Penggunaan Konjungsi “Kecuali” dan “Selain” dalam Bahasa Buku Kesatu Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek Voor Indonesie)

Aruna Asista (1), Rafiqa Sari (2)
(1) Universitas Bangka Belitung, Indonesia, Indonesia,
(2) Universitas Bangka Belitung, Indonesia

Abstrak

The Use Of The Conjunction "Except" And "Besides" In The Language Of The First Book Of The Civil Code (Burgerlijk Wetboek Voor Indonesie)

ABSTRAK

Hukum dan bahasa adalah dua entitas yang terpisah, tetapi sangat erat hubungannya. Hukum bergantung pada bahasa, dan tanpa bahasa hukum tidak dapat memanifestasikan bentuknya sehingga dapat dipahami oleh mereka yang kepadanya hukum itu disampaikan. Penulisan yang dilakukan untuk memaknai konjungsi “kecuali†dan “selain†yang terdapat dalam buku kesatu Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) bersumber pada Burgerlijk Wetboek peninggalan kolonial Belanda yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diresmikan melalui Staatsblad Nomor 23 Tahun 1847, BAB IV tentang Perkawinan. Pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah jenis analisis deskriptif. Hasil penulisan ini menunjukan bahwa penggunaan konjungsi “kecuali†dan “selain†dalam buku kesatu Kitab Undang-Undang Hukum Perdata bersumber pada Burgerlijk Wetboek, sudah sesuai dengan penempatannya, yaitu pasal 31 ayat 1, pasal 33, 34, 39, 45, 57, 69, 70 aline pertama, 99 dan 100. Sedangkan, satu pasal yang terdapat konjungsi “selainâ€, yaitu pasal 36.

Kata kunci: undang-undang, bahasa, konjungsi

ABSTRACT

Law and language are two separate entities, but they are very closely related. The law depends on language, and without language the law cannot manifest its form so that it can be understood by those to whom it is delivered. The writing carried out to interpret the conjunction "except" and "besides" contained in the first book of the Civil Code (Civil Code) is sourced from Burgerlijk Wetboek of Dutch colonial heritage which was translated into Indonesian and inaugurated through the Staatsblad No. 23 of 1847, CHAPTER IV on Marriage. The approach used in this writing is a descriptive qualitative approach.  The type of research used by theauthor is a type of descriptive analysis.   The results of this paper show that the use of the conjunction "except" and "besides" in the first book of the Civil Code sourced from Burgerlijk Wetboek, is in accordance with its placement, namely article 31 paragraph 1, articles 33, 34, 39, 45, 57, 69, 70 first inline, 99 and 100. Meanwhile, one article that has a conjunction "besides", namely article 36.

Keyword: legislation, language, and conjunctions

Artikel teks lengkap

##article.generated_from_xml##

Referensi

Chaer, A. (2012). Linguistik Umum. Jakarta: Renika Cipta.

Chaer, Abdul. (2008). Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. (2011). Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta.

Efendi, A., & Dyah Ochtorina Susanti. (2020). Makna dan Problematik Penggunaan Term “Danâ€, “Atauâ€, “Dan/ Atauâ€, “Kecualiâ€, dan “Selain†dalam Undang-Undang. Jurnal Legislasi Indonesia, Vol 17 No. 4, 391–406.

Harmaen, D. (2014). Meningkatkan Kualitas Bahasa Indonesia Melalui Bahasa Indonesia Hukum Ilmiah. Litigasi Jurnal Ilmu Hukum. Vol. 15(2). 2487–2540. https://doi.org/https://doi.org/10.23969/litigasi.v15i2.69.

Haryanti, T. (2014). Hukum dan Masyarakat. Jurnal Takhim, X, No.2. https://www.academia.edu/download/62106153/11-

Tuti_Haryanti20200215-105153-1lym08a.pdf.

Indrawan, R., & Poppy Yaniawati. (2016). Metodologi Pnelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Campuran. Bandung: PT Refika Aditama.

J. H. Matanggui. (2022). Bahasa Indonesia untuk Bidang Hukum dan Peraturan Perundang-Undangan (Revisi). Jakarta: Penerbit Bhuana Ilmu Populer.

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek voor Indonesie) 1847.

Leks, E. M. (2013). Analisis dan Evaluasi Peraturan Perundang-Undangan tentang Perumahan Rakyat. https://bphn.go.id/data/documents/analisis_dan_evaluasi_peraturan_perundang-undangan_tentang_perumahan_rakyat.pdf

Nardiati, Sri., & et.al. (1996). Konjungsi Subordinatif dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. http://opac.lib.um.ac.id/oaipmh/../index.php?s_data=bp_buku&s_field=0&mod=b&cat=3&id=22193

Pateda, M. (2011). Lingustik Sebuah Pengantar. Bandung: Angkasa.

Rustan, E. (2016). Analisis Penggunaan Bahasa Indonesia Laras Hukum pada Putusan Perkara Ekonomi Syariah Pengadilan

Agama Makassar. Al Amwal. Vol. 1 (2), 166–176. https://www.academia.edu/download/55660914/_Edhy_Rustan__Bahasa_Indonesia_Laras_Hukum.pdf

Safira, M. E. (2017). Hukum Perdata. Ponorogo: Nata Karya.

Satjipto Rahardjo. (2010). Penegakan Hukum Progresif. Jakarta: Kompas.

Sudaryanto. (2015). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasaa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.

Susanto, A. Freddy. (2005). Semiotika Hukum. Bandung: PT Refika Aditama.

Wardiono, K. et al. (2018). Buku Ajar Hukum Perdata. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Penulis

Aruna Asista
aruna.asista@ubb.ac.id (Kontak utama)
Rafiqa Sari
Asista, A., & Sari, R. (2023). Penggunaan Konjungsi “Kecuali” dan “Selain” dalam Bahasa Buku Kesatu Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek Voor Indonesie). Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 16(1), 167–180. https://doi.org/10.30651/st.v16i1.16211

Rincian Artikel

No Related Submission Found