Hubungan Lokasi Terapi Intravenus Dengan Kejadian Plebitis

Penulis

  • Retno Sumara fik UMSurabaya

DOI:

https://doi.org/10.30651/jkm.v2i1.926

Abstrak

Terapi intravena (IV) merupakan cara yang digunakan untuk memberikan cairan dan memasukkan obat, vitamin dan transfuse darah ke tubuh pasien. Dalam terapi intravena dapat terjadi komplikasi salah satunya flebitis. Salah satu factor yang mempengaruhi terjadinya phlebitis adalah lokasi penusukan vena. The aim penelitian ini untuk mengetahui hubungan lokasi terapi intravenus dengan kejadian phlebitis. Desain Penelitian menggunakan Analisis Correlation dengan purposive sampling technique, sesuai dengan kriteria inklusi sebanyak 16 pasien (responden) yang di pasang terapi intravenous. Instrument menggunakan lembar observasi yang dimodifikasi dari the V.I.P (Visual Infusion Phlebitis) score dari United Lincolnshire Hospital NHS Trust Infection Control Manual (RCN, 2005).  Penelitian dilakukan di ruang rawat inap penyakit dalam lantai 6, 8, 11, 12 di Rumah Sakit Husada Utama Surabaya. Uji statistik non parametrik dengan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari 62,50% terpasang infus pada vena metacarpal,  dan sisanya terpasang infus pada vena cephalika 31, 25%  dan vena basilica 6,25%. Sedangkan untuk kejadian phlebitis menunjukkan menunjukkan responden yang Plebitis sebanyak 56.25%, dan yang tidak Plebitis sebanyak 43.75%. Uji statistic Chi Square menunjukkan nilai p = 0,002, artinya terdapat hubungan lokasi terapi intravenus dengan kejadian phlebitis. Simpulan Plebitis merupakan peradangan vena yang disebabkan iritasi kimia, bakterial, dan mekanis pada pemasangan terapi intravena yang ditandai dengan kemerah, nyeri dan pembengkakan di daerah penusukan vena. Pemilihan vena pada pemasangan infus diantaranya adalah  vena yang besar tidak bercabang, dan tidak terletak dipersendian.

Referensi

Davey, P. 2005. Medicine at a Glance, Alih Bahasa Rahmalia. Jakarta : Erlangga.

Potter,P.A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4, Alih Bahasa Renata Komalasari. Jakarta : EGC.

Potter, P. A. 2010. Fundamental Keperawatan.Buku 3. Edisi 7. Salemba Medika. Jakarta

Rizky & Supriyatiningsih, 2014. Surveillance Kejadian Phlebitis pada Pemasangan Kateter Intravena pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Ar. Bunda Prabumulih. JNKI, Vol. 2, No. 1, Tahun 2014, 42-49. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Hindley, G. (2004). Infection control in peripheral cannulae. Nursing Standard, 18 (27), 37-40.

Asrin, Triyanto, Upoyo. 2006. Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian Plebitis di rsud purbalingga. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 1, No.1, Juli 2006. Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

Hening Pujasari (2002) Angka Kejadian Plebitis Dan Tingkat Keparahannya, Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol.6 No.1. Penerbit FIK UI. Jakarta.

Smeltzer, S., & Bare, B. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (ed 8) Alih Bahasa Hartono, A. Jakarta: EGC.

Stevens & Anderson (2003). The Practice of intravenous therapy improved through research utilization

Rocca, et.al., (2007), Seri pedoman praktis: terapi intravena. Alih Bahasa: Anik Maryunani, Edisi 2. Jakarta: EGC

Unduhan

Diterbitkan

2017-06-27