Penggunaan Photovoltaic Sebagai Sumber Energi Terbarukan bagi BTS di Daerah Tanpa Aliran Listrik

Indah Kurniawati (1)
(1) Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Surabaya

Abstrak

Permintaan layanan teknologi seluler memaksa perusahaan komunikasi membangun banyak perangkat Base Transceiver Station (BTS) untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Pembangunan BTS harus mencakup segala area termasuk daerah terpencil yang tidak teraliri listrik. Salah satu contoh wilayah pulau terpencil yang belum teraliri listrik adalah Pulau Genting di Karimunjawa, dimana penerapan energi terbarukan yang ramah lingkungan dapat menjadi catu daya bagi BTS. Salah satu catu daya ramah lingkungan adalah menggunakan photovoltaic berbasis micro-grid system. Oleh karena itu, ketersediaann energi listrik sebesar 234 kWh dengan photovoltaic berbasis micro-grid system sebagai catu daya BTS yang ideal di Pulau Genting perlu direncanakan sekaligus menganalisis nilai ekonominya. Analisis data micro-grid system ini dilakukan dengan simulasi pada PVSyst. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa photovoltaic micro-grid system yang ideal untuk BTS adalah menggunakan modul PV monocrystal 410 Watt sebanyak 192 unit dengan Solar Charger Controller 15 unit, baterai lead-acid 312 unit, inverter baterai 9 unit, nilai NVP sebesar 65.511.705 , nilai PI sebesar 1,0064 dan nilai DPP sebesar 25 tahun


Kata kunci Base Transceiver Station; Nilai Ekonomi; Micro-Grid System; Photovoltaic; PVSyst

Referensi

Read More

Penulis

Indah Kurniawati
indah.kurniawati@ft.um-surabaya.ac.id (Kontak utama)
Kurniawati, I. (2024). Penggunaan Photovoltaic Sebagai Sumber Energi Terbarukan bagi BTS di Daerah Tanpa Aliran Listrik . CYCLOTRON, 7(01), 37–44. https://doi.org/10.30651/cl.v7i01.21651

Rincian Artikel