CITRA PEREMPUAN PADA CERPEN SEPASANG MATA YANG TERPENJARA DAN PEREMPUAN ITU PERNAH CANTIK
Abstrak
Penelitian ini berusaha membandingkan dua cerpen yang berjudul Sepasang Mata Dinaya yang Terpenjara (SMDYT) karya Ni Komang Ariani dan Perempuan Itu Pernah Cantik (PIPC) karya Mashdar Zainal. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sastra bandingan dan kritik sastra feminis. Penelitian ini dilakukan dengan tahapan-tahapan yaitu (1) penetapan objek penelitian, (2) pengumpulan data yang akan dianalisis, (3) analisis data, (4) penyajian hasil analisis data. Setelah dibandingkan kedua cerpen ini memiliki kesamaan dalam hal bentuk ketidakadilan gender yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dari dua cerpen tersebut. Bentuk-bentuk ketidakadilan gender tersebut adalah marginalisasi, stereotip, dan beban kerja ganda. Adapun perbedaan dua cerpen tersebut adalah kehadiran tokoh ibu dalam SMDYT dan tidak hadirnya sosok ibu dalam PIPC, perbedaan penggambaran watak tokoh suami, dan perbedaan sikap dalam menerima peran sebagai seorang istri dalam konteks tradisional.
 Â
Kata Kunci: sastra bandingan, citra perempuan, cerpen
Â
This research attempts to compare two short stories entitled Sepasang Mata Dinaya Yang Terpenjara (SMDYT) by Ni Komang Ariani and Perempuan Itu Pernah Cantik (PIPC) by Mashdar Zainal. The approach used is the comparative literature and feminist literary criticism. This research is conducted in several stages, namely (1) determining the object of research, (2) collecting data to be analyzed, (3) analyzing the data, (4) presenting the results of the data analysis. After comparing the two short stories, they have similarities in terms of the form of gender injustice experienced by each of the main characters of the two short stories. The forms of gender injustice are marginalization, stereotypes, and double workloads. The differences between the two short stories are the presence of a mother figure in SMDYT and the absence of a mother figure in PIPC, the differences in the representation of the husband's character, and differences of attitudes in accepting the role of a wife in a traditional context.
Â
Keywords: comparative literature, image of woman, short storyArtikel teks lengkap
Referensi
Ambarwati, Sri. 2005. “Ketimpangan Gender Budaya Bali dalam Novelet Perempuan-Perempuan Matahari Karya Oka Rusmini: Sebuah Pendekatan Feminisâ€. Skripsi. Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Sastra Indonesia, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Budiati, Atik Catur. 2010. Aktualisasi Diri Perempuan dalam Sistem Budaya Jawa (Persepsi Perempuan terhadap Nilai-nilai Budaya Jawa dalam Mengaktualisasikan Diri). Jurnal Pamator: Jurnal Ilmiah Universitas Trunojoyo. 3(1): 51-59.
Chudori, Laila S. 2009. Malam Terakhir. Jakarta: KGP.
http://cerpenkompas.wordpress.com/2010/05/30/sepasang-mata-dinaya-yang-terpenjara/amp/ Diakses pada tanggal 14 Desember 2020
http://www.jawapos.com/minggu/cerpen/28/07/2019/perempuan-itu-pernah-cantik/30%3famp Diakses pada tanggal 14 Desember 2020
http://www.widiadiantari.com/2019/01/menjadi-perempuan-bali-itu-berat.html. 2019. “Menjadi Perempuan Bali Itu, Beratâ€. 7 Januari.
Juanda dan Aziz. 2018. Penyingkapan Citra Perempuan Cerpen Media Indonesia: Kajian Feminisme. Jurnal Lingua. 15(2): 71-82.
Kurniati, Chrisna Putri. 2014. Citra Perempuan dalam Novel Burung Tiung Seri Gading Karya Hasan Junus. Jurnal Madah: Jurnal Bahasa dan Sastra. 5(2): 157-170.
Miyasari, Tita Nurajeng. 2019. Ketidakadilan Gender dalam Novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer dan Tanah Tabu Karya Anindita S. Thayf: Kajian Sastra Bandingan. Jurnal Alaya Sastra. 15(1): 24-44.
Penulis
Hak Cipta (c) 2021 Lingua Franca:Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Hak cipta artikel dimiliki oleh Lingua Franca: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.