Isi Artikel Utama

Abstrak

Anti-Oxidant Tests of starfruit and pineapple pulp on the quality of Used Cooking Oils

 

 

 

ABSTRACT

Used Cooking Oil is oil produced from frying residue and is carcinogenic because it causes oxidation, hydrolysis, and polymerization to produce toxic peroxides and free fatty acids that are difficult for the body to digest. Measurement of oil quality can be measured through 3 parameters, namely, the peroxide number, the acid number and the oil color. Efforts to control the quality of cooking oil are the addition of natural antioxidants, starch wuluh and pineapple pulp. Starfruit contains flavonoids, terpenoids, phenols and pectins as well as Vitamins C and A which can absorb free radicals in oil. Meanwhile, pineapple pulp contains high levels of vitamin C, flavonoids and polyphenols which can eat free radicals. This Research aims to determine the differences in the antioxidant power of starfruit and pineapple pulp to maintain the quality of used cooking oil. This research is experimental, which will study the antioxidant power of starfruit and pineapple pulp at the acid number, peroxidant and color intensity of used cooking oil. 3 grams of dry starfruit and 0.4 grams of dried pineapple pulp are added to each pad 100 mL of used cooking oil. The application of starfruit and pineapple pulp in used cooking oil had a significant effect on the 3 oil quality parameters, namely the acid number, the peroxide number and the oil color intensity, with a significance value of P <0.05. This is because the antioxidant content and composition of the two ingredients are different. Wuluh starfruit in the addition of 3 grams provides a fairly large antioxidant effect, while pineapple pulp at a concentration of 0.4 grams has shown anti-oxidant power so a higher concentration is needed to produce optimal antioxidant power.

 

Keywords: Antioxidants, Starfruit, Pineapple Dregs

Rincian Artikel

Biografi Penulis

Siti Mardiyah, Prodi D3 Analis Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya

Google Scholar ID :https://scholar.google.com/citations?hl=id&user=wWcFlNoAAAAJ

SINTA ID: http://sinta2.ristekdikti.go.id/authors/detail?id=6006930&view=overview

Referensi

  1. Aminah, S. 2010. Bilangan Peroksida Minyak Goreng Curah dan SifatOrganoleptik Tempe padaPengulangan Penggorengan Universitas Muhammadiyah Semarang. Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 01 No. 01.
  2. Anggraini, N & Saputra, O. 2016. Khasiat Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi. L) terhadap Penyembuhan Acne Vulgaris. Fakultas Kedokteran. Universitas Lampung. Majority Volume 5 Nomor 1 : 76-80.
  3. Badan Standarisasi Nasional. 2013. Standar Nasional Indonesia Minyak Goreng. SNI 3741: 2013 ICS 67.200.10. Hlm 1.
  4. Bera dalam Ayucitra, A. 2011. Potensi Senyawa Fenolik Bahan Alam Sebagai Antioksidan Alami Minyak Goreng Nabati. Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Jurnal Widya Teknik. 10(I) hlm 1 – 10.
  5. Dewintasari, N.I. 2018. Karakterisasi Absorbansi Minyak Goreng Mengandung Plastik Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. Universitas Jember. Hlm 4-6.
  6. Dhyanaputi, S.A.G.I, et all. 2017. Perbedaan Bilangan Peroksida Pada Minyak Jelantah Setelah Penambahan Bubuk Kulit Manggis (Garcinia mangostana Linn). Poltekkes Denpasar. Jurnal Skala Husada Volume 14 Nomor 1 April 2017 : 34 – 43.
  7. Haris, M. 2011. Penentuan Kadar Flavonoid Total Dan Aktifitas Antioksidan Dari Daun Dewa (Gynura pseudochina [Lour] DC) Dengan Spektrofotometer Uv Visibel. Skripsi Sarjana Farmasi. Universitas Andalas Padang. Hlm 2.
  8. Hertanto, B. 2012. Penggunaan Belimbing Wuluh untuk Menghambat Oksidasi dan Mempertahankan Mutu Organoleptik pada Dendeng Febriani, L.I., Belimbing Wuluh Terhadap Kualitas Minyak Curah. 2019. Sapi Selama Penyimpanan. Skripsi Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Hlm 3-5.
  9. Kandari, A. 2015. Pengaruh Konsentrasi Dan Lama Pencampuran Sari Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Terhadap Perubahan Mutu Minyak Jelantah Dari Pedagang Gorengan. Skripsi S1 Pendidikan Biologi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Malang. SP-020-7 : 454-461.
  10. Nainggolan, B, et all. 2016. Uji Kelayakan Minyak Goreng Curah dan Kemasan Yang Digunakan Menggoreng Secara Berulang. Fakultas MIPA. Universitas Negeri Medan. Jurnal Pendidikan Kimia, Vol.8, No.1, 45-57.
  11. Nurhasnawati, H. 2015. Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas dan Bilangan Peroksida Pada Minyak Goreng Yang Digunakan Pedagan Gorengan Di Jl. A.W Sjahranie Samarinda. Akademi Farmasi Samarinda. Jurnal Ilmiah Manuntung, 1(1), 25-30.
  12. Przybylski dalam Paramitha Ariyani, A.R. 2012. Studi Kualitas Minyak Makanan Gorengan Pada Penggunaan Minyak Goreng Berulang. Skripsi Studi Ilmu Dan Teknologi Pangan. Fakultas Pertanian. Universitas Hasanudin Makassar. Hlm 25-26.
  13. Rorong, J, et all. 2008. Sintesis Metil Ester Asam Lemak Dari Minyak Kelapa Hasil Pemanasan. Jurusan Kimia. Fakultas Mipa. Unsrat Manado. Chem. Prog. Vol. 1, No. 1.
  14. Sani, P.L. 2017. Pemanfaatan Pemberian Ampas Nanas (Ananas comosus L. merr) Dalam Pengolahan Minyak Jelantah Menjadi Minyak Segar. Karya Tulis Ilmiah Program Studi D3 Analis Kesehatan. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Surabaya. Hlm 7-18;26; 37.
  15. Syabanu, A.A & Cahyaratri, F. 2009. Pemanfaatan Asam Sitrat Sebagai Adsorben Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Minyak Goreng Bekas Melalui Proses Adsorpsi. Universitas Diponegoro Semarang. Hlm 2.
  16. Tim Kimia Amami. 2017. Modul Kimia Amami. Surabaya : Universitas Muhammadiyah Surabaya. Hlm 24-32.
  17. Zainal, SP. 2016. Kementerian Ristek Dan Dikti Universitas Andalas Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Biologi. Laboratorium Riset Fisiologi Tumbuhan. Padang. Hlm 15.