Bentuk Konkret Metode Baca -Tulis Berbasis Bahasa Ibu (Contoh Kasus Bahasa Laboya)

Muh Akbar Kurniawan (1), Abdurrahman Shaleh Reliubun (2), Martina Fandasari (3)
(1) Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Ma’arif Nahdlatul Ulama Kebumen, Indonesia, Indonesia,
(2) Bahasa Inggris, STIH Umel Mandiri Tual, Indonesia, Indonesia,
(3) Sosiologi, Universitas Terbuka, Indonesia, Indonesia

Abstrak

Concrete Form of Reading-Writing Method Based on Mother Tongue (Case Study in Laboya Language)

 

ABSTRAK

Artikel ini adalah sebuah refleksi pengalaman penulis selama menjadi fasilitator pendidikan alternatif di Kampung Adat Sodan, Sumba Barat. Penulis melihat bahwa kekayaan linguistik di Sumba Barat tidak menjamin adanya penggunaan bahasa pengantar dan materi ajar berbahasa ibu, khususnya bahasa Laboya. Sekolah formal cenderung menggunakan materi ajar yang bersifat asing, terutama di kelas awal sekolah dasar. Hal ini yang menyebabkan tingginya angka buta huruf di Sumba Barat, adapun faktor lain, yakni kekerasan budaya seperti, harus meninggalkan identitas marapu-nya sebagai kepercayaan lokal jika ingin bersekolah formal. Hasil refleksi tersebut yang melatari penulis menyusun metode baca-tulis berbasis bahasa Laboya. Data penelitian kualitatif ini diperoleh dengan wawancara etnografi dan observasi-aplikasi pengetahuan dalam sebuah praksis. Data yang diperoleh dalam bentuk data kebahasaan berupa kosakata bahasa Laboya kemudian diinput ke dalam FieldWorks, sebuah perangkat lunak dokumentasi data linguistik dan budaya. Data kemudian diklasifikasi berdasarkan pada tipe struktur silabisnya. Hasil penelitian menemukan terdapat 11 bentuk silabis.

Kata kunci: materi ajar, baca tulis, bahasa laboya

ABSTRACT

This article reflects authors experience as alternative education facilitators in Kampung Adat Sodan, Sumba Barat. The authors observed that linguistic richness in Sumba Barat does not guarantee the use of instruction language and teaching materials in mother tongue, especially Laboya language. Formal school tends to use foreign teaching materials, especially in the early levels of primary school. This phenomenon has led to the high illiteracy rate in Sumba Barat. Another factor is cultural violence, as in the necessity to leave the Marapu identity, as a local belief, to enroll in formal school. This reflection encouraged the authors to compose Laboyan-based reading and writing method. Qualitative data was obtained through ethnographic interview and observation-application in praxis. The obtained data in the form of Laboya lexicons were inputted to FieldWorks, a documentation software for linguistic data and culture. The data was classified based on syllabic structure types. The study found 11 syllabic structures.

Keyword: teaching materials, reading and writing, laboya language

Artikel teks lengkap

##article.generated_from_xml##

Referensi

ACDP. (2014). Pendidikan Multi Bahasa Berbasis Bahasa Ibu. Jakarta: ACDP Indonesia.

Anindita, A. D. (2019). Melawan Setan Bermata Runcing: Pengalaman Gerakan Pendidikan Sokola. Jakarta: Sokola Institute.

Aritonang, B. dkk. (2002). Kosakata Dasar Swadesh di Sumba Barat, Sumba Timur, dan Timor Tengah Utara. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2017). Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dewi & Antosa, Z. (2020). Kemampuan Literasi Dasar Melalui Gerakan Literasi Dasar Sekolah (GLS) di SDN 6 Pekanbaru. Jurnal Pajar (Pendidikan dan Pengajaran), 499-505.

Ghanggo Ate, Y. (2019). Pengajaran Literasi Berbasis Bahasa Ibu: Suatu Alternatif Menguarai Isu Literasi di Sumba. Makalah Orasi Ilmiah Wisuda Perdana STKIP Weetebula, 2.

Hanemann, U. (2005). Literacy For Special Target Groups: Indigenous Peoples. Education for All Global Monitoring Report, 9-10.

Ibda, H. (2017). Urgensi Pemertahanan Bahasa Ibu di Sokolah Dasar. Jurnal Shahih, 199.

Inovasi. (2019). Laporan Baseline Sumba Barat Nusa Tenggara Timur. Jakarta: INOVASI-Inovasi Untuk Anak Sekolah Indonesia.

Kemendikbud. (2019). Penduduk Buta Aksara Tahun 2018. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Lopez, L. E. (2000). Intercultural Bilingual Education in Latin America:. Cochabamba: PROEIB Andes.

Mahsun. (2001). Peran Bahasa Ibu dalam Membangun Kebudayaan Daerah. Makalah disajikan dalam Musakarah Reaq Adat Tanaq Samawa, pada tanggal 25-26 Oktober 2001. Hal.: 1-19.

Moleong, L. J. (2017). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda.

Rizaty, M. A. (2021, Juni 23). databoks. Retrieved from databoks.katadata.co.id:https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/06/23/angka-buta-huruf-di-indonesia-cenderung-menurun-dalam-satu-dekade#

Saryono, D., & dkk. (2017). Materi Pendukung Literasi Baca Tulis. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Spain, U. a. (1994). The Salamanca Statement and Framework for Action On Special Needs Education. Salamanca, Spain: UNESCO.

Verdizade, A. (2019). Selected Topics in The Phonology and Morphosyntax of Laboya. Stockholm: Stockholm University.

Yogaswara, H., & Zamjani, I. (2019). Pendidikan Kontekstual Masyarakat Adat di Indonesia . Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Penulis

Muh Akbar Kurniawan
muhakbarkurniawan89@gmail.com (Kontak utama)
Abdurrahman Shaleh Reliubun
Martina Fandasari
Biografi Penulis

Muh Akbar Kurniawan, Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Ma’arif Nahdlatul Ulama Kebumen, Indonesia

Saat ini saya aktif sebagai dosen tetap Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Ma'arif Nahdlatul Ulama Kebumen.
Kurniawan, M. A., Reliubun, A. S., & Fandasari, M. (2022). Bentuk Konkret Metode Baca -Tulis Berbasis Bahasa Ibu (Contoh Kasus Bahasa Laboya). Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 15(1), 13–25. https://doi.org/10.30651/st.v15i1.9161

Rincian Artikel

No Related Submission Found