Tantangan dan Solusi Pembelajaran Bahasa Indonesia di Era Covid-19
Abstrak
Mata pelajaran  bahasa Indonesia termasuk salah satu mata pelajaran yang diujiannasionalkan, namun nasibnya tidak seperti mata pelajaran yang diujiannasionalkan yang lain, apalagi di sekolah kejuruan. Mata pelajaran ini terkesan tidak penting karena bahasa Indonesia adalah bahasa peserta didik sendiri dan manfaatnya dipertanyakan. Sementara di beberapa Negara seperti  Kanada, Jepang, Vietnam, Australia, Ukraina, Korea Selatan, Kepulauan Hawaii Amerika, Suriname Amerika Selatan, Thailand, Tiongkok, Maroko bahasa Indonesia dipelajari sebagai bahasa kedua sejajar dengan bahasa Inggris.
Â
Asumsi ini dibuktikan di beberapa sekolah kejuruan di Indonesia. Pembelajaran Bahasa Indonesia terkesan tidak menarik, membosankan, tidak ada untungnya, ironisnya siswa merasa kesulitan dalam proses pembelajarannya. Ada apa dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah kejuruan? Pembelajaran Bahasa Indonesia membuat gurunya bersedih karena saat proses pembelajaran merupakan  kesempatan bagi peserta didik untuk istirahat atau tidur. Mengapa hal ini terjadi? Artikel ini bertujuan mendeskripsikan ada apa dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah kejuruan/vokasi, yang dirinci ke pertanyaan-pertanyaan (1) mengapa mata pelajaran Bahasa Indonesia tidak diminati; (2) bagaimana solusi untuk mengatasi agar minat peserta didik terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia muncul? Jenis penelitian ini kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi disimpulkan bahwa (1) tidak semua pendidik mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah vokasi berlatar belakang keilmuan bahasa Indonesia (2) kreativitas tenaga pendidik dalam memecahkan persoalan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kurang (pendidik terpaku dengan kurikulum yang ada); (3) rendahnya persepsi peserta didik terhadap pembelajaran bahasa Indonesia.(4) solusi yang ditawarkan antara lain berupa pembelajaran dengan menggunakan teknologi gawai dan internat: membuat video rekaman misalnya rekaman membaca puisi, menulis karikatur untuk materi teks anekdot, dan membuat main mapping untuk materi teks eksposisi. Saran dari hasil penelitian ini diperlukan penataan kembali guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan perlu peninjauan kurikulum Bahasa Indonesia untuk sekolah vokasi dan pembekalan mendesain media pembelajan yang inovatif bagi guru perlu ditingkatkan.Artikel teks lengkap
Referensi
http://anggitadewipratiwi.blogspot.co.id/2012/10/jangan-meremehkan-bahasa-indonesia.html
http://journals.ums.ac.id/index.php/varidika/article/view/5141
http://penagurumenulis.blogspot.com/2014/02/penekanan-pendekatan-pembelajaran_16.html
http://literaturkti.blogspot.co.id/2014/04/kaidah-penulisan-soal.html
Awalludin.2017. Pengantar Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Budi Utama.
Dirgantara,Yuana Agus.2011.Pelangi Bahasa Sastra dan Budaya Indonesia. Yogyakarta:Garudhawaca.
Jamaludin.2003.Problematik Pembelajaran Bahasa dan Sastra.Yogyakarya: Adicita Karya Nusa.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisa Bahasa, Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Penulis
Hak Cipta (c) 2020 Sujinah Sujinah

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Hak Cipta
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra by FKIP UMSurabaya diatur lisensinya dibawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.
Penulis mempertahankan seluruh haknya atas artikel yang diterbitkan jurnal ini, seperti (namun tidak terbatas pada) hak cipta dan hak kepemilikan lainnya yang berkaitan dengan artikel tersebut, seperti hak paten; hak untuk menggunakan substansi artikel dalam karyanya di masa depan, termasuk ceramah dan buku; hak untuk memperbanyak artikel untuk keperluan sendiri, hak untuk mengarsipkan sendiri artikel tersebut; hak untuk mengadakan pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari versi terbitan artikel (misalnya, mempostingnya ke repositori institusi atau menerbitkannya dalam buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya di jurnal ini.
Lisensi
Setiap karya yang ditulis penulis dilisensi dengan Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional