HUBUNGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DENGAN KEJADIAN STUNTING DI PUSKESMAS KENJERAN SURABAYA

Isi Artikel Utama

Gina Noor Djalilah
Sulistiana Sulistiana
Musa Ghufron
Rewina Intan Asmarani

Abstrak

Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan prevalensi stunting yang tinggi. Intervensi penanganan stunting harus dimulai semenjak janin dalam kandungan hingga anak berumur dua tahun. Pemeriksaan antropometri dilakukan sebagai upaya untuk menetukan status gizi anak balita Indonesia dengan mengukur berat badan dan panjang badan. Mengetahui hubungan status gizi anak balita dengan kejadian stunting di Puskesmas Kenjeran Surabaya. jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analitik observasional desain cross-sectional. Sebanyak 92 sampel diperoleh menggunakan total sampling dengan melakukan pemeriksaan antropometri selanjutnya dianalisis menggunakan kurva WHO yang memenuhi kriteria inkulsi dan eksklusi kemudian menggunakan uji korelasi Spearman. Dari 92 subjek, Interpretasi status gizi anak balita dengan gizi baik (80,4%) gizi kurang (6,5%) gizi buruk (4.3%) dan gizi lebih (4,3%) risiko gizi lebih (3,3%) sedangkan obesitas (1.1%). Interpretasi Stunting adalah normal (70,7%) pendek (stunted) (17,4%) sedangkan sangat pendek (severely stunted) (8,7%) dan tinggi (3,3%). Hasil analisis uji korelasi Spearman menunjukkan terdapat hubungan status gizi anak balita dengan kejadian stunting dengan tingkat signifikansi 0.005 <alpha (0.05). Terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan status gizi anak balita dengan kejadian stunting.

Kata Kunci : Status gizi, balita,stunting

Rincian Artikel

Referensi

  1. IDAI. Panduan Praktik Klinis Ikatan Dokter Anak Indonesia: Perawakan
  2. Pendek pada Anak dan Remaja di Indonesia. Ikat Dr Anak Indones. 2017;1–4.
  3. UNICEF. Status Anak Dunia 2019 UNICEF Indonesia [Internet]. UNICEF
  4. Indonesia for every child. 2019. p. 2019–21. Available from:
  5. https://www.unicef.org/indonesia/id/status-anak-dunia-2019
  6. UNICEF, WHO WBG. Joint Child Malnutrition Estimates. Who [Internet].
  7. ;24(2):51–78. Available from:
  8. https://www.who.int/publications/i/item/9789240025257
  9. Lestari,Endang Dwi. Hasanah,Faraissa. Nugroho NA. Paediatrica Indonesiana.
  10. ;51(4):207–12.
  11. Dinas Kesehatan Jawa Timur. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur. In: Profil
  12. Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2019. p. 25–6.
  13. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2019. Profil Kesehatan Indonesia
  14. Tahun 2018. In: Kurniawan R, yudianto, Hardhana B, Siswanti T, editors.
  15. Jakarta; 2018. p. 556.
  16. Kemenkes. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kementeri Kesehat RI
  17. [Internet]. 2019;1(1):1. Available from:
  18. https://www.kemkes.go.id/article/view/19093000001/penyakit-jantung-
  19. penyebab-kematian-terbanyak-ke-2-di-indonesia.html
  20. Addawiyah. Hasanah dan Deli. Gambaran Kejadian Stunting Dan Wasting
  21. Pada Bayi Dan Balita Di Tenayan Raya Pekanbaru. 2020;9(3):222–7.
  22. Marini Setia Dewi. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Diare. J Obs Sci.
  23. ;6(2):280–91.
  24. Nurhasanah. Naskah Publikasi Hubungan Status Gizi Balita Dengan Kejadian
  25. Stunting(Tubuh Pendek) Di Wilayah Kerja Puskesmas Langensari II Kota
  26. Banjar Tahun 2019. 2019;
  27. Wicaksono RA, Arto KS, Mutiara E, Lubis M, Deliana M. Faktor Risiko
  28. Kejadian Stunting pada Anak Berusia 1 - 60 Bulan dengan Menggunakan
  29. Kurva Pertumbuhan Anak Indonesia. 2020;108.
  30. Laprise C, Cole K, Sridhar VS, Crimi C, West L, Foster BJ. WHO : World
  31. Health Organization. 2019. p. 1–32.