NILAI MORAL ORANG JAWA PEDESAAN: KAJIAN SEMIOTIKA NOVEL NGLEBUR WIRANG

Sinatrya Farhan Pramudito (1), Sucipto Hadi Purnomo (2)
(1) Universitas Negeri Semarang, Indonesia,
(2) Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Abstrak

Degradasi moral di berbagai penjuru negeri menjadi keprihatinan berbagai kalangan saat ini, terutama pada era yang serbacepat dan penuh perubahan. Novel sebagai karya sastra yang mencerminkan kehidupan sosial sering menampilkan segala aspek kehidupan, termasuk nilai moral. Demikian pula novel Jawa, selain menarasikan kehidupan orang Jawa juga mengelaborasi aspek moralitas etnik terbesar di Indonesia ini. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini mendeskripsikan nilai moral orang Jawa pedesaan pada novel Nglebur Wirang karya Yosep Bambang Margono. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik analisis data menggunakan semiotika Charles Sanders Peirce. Data penelitian berupa ucapan, sikap, dan tindakan yang menunjukkan nilai-nilai moral orang Jawa pedesaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah simak dan catat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa novel Nglebur Wirang karya Yosep Bambang Margono memuat berbagai nilai moral orang Jawa pedesaan. Nilai-nilai tersebut seperti tepa slira, hormat, nrima, pakewuh, sowan, sabar, isin, rasan-rasan, drengki, gumunan, nastiti, dan blakasuta. Berdasarkan hasil penelitian, nilai moral orang Jawa pedesaan memberikan pemahaman mendalam tentang sistem nilai yang membentuk perilaku dan cara pandang masyarakat tradisional. Nilai-nilai tersebut tidak hanya diyakini secara filosofis, tetapi juga diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

Artikel teks lengkap

##article.generated_from_xml##

Referensi

[1] T. Tranggono et al., “Pengaruh Perkembangan Teknologi Di Era Globalisasi Dan Peran Pendidikan Terhadap Degradasi Moral Pada Remaja,” Bur. J. Indones. J. Law Soc. Gov., vol. 3, no. 2, pp. 1927–1946, 2023, [Online]. Available:http://bureaucracy.gapenas-publisher.org/index.php/home/article/view/299

[2] S. A. Zachroh and E. Fahrun, “Profesionalisme Guru dan Strategi Menghadapi Degradasi Moral di Era Globalisasi,” Idarah Tarb. J. Manag. Islam. Educ., vol. 5, no. 3, pp. 288–298, 2024, doi: 10.32832/itjmie.v5i3.16632.

[3] Y. Pratiwi, A. Ammar, and C. Chanifudin, “Dampak Teknologi dan Fenomena Degradasi Moral Menurut Perspektif Pendidikan Islam,” TRILOGI J. Ilmu Teknol. Kesehatan, dan Hum., vol. 5, no. 2, pp. 324–332, 2024, doi: 10.33650/trilogi.v5i2.8656.

[4] N. L. Sofyana and B. Haryanto, “Menyoal Degradasi Moral Sebagai Dampak Dari Era Digital,” J. Manaj. dan Pendidik. Islam, vol. 3, no. 4, pp. 2503–350, 2023.

[5] K. Zai, E. R. Marampa, I. Undras, and D. Y. Sinlae, “Pendidikan Karakter dan Kewarganegaraan Sejak Dini: Sebuah Upaya Mengatasi Degradasi Moral di Era 4.0,” ANTHOR Educ. Learn. J., vol. 2, no. 6, pp. 792–799, 2023, doi: 10.31004/anthor.v2i6.278.

[6] J. C. Rumpak, M. Susanto, W. Koen, and Soemarsono, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, ed. 3, Jakarta: Balai Pustaka, 2007.

[7] D. Pendidikan, K. Sebagai, P. Karakter, A. Revalina, I. Moeis, and J. Indrawadi, “8278-Atiqah+Revalina,” vol. 8, no. 1, pp. 24–36, 2023.

[8] E. Salsabila, M. Shafiq Al-Ghifari, N. Awal Artha Nugraha, S. Salis, S. Syahidin, and M. Parhan, “Menghadapi Degradasi Moral Generasi Muda Melalui Penerapan Pendidikan Islam Pada Peserta Didik,” J. Ilmu Pendidik. Islam, vol. 2, no. 1, pp. 284–295, 2024, [Online]. Available: https://doi.org/10.59059/al-tarbiyah.v2i1.1038

[9] J. N. Angeline, Krishna, N. Hanifah, T. Wibawa, and Sabrina, “Degradasi Moral Dalam Etika Budaya Bangsa Indonesia (Studi Kasus Degradasi Moral Citra Polri),” FORIKAMI (Forum Ris. Ilm. Kaji. Masy. Indones., vol. 1, no. 2, pp. 1–25, 2023, doi: 10.11111/dassollen.xxxxxxx.

[10] Putriyanasari, Ghufroni, H. Khaliki, B. I. Putri, and U. Khasanah, “Analisis Nilai Moral Dalam Novel Layar Terkembang Karya Sutan Takdir Alisjahbana Analysis of Moral Values in the Novel Layar Terkembang,” vol. 4, no. 02, pp. 44–50, 2023.

[11] L. Handayani, M. Mujimin, and S. H. Purnomo, “Pengembangan Buku Cerita Berbasis Pendidikan Karakter pada Ranah Sekolah bagi Siswa SMP Kelas VII di Kabupaten Kendal,” Piwulang J. Pendidik. Bhs. Jawa, vol. 8, no. 2, pp. 107–115, 2020, doi: 10.15294/piwulang.v8i2.33494.

[12] Ida Fariha and Sucipto Hadi Purnomo, “Representation of ‘Sapa Nandur Ngundhuh’ in the Wayang Performance of Cupu Manik Astagina by Ki Enthus Susmono,” Santhet (Jurnal Sej. Pendidik. Dan Humaniora), vol. 8, no. 1, pp. 1135–1151, 2024, doi: 10.36526/santhet.v8i1.3960.

[13] D. Asfeni, “Analisis Nilai Moral Dalam Novel Selembar Itu,” Kohesi J. Pendidik. Bhs. dan Sastra Indonesia., vol. 3, no. 2, pp. 56–69, 2023.

[14] V. A. Afriliana, N. M. Umaya, and P. M. Handayani, “Nilai Moral Dalam Novel a Untuk Amanda Karya Annisa Ihsani Sebagai Pembentuk Karakter Bagi Peserta Didik Sma Melalui Pembelajaran Sastra,” ENGGANG J. Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, vol. 3, no. 2, pp. 183–192, 2023, doi: 10.37304/enggang.v3i2.9133.

[15] Y. A. O. S and S. Rahayu, “SAJAK,” vol. 2, pp. 49–58, 2023.

[16] Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”, ed. 2, Bandung: Alfabeta, 2022.

[17] A. Asriningsari and N. M. Umaya, “Semiotika Teori dan Aplikasi pada Karya Sastra”, Semarang: IKIP PGRI Semarang Press, 2010.

[18] L. dan K. K. B. L. dan D. K. A. Agama and P. MH, “Muhsin, Imam. 2012. Tafsir Al-Qur’an dan Budaya Lokal. Jakarta,” pp. 207–220, 2013.

[19] F. Nuryantiningsih, “Relevansi Adjektiva Human Propensity dalam Bahasa Jawa sebagai Cerminan Pandangan Hidup Manusia Jawa,” Deskripsi Bhs., vol. 5, no. 2, pp. 50–57, 2022, doi: 10.22146/db.v5i2.5849.

[20] A. D. Cahyanti and S. H. Purnomo, “Biseksual dalam Kehidupan Keluarga Priyayi Jawa: Analisis Semiotiika Sinema Kethoprak “Selingkuhan Candhik Ayu””, Fonema., vol. 6, no. 2, pp. 158-177, 2023, doi: 10.25139/fn.v6i2.6637.

[21] S. Handayani, “Unggah-Ungguh dalam Etika Jawa,” Fak. Ushuluddin Dan Filsafat Univ. Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, p. 11, 2009, [Online]. Available: https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7486/1/SRI HANDAYANI-FUH.pdf

[22] N. Hudha, “Etika Orang Jawa menurut Serat Subasita dalam Perspektif Pendidikan Islam,” pp. 1–147, 2020.

[23] H. Geertz, “Keluarga Jawa”, Indonesia: Matabangsa, 2021.

[24] S. Widagdo and E. D. Kurnia, “Nilai Pendidikan dalam Upacara Tradisi Haul Semangkn di Desa Mayong Lor Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara,” Lingua, vol. x, no. 1, pp. 36-37, 2014.

[25] S. Cahyani, “Konsep Ayem Tentrem dalam Keluarga Jawa,” Wacana Psikokultural, vol. 1, no. 01, pp. 34–41, 2023, doi: 10.24246/jwp.v1i01.10220.

[26] F. M. Suseno, “Etika Jawa”, Jakarta: PT. Gramedia, 1984.

[27] A. Tohari and K. Kuntowijoyo, “Sikap Hidup Masyarakat Jawa dalam Novel Orang-Orang Proyek Karya,” vol. 2, no. November, pp. 222–228, 2024.

[28] F. Rahim and D. Mutaqqin, “Ewuh pakewuh as a culture in Java society: A psychological study,” Proc. 1st Int. Conf. Indig. Psychol. Cult., vol. 1, no. 1, p. 147, 2023, [Online]. Available: https://seminar.ustjogja.ac.id/index.php/icipc/article/view/773/445

[29] F. L. Diniati, “Pengaruh Budaya Ewuh-Pakewuh Terhadap Independensi Auditor Di Kantor Akuntan Publik Di Daerah Istimewa Yogyakarta Dan …,” no. April, 2021, [Online]. Available: http://e-journal.uajy.ac.id/24121/%0A http://e-journal.uajy.ac.id/24121/1/16 04 229241.pdf

[30] S. Malem et al., “Dinamika Budaya Ewuh Pakewuh pada Kesehatan Mental Orang,” vol. 7, no. 1, pp. 1–15, 2025.

[31] A. Wulantari and U. Fuadhiyah, “Konsep Cinta dalam Antologi Cerkak Rembulan Bali Ndadari Karya Harwimuka,” Diglosia, vol. 8, no. 1, pp. 43-58, 2025, doi: 10.30872/diglosia.v8i1.1139.

[32] A. A. Laila, “Kepercayaan Jawa dalam Novel Wuni Karya Ersta Andantino (Interpretatif Simbolik Clifford Geertz) Arofah Aini Laila,” Interpret. Simbolik Clifford Geertz, vol. 1, no. 1, pp. 1–10, 2017.

[33] S. A. A. Qadrie, ”Preventif Konflik melalui Tradisi Sowan di Lingkungan Pondok Pesantren Al-Mubarok Miftahul Ulum Parit Masigi Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya,” Jurnal Ilmiah Hospitality, vol. 11, no. 2, pp. 1065-1073, 2022.

[34] A. Musman, “Becik Ketitik Ala Ketara”, Yogyakarta: PT. Anak Hebat Indonesia, 2023.

[35] P. I. Safitri, Z. Zuriyati, and S. Rahman, “Peribahasa Masyarakat Jawa Sebagai Cermin Kepribadian Perempuan Jawa,” Ling. Rima J. Pendidik. Bhs. dan Sastra Indones., vol. 11, no. 3, p. 211, 2022, doi: 10.31000/lgrm.v11i3.7307.

[36] N. A. Afandi et al., “Kearifan Lokal Budaya Jawa Berkaitan dengan Kesehatan Mental Local Wisdom of Javanese Culture Related to Mental,” vol. 2, no. 1, pp. 1–12, 2024.

[37] M. Tukan, “Kerukunan Dan Hormat Dalam Etika Jawa,” Euntes J. Ilm. Pastor. Kateketik, dan Pendidik. Agama Katolik, vol. 2, no. 1, pp. 1–10, 2024, doi: 10.58586/je.v2i1.50.

[38] P. M. Lestari, Djatmika, Sumarlam, and D. Purnanto, “Pilihan Dan Kesantunan Bahasa Ngrasani ‘Membicarakan Orang Lain’ Dalam Tradisi Rewang Pada Wanita Jawa,” Int. Semin. Prasasti III Curr. Res. Linguist., pp. 597–601, 2016, [Online]. Available: https://jurnal.uns.ac.id/prosidingprasasti/article/download/1620/1506

[39] A. A. A. D. Andriyani, “Kesantunan dalam bergosip pedagang di pasar tradisional,” KEMBARA J. Sci. Lang. Lit. Teach., vol. 8, no. 1, pp. 131–142, 2022, doi: 10.22219/kembara.v8i1.20340.

[40] S. Parinussa and F. W. Fridawati, “Tata Krama Ajining Diri Saka Lathi, Ajining Raga Saka Busana dalam Filosofis Jawa di Era Milenial,” J. Teol. Injili, vol. 2, no. 1, pp. 32–44, 2022, doi: 10.55626/jti.v2i1.15.

[41] Muslimah and S. Khamim, “Sifat Iri dan Cara Mengatasinya,” At-Ta’lim Jurnal Kajian Pendidikan Agama Islam, vol. 4, no. 2, pp. 23-39, 2022.

[42] G. Sumodiningrat and A. Wulandari, “Pitutur Luhur Budaya Jawa”, Yogyakarta: Narasi, 2014.

[43] D. Adies, V. Indria, S. Hertanti, R. Budiyanti, and F. Rokhimah, “Analisis Tingkah Laku Manusia pada Naskah Pastur Cethil ( Kajian Filologi ) Analysis of Human Behavior in Pastor Cethil ’ s Manuscript ( Philological,” vol. 6, no. 2, pp. 111–122, 2024.

[44] R. Devayanti, J. K, and Pudjibudojo, “Guru “Digugu lan Ditiru”: A Psychological Review,” International Seminar on Student Research in Education, Science, ad Technology, vol. 2, pp. 715-723, 2025.

[45] S. S. Nugroho, “Ojo Dumeh Menelisik Rahasia Falsafah, Hidup Orang Jawa”, Klaten: Lakeisha, 2021.

[46] A. S. V, W. Sobari, H. Mochtar, “Perilaku Gumunan: Memperluas Kajian Perilaku Pemilih Jawa,” Jurnal Politico, vol. 2, pp. 193-205, 2018.

[47] F. Faruq, H. Midya Syahrina, N. Sabani, S. Rahmawati, L. Dewi Sukmakarti, and N. Prihartanti, “Javanese society coping strategies during the Covid-19 pandemic,” Mudra J. Seni Budaya, vol. 37, no. 3, pp. 239–246, 2022.

[48] N. Amah, E. M. Mursidik, and R. D. Aviyanti, “Pemaknaan Filosofi “Gemi, Nastiti, NgatiAti” dari Sudut Pandang Pelaku UMKM Kota Madiun,” Prosiding: Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat LPPM UNIPMA, 2024.

[49] Sunarmi, “Gemi Nastiti lan Ngati-Ati as Interior Awareness Space in Global Era,” Talent Development & Excellence, vol. 12, no. 1, pp. 4082-2090, 2020.

[50] F. Nuryatiningsih, S. Junawaroh, and A. Hidayat, “Analisis Karakter Orang Jawa Banyumas melalui Leksikon Lagu Jawa Banyumasan,” Prosiding Seminar Nasional Linguistik dan Sastra (SEMANTIKS), vol. 4, pp. 173-180, 2022.

Penulis

Sinatrya Farhan Pramudito
suciptohp@mail.unnes.ac.id (Kontak utama)
Sucipto Hadi Purnomo

Rincian Artikel