Isi Artikel Utama
Abstrak
Kesalahan tahap pra-analitik memberikan kontribusi paling besar pada kesalahan laboratorium. Kesalahan pada tahap pra-analitik yang sering terjadi adalah hemolisis (53,2%), volume spesimen kurang (7,5%), tulisan tangan yang tidak bisa dibaca (7,1%), kesalahan identifikasi pasien, ada bekuan, vacum container yang salah/antikoagulan, volume antikoagulan yang tidak sesuai, spesimen diambil dari jalur infus, dan kesalahan waktu dalam pengambilan spesimen. Penelitian dilakukan untuk menganalisis tahapan pengambilan dan pengelolaan spesimen darah di laboratorium RSUD Wangaya Denpasar. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara total sampling sebanyak 18 orang petugas ATLM di laboratorium Patologi Klinik. Data primer dikumpulkan dari hasil wawancara dan kuisioner untuk menganalisis pengetahuan terkait pengambilan dan pengelolaan spesimen darah. Hasil dengan skor tertinggi dan dalam kategori sangat baik yaitu pada pengambilan spesimen (97,8%). Skor terendah dan dalam kategori baik adalah pemberian identitas pasien (82,5%). Petugas laboratorium di RSUD Wangaya telah melakukan tahapan pengambilan dan pengelolaan spesimen darah sesuai peraturan Menteri Kesehatan RI tahun 2013 dan masuk dalam kategori sangat baik yaitu 91,48%.