Isi Artikel Utama

Abstrak

The composition of nutrients needed by bacteria varies greatly such as peptone, meat extract, and agar. Nutrient Agar is one of the media used as a bacterial culture that has a composition such as protein and carbohydrates in the form of meat extract and peptone that suits the needs of most bacteria. The carbohydrate content in cassava, protein in soybeans, and nitrogen sources in yeast extract can be combined into alternative media used as bacterial growth media to determine whether the alternative media combination of cassava carbohydrate source infuse, soybean infuse, and yeast extract can be used to grow Staphylococcus aureus bacteria. This research is a pure experimental study with Post Test-Only Control Design research design. The mean growth in the number of colonies of Staphylococcus aureus bacteria on alternative media was 78,25 x  CFU/ml and NA media was 94.19 x   CFU/ml with a mean difference of 15.94 x  CFU/ml or 16.92%. The mean growth diameter of the number of colonies of Staphylococcus aureus bacteria on alternative media was 2.63 x  CFU/ml and NA media was 2.66 x   CFU/ml with a mean difference of 0.03 x  CFU/ml or 1.12%. The percentage of effectiveness of Staphylococcus aureus bacterial growth is 83.07% or moderately effective and the percentage of effectiveness of Staphylococcus aureus bacterial proliferation is 98.87% or effective. Alternative media mixture of cassava infuse (Manihot esculenta crantz), soybean (Glycine max (L.) Merrill) and yeast extract can be used to grow Staphylococcus aureus bacteria.

Rincian Artikel

Biografi Penulis

Fardhiasih Dwi Astuti, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Peminatan Epidemiologi, Program studi S1 Kesehatan Masyarakat

Referensi

  1. Arum, S. D. K., & Wahyudi, D. (2022). Pemanfaatan Ubi Jalar Putih dan Ubi Jalar Kuning Sebagai Media Alternatif Pertumbuhan Staphylococcus aureus. JUMANTIK (Jurnal Ilmiah Penelitian Kesehatan), 7(4), 317. https://doi.org/10.30829/jumantik.v7i4.11634
  2. Atlas, R. M. 2010. Handbook of Microbiological Media, Fourth Edition. CRC Press: United States America.
  3. Cappucino, J. G., dan Sherman, N. 2013. Manual Laboratorium Mikrobiologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
  4. Claresta, C. 2022. Campuran Infusa Singkong, Infusa Kacang Kedelai (Glicine max (L.) Merril) dan Ekstrak Ragi sebagai Media Alternatif Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli. Skripsi. Yogyakarta: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
  5. Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1996. Daftar Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
  6. Dwidjoseputro, D. 2015. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Surabaya: Djambatan.
  7. Fachraniah, D. Fardiaz, and T. Idiyanti. 2002. Pembuatan Pepton dari Bungkil Kedelai dan Khamir dengan Enzim Papain untuk Media Pertumbuhan Bakteri. Teknol. Industry Pangan, 2002. VIII No 3:260-266.
  8. Ganjar I., 2003. Tapai from Cassava and Sereals. Di dalam: First International Symposium and Workshop on Insight into the World of Indigenous Fermented Foods for Technology Development and Food Safety; Bangkok, hal 1-10.
  9. Intiar. 2021. Campuran Tepung Singkong (Manihot Escullenta Crantz) dan Tepung Kacang Kedelai (Glycine max (L) Merr.) sebagai Media Alternatif Pertumbuhan Escherchia coli ATCC 25922. Skripsi. Yogyakarta: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
  10. Jawetz, E., Melnick, J. L., dan Adelberg, E. A 2005. Mikrobiologi Kedokteran Buku I. Jakarta: Penerbit Salemba Medika
  11. Koswara, Sutrisno. 2010. Teknologi Pengolahan Umbi-Umbian Bagian 2: Pengolahan Umbi Porang. Bogor: IPB.
  12. Mahmud, M. K.. 2009. Table Komposisi Pangan Indonesia. Jakarta: Gramedia.
  13. Nurhidayanti, N. 2022. Perbandingan Media Alternatif Kacang Kedelai dan Media Nutrient Agar Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus. Indobiosains, 4(2), 47. https://doi.org/10.31851/indobiosains.v4i2.7997.
  14. Putri, A. L., & Kusdiyantini, E. 2018. Isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat dari pangan fermentasi berbasis ikan (Inasua) yang diperjualbelikan di Maluku-Indonesia. Jurnal Biologi Tropika, 1(2), 6. https://doi.org/10.14710/jbt.1.2.6-12
  15. Quelab. 2013. McFarland Standart. http://www.quelab.com/htmleng/2900a.html.
  16. Rahayu, T. (2015). Media Alternatif untuk Pertumbuhan Bakteri Menggunakan Sumber Karbohidrat yang Berbeda. Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS . 12(1): 861.
  17. Radji, M. 2011. Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
  18. Ribeiro de Souza da Cunha, M. de L. (2018). Methods for the Identification, Characterization, and Tracking the Spread of Staphylococcus aureus. Dalam Staphylococcus aureus (hlm. 105–125). Elsevier. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-809671-0.00006-1
  19. Soedarto. 2015. Mikrobiologi Kedokteran . jakarta: CV. Sagung Seto.
  20. Sugiono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta.
  21. Supranto, J. 2000. Teknik Sampling untuk Survei dan Eksperimen. Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta.
  22. Thohari, N.M., Pestariati & Istant, W., 2019. Pemanfaatan Tepung Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Sebagai Media Alternatif NA (Nutrient Agar) Untuk Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli. 8(2), 725-737
  23. Volk, Wesley A. dan Margaret F. Wheeler. 1990. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
  24. Widowati, S. 2007. Teknologi Pengolahan Kedelai. Paslitbangtan. Yogyakarta.
  25. Winarti, S. 2010. Makanan Fungsional. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  26. Yusup, F. 2018. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Kuantitatif. Jurnal Tarbiyah : Jurnal Ilmiah Kependidikan, 7(1). https://doi.org/10.18592/tarbiyah.v7i1.210