Isi Artikel Utama

Abstrak

Saluran pernapasan merupakan organ tubuh manusia yang banyak mengandung populasi bakteri (sekitar 13 spesies) yang dapat menjadi patogen seperti Klebsiella pneumoniae dan Streptococcus pneumoniae. Oleh karena itu, perlu adanya upaya mengendalikan Klebsiella pneumoniae dan Streptococcus pneumoniae dengan bahan dari bahan alam, salah satunya yaitu pare (Momordica charantia Linn). Buah pare (Momordica charantia Linn) telah terbukti khasiatnya sebagai obat yang memiliki kandungan senyawa seperti alkaloid, saponin, fenolik, streoid, flavonoid, dan tanin yang memiliki kemampuan sebagai antibakteri. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Dengan metode difusi kertas cakram atau Kirby-Bauer dengan 5 konsentrasi yaitu : 20%, 40%, 60%, 80%, 100%, dan digunakan antibiotik kloramfenikol sebagai (kontrol+). Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan. Data yang peroleh kemudian diuji menggunakan uji Anova one way dengan nilai signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak segar buah pare efektif terhadap pertumbuhan bakteri Klebsiella pneumoniae dan Streptococcus pneumoniae. Konsentrasi optimum pada bakteri Klebsiella pneumoniae diperoleh pada konsentrasi 100% dengan diameter sebesar 21,31 mm dan konsentrasi 80% dengan diameter sebesar 22,36 mm pada bakteri Streptococcus pneumoniae, sedangkan hasil uji ANOVA one way yang telah dilakukan terhadap diameter zona hambat bakteri Klebsiella pneumoniae dan Streptococcus pneumoniae diperoleh nilai signifikan p=0,000 dari hasil tersebut diketahui bahwa nilai <0,05 yang menunjukkan ada pengaruh yang nyata dari pemberian ekstrak segar buah pare terhadap pertumbuhan bakteri Klebsiella pneumoniae dan Streptococcus pneumoniae.

Rincian Artikel

Biografi Penulis

chylen setiyo rini, universitas muhammadiyah sidoarjo

program studi D4 teknologi laboratorium medis

 

Referensi

  1. Cahyadi, R. (2009). Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Buah Pare (Momordica charantia L.) Terhadap Larva Artemia salina leach dengan Metode brine shrimp lethality test (BSLT). Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang.
  2. Departemen Kesehatan RI. 2002. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut Untuk Penanggulangan Pneumonia Pada Balita, Jakarta.
  3. Houghton, P. J., dan Raman. (1988). Laboratory Handbook for the Fraktionation of Natural Ekstracts. London.Thomson Science.
  4. Ikawati,Z. (2011). Penyakit System Pernapasan Dan Tatalaksana Terapinya. Yogyakarta. Bursa Ilmu.
  5. KEMENKES, 2018. Hasil Utama RISKESDAS 2018 Provinsi Jawa Timur. Jakarta
  6. KEMENKES. 2020. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
  7. Patty, R.F., Fartmawati., Wewengkang, D.S. (2016). Identifikasi Dan Uji Sensitifitas Bakteri Yang Diisolasi Dari Sputum Penderita Pneumonia di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou-Manado Terhadap Antibiotic Ampisillin, Cefixime Dan Siprofloksasin. Jurnal Ilmiah Farmasi, 5(1).125-134
  8. Poelongan, M., Chairul., I. Komaa., S. Salmah.,dan M. N. Susan. (2006). Aktivitas antimikroba dan fitokimia dari beberapa tanaman obat. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner
  9. Ratih Mahanani Santoso, Depi Praharani, Purwanto. (2012). Daya Antibakteri Ekstrak Daun Pare ( Momordica charantia) Dalam menghambat Pertumbuhan Streptococcus viridans. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa.
  10. Schaffer A.C., & Lee J.C. (2008). Vaccination and Passive Immunitation Against Staphylococcus aureus. International journal of Antimicrobial Agents 32 S. p.71-78.
  11. Sesilia, Rante Pakadang, Hiany Salim. (2020). Pengaruh Ekstrak Daun Pare (Momordica charantia L.) Terhadap Pertumbuhan Streptococcus pneumonia, Staphyloccus epidermidis, Staphylococcus aureus dan Klebsiella pneumonia Penyebab Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Media Farmasi. XVI. 2. 207-2014