Studi Analisis Penyebab Kelongsoran Timbunan Dan Perencanaan Perkuatan Pada Ruas Jalan Tol Surabaya – Mojokerto STA 14+500 S.D. STA 15+350
Abstract
Jalan tol Surabaya - Mojokerto merupakan jalan tol yang menghubungkan Kota Surabaya dan Kota Mojokerto. Adanya jalan tol tersebut diharapkan dapat memicu pertumbuhan ekonomi di sekitar kawasan yang dilaluinya. Selain kondisi topografi yang tidak rata, jalan tol Surabaya - Mojokerto juga dibangun di atas timbunan setinggi 10 meter. Pada STA 14+500 s.d STA 15+350 diketahui ketebalan lapisan tanah lunak mencapai 9 meter; hal ini kemungkinan menjadi penyebab terjadinya kelongsoran pada saat umur timbunan mencapai 3 bulan dengan ketinggian 8 meter dimana masih kurang dari tinggi timbunan rencana. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi penyebab kelongsoran dan alternatif perbaikannya agar kelongsoran tidak terjadi lagi pada ruas jalan tol tersebut.
Berdasarkan hasil observasi lapangan, data tanah dan data teknis diketahui bahwa tidak ada perkuatan dan PVD (Prefabricated Vertical Drain) yang dipasang dibawah timbunan. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis stabilitas lereng yang dilakukan menggunakan program bantu XSTBL diperoleh nilai SF 0,887 s/d 1,157. Angka keamanan ini menunjukkan bahwa timbunan tersebut tidak stabil, dengan kata lain daya dukung tanah dibawah timbunan tidak mencukupi untuk menahan beban setinggi 8 meter sehingga terjadi kelongsoran. Oleh karena itu, perlu direncanakan sistem perkuatan timbunan dengan pemasangan geotextile dan pemasangan spunpile pada tanah dasar dibawah timbunan. Untuk perhitungannya, perlu diperhatikan kenaikan daya dukung akibat pemampatan yang telah terjadi selama 3 bulan oleh timbunan eksisting setinggi 8 meter. Hasil perencanaan kedua alternatif tersebut kemudian dievaluasi untuk mendapatkan perencanaan yang paling efisien.
Apabila perkuatan yang dipakai adalah geotextile, maka diperlukan 26 lapis dan per lapisnya terdapat 2 lembar geotextile tipe UW-250 52/52 dengan total biaya material sisi kanan kiri timbunan sebesar Rp 106,996,623,000. Sedangkan untuk pemasangan spunpile dengan d = 30 cm dan p = 6 m, diperlukan 38 buah spunpile/m panjang jalan; total biaya material sisi kanan kiri adalah Rp 79,853,109,750. Dari kedua alternatif yang telah direncanakan, pemasangan spunpile pada tanah dasar merupakan alternatif terpilih.
Full text article
References
Barron, R.A. (1948). “Consolidation of Fine Grained Soil by Drain Wells, ASCE Trans”, vol.113.
Bowles, J. E. (1991). Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah), Erlangga, Jakarta.
Das, Braja M. (1988). Mekanika Tanah: Prinsip - Prinsip Rekayasa Geoteknik. Jilid 1, Diterjemahkan oleh Noor Endah dan Indrasurya B.M., Erlangga, Surabaya.
Das, Braja M. (1988). Mekanika Tanah: Prinsip - Prinsip Rekayasa Geoteknik. Jilid 2, Diterjemahkan oleh Noor Endah dan Indrasurya B.M., Erlangga, Surabaya.
Dept of The Navy (1971), Design Manual: Soil Mechanics, Foundations and Earth Structures (NAVFAC DM-7), Naval Facilities Engineering Command.
Endah, N. (2012). Modul Ajar Metode Perbaikan Tanah, Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS, Surabaya.
Hansbo, S. (1975). Soil Material Science, Swedish: AWE/Gebers, Stockholm.
Mochtar. B, Indrasurya (2000). Teknologi Perbaikan Tanah dan Alternatif Pada Tanah Bermasalah (Problematic Soils), Jurusan Teknik Sipil – FTSP ITS, Surabaya.
Wahjudi Herman (1999). Daya Dukung Pondasi Dalam, Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS, Surabaya.
Authors
Copyright (c) 2024 Rohmahillah Aviskanasya Septiandri, Noor Endah Mochtar, Trihanyndio Rendy Satrya, Syaripin, Ahmad Farid Ardiansyah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
The use of articles published by this journal is governed by the Creative Commons Attribution license as currently displayed on CC BY 4.0