Citra Perempuan dalam Cerita Rakyat Putri Kemang: Kajian Kritik Sastra Feminis
Abstrak
The Image of Women in The Folklore of Putri Kemang: Feminist Literary Criticism Studies
Â
ABSTRAK
Cerita rakyat Putri Kemang merupakan cerita rakyat yang menggambarkan perjuangan seorang putri untuk dirinya dan dalam memerintah kerajaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan teks-teks yang membicarakan tentang citra perempuan dalam cerita rakyat Putri Kemang dengan menggunakan pendekatan kritik sastra feminis. Sumber data penelitian adalah cerita rakyat Putri Kemang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik pembacaan dan pencatatan. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan referensi keilmuwan kritik sastra feminis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa citra perempuan yang terdapat dalam cerita rakyat Putri Kemang, yaitu: 1) persamaan pendidikan; 2) kemandirian perempuan; 3) kemampuan membuat keputusan; 4) kebebasan memilih pasangan; dan 5) kepemimpinan perempuan. Selain itu, didapatkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa citra perempuan dalam cerita rakyat Putri Kemang senada dengan pandangan kritik sastra feminis yang memiliki tujuan diperolehnya perlakuan yang lebih baik bagi perempuan, ditingkatkannya kedudukan dan peranan perempuan untuk membentuk masyarakat yang lebih adil dan setara dengan laki-laki.
Kata kunci: citra perempuan, cerita rakyat, Putri Kemang, kritik, sastra feminis
ABSTRACT
The folklore of Putri Kemang is a folklore which describes the struggle of a princess for herself and govern her kingdom. This study aims to describe the texts in discussing the image of women in the folklore of Putri Kemang by using the feminist literary criticism approach. The data of the research is folklore of Putri Kemang. The data are collected through reading and noting. The data are analised by using the qualitative descriptive technique with a reference feminist literary criticism. The results of the research show that image of women in folklore of Putri Kemang are: 1) equality of education; 2) independence of women; 3) decision-making ability; 4) freedom to choose a partner; and 5) women leadership. In addition, the results of study indicates that the image of women found in the folklore of Putri Kemang was in line with the views of feminist literary criticism which aimed at obtaining better treatment for women, increasing the position and role of women to build fair society and equal to the men.
Keyword: Women image, folklore, Kemang Princess, criticism, feminist literary
Artikel teks lengkap
Referensi
Abdul Aziz, Sohaimi. (2014). Teori dan Kritikan Sastera. Edisi Kedua. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
Bahtiar, Ahmad dan Sumarlam. (2018). Dongeng sebagai Bahan Ajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA). Seminar Internasional Riksa Bahasa XII (pp. 945-949). Bandung:
Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia SPs UPI.
Bunanta, Murti. (2012). Putri Kemang. Jakarta: PT Gramedia.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.
Djajanegara, Soenarjati. (2000). Kritik Sastra Feminis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia.
Fakih, Mansour. (2012). Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jackson, Stevi dan Jackie Jones. (2009). Pengantar Teori-teori Feminis Kontemporer. Yogyakarta: Jalasutra.
Kartono, Kartini. (1983). Pemimpin dalam Kepemimpinan: Apakah Pemimpin Abnormal itu? Jakarta: CV. Rajawali.
Kosasih, E. (2008). Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Nobel Edumedia.
Muradi, Supardy.(1990). Kesusasteraan daripada Perspektif Semiotik. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
Nasir, Moh. (2011). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Ruthven, K.K. (1984). Feminist Literary Studies: An Introduction. University of Cambridge: Press Syndicate.
Setyami, Inung, Eva Apriani dan Siti Fathonah. (2018). Bunga Rampai Cerita Lisan Tidung Kalimantan Utara. Jember: Pustaka Abadi.
Sharif, Zalila. (2003). Feminsme dalam Kesusasteraan Malaysia dan Asia Tenggara. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
Sofia, Adib dan Sugihastuti. (2003). Feminis dan Sastra. Bandung: Katarsis.
Sugihastuti. (2005). Rona Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugihastuti dan Siti Hariti Sastriyani. (2007). Glosarium Seks dan Gender. Yogyakarta: Carasvati Books.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Usman, Zuber. (1983). Kesusastraan Baru Indonesia. Kuala Lumpur: Pustaka Melayu Baru.
Wiyatmi. (2012). Kritik Sastra Feminis: Teori dan Aplikasinya dalam Sastra Indonesia. Yogyakarta: Ombak.
Yusuf, A. Muri. (2007). Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.
Penulis
Hak Cipta
- Hak cipta terhadap artikel yang diterbitkan di Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra adalah penerbit atau Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra.
- Penulis harus menyerahkan hak cipta pada jurnal dengan menandatangai dan mengirimkan form penyerahan hak cipta (template) melalui email stilistika@um.surabaya.ac.id.
- Penulis dapat menyebarluaskan artikelnya melalui media manapun.
Lisensi
Setiap karya yang ditulis penulis dilisensi dengan Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.