record: Journal of The Transportation Research Board, 2310(1), 113–120.

Djelloul, R., Mrabent, S. A. B., Hachichi, A., & Fleureau, J.-M. (2017). Effect of Cement on The Drying–Wetting Paths and On Some Engineering Properties of a Compacted Natural Clay from Oran, Algeria. Geotechnical and Geological Engineering.

Egorova, A. A., Rybak, J., Stefaniuk, D., & Zajączkowski, P. (2017). Basic Aspects of Deep Soil Mixing Technology Control. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, 245, 022019.

Erguler, Z. A., & Ulusay, R. (2009). Assessment of Physical Disintegration Characteristics of Clay-Bearing Rocks: Disintegration Index Test and A New Durability Classification Chart. Engineering Geology, 105(1–2), 11–19.

Gartner, E. M., Young, J. F., Damidot, D. A., & Jawed, I. (2002). Hydration of Portland Cement. In J. Bensted & P. Barnes (Eds.), Structure and Performance of Cements (2nd Ed., Pp. 57–113). E & Fn Spon.

Gautam, T. P., & Shakoor, A. (2016). Comparing the Slaking of Clay-Bearing Rocks Under Laboratory Conditions to Slaking Under Natural Climatic Conditions. Rock Mechanics and Rock Engineering, 49(1), 19–31.

Horpibulsuk, S., Rachan, R., Chinkulkijniwat, A., Raksachon, Y., & Suddeepong, A. (2010). Analysis of Strength Development in Cement-Stabilized Silty Clay from Microstructural Considerations. Construction and Building Materials, 24(10), 2011–2021.

Ilgen, A. G., Heath, J. E., Akkutlu, I. Y., Bryndzia, L. T., Cole, D. R., Kharaka, Y. K., Kneafsey, T. J., Milliken, K. L., Pyrak-Nolte, L. J., & Suarez-Rivera, R. (2017). Shales at All Scales: Exploring Coupled Processes in Batuan sedimens. Earth-Science Reviews, 166, 132–152.

M Alatas, I., A Kamaruddin, S., Nazir, R., Irsyam, M., & Himawan, A. (2015). Shear Strength Degradation of Semarang Bawen Clay Shale Due to Weathering Process. Jurnal Teknologi, 77(11).

Pakbaz, M. S., & Farzi, M. (2015). Comparison of The Effect of Mixing Methods (Dry Vs. Wet) On Mechanical and Hydraulic Properties of Treated Soil with Cement or Lime. Applied Clay Science, 105–106, 156–169.

Potter, P. E., Maynard, J. B., & Pryor, W. A. (2012). Sedimentology of Shale: Study Guide and Reference Source. Springer Science & Business Media.

Yoobanpot, N., Jamsawang, P., & Horpibulsuk, S. (2017). Strength Behavior and Microstructural Characteristics of Soft Clay Stabilized with Cement Kiln Dust and Fly Ash Residue. Applied Clay Science, 141, 146–156.

Authors

Edi Hartono
edi.hartono@umy.ac.id (Primary Contact)
Hartono, E. (2024). Laju Pengembangan Dan CBR Lapukan Batuan Sedimen Yang Dipengaruhi Metode Stabilisasi. AGREGAT, 9(2), 1185–1190. https://doi.org/10.30651/ag.v9i2.23971

Article Details

No Related Submission Found