Representasi Ketidakadilan Gender dalam Film Please Be Quiet: Analisis Wacana Kritis Sara Mills
Abstrak
ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji ketidakdilan gender dari posisi tokoh dalam film Please Be Quiet melalui analisis wacana kritis Sara Mills, semiotika Charles Sandres Pierce sebagai pendekatan utama, dan teori resepsi Struat Hall. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan data primer transkrip dialog dan simbol visual, serta data sekunder komentar netizen di kanal YouTube William Adiguna. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui transkripsi dengan peneliti sebagai instrumen utama. Hasil penelitian menunjukkan, a) Tokoh Putri sebagai objek karena mengalami stereotipe, pelecehan seksual, pembungkaman, dan marginalisasi. b) Tokoh Sarah memiliki posisi sebagai objek dan subjek, karena ambisi pribadi menyebabkan pembungkaman suara. c) Tokoh Pak Benny sebagai posisi subjek karena lebih dominan dibandingkan tokoh Putri dan Sarah. Simbol visual tokoh mengalami pelecehan seksual dan tanpa mulut merepresentasikan ketidakmampuan perempuan menyuarakan ketidakadilan akibat dominasi patriarki di ruang kerja. Kesimpulannya Film Please Be Quiet mengungkap ketidaksetaraan gender dan dominasi kekuasaan di tempat kerja melalui berbagai pendekatan teori.
Kata kunci: Representasi, gender, film Please Be Quiet, analisis wacana kritis
ABSTRACT
This study examines the gender inequality of the position of the characters in the film Please Be Quiet through the analysis of Sara Mills' critical discourse, Charles Sandres Pierce's semiotics as the main approach and Struat Hall's reception theory. The method used is qualitative descriptive with primary data in the form of dialogue transcripts and visual symbols, as well as secondary data from netizens' comments on William Adiguna's YouTube channel. The data collection technique is carried out through transcription, with the researcher as the main instrument. The results of the study show that each figure has their own position. a) Putri as an object because she experiences stereotypes, sexual harassment, silencing, and marginalization. b) Sarah's character has two positions, as an object and a subject, because personal ambition leads to the silencing of voices. c) The character of Pak Benny as the subject position because it is more dominant than the characters of Putri and Sarah. The visual symbol of the character experiencing sexual harassment and without a mouth represents the inability of women to voice injustice due to patriarchal dominance in the workplace. The conclusion of the discussion shows that the film Please Be Quiet reveals gender inequality and the dominance of power in the workplace through various theoretical approaches.
Keyword: Representation, gender, film Please Be Quiet, critical discourse analysis
Artikel teks lengkap
Referensi
Arifin, Z. (2020). Metodologi penelitian pendidikan. Jurnal Al-Hikmah, 1(1).
Ayomi, N. P. (2021). Representasi dan Resepsi Khalayak Terhadap Film Pendek “Tilik” REKAM: Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi, 17(1), 51–62.
Azzahra, R., & Solihati, N. (2024). Representasi Psikologi Sastra pada Film Penyalin Cahaya Karya Wregas Bhanuteja. Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 17(2), 183-196.
Burchardt, T., Le Grand, J., & Piachaud, D. (1999). Social exclusion in Britain 1991-1995. Social policy & administration, 33(3), 227-244.
Burn, S. M. (2019). The psychology of sexual harassment. Teaching of Psychology, 46(1), 96-103.
Dwiyanti, F. (2014). Pelecehan seksual pada perempuan di tempat kerja (studi kasus kantor satpol PP Provinsi DKI Jakarta). University of Indonesia.
Eriyanto. (2006). Analisis wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yokyakarta: LKIS.
Ersyad, F. A. (2022). Semiotika Komunikasi dalam Perspektif Charles Sanders Pierce. CV. Mitra Cendekia Media.
Fakih, M. (1996). Analisis gender & transformasi sosial. Pustaka Pelajar.
Fatimah, A. A. B. (2023). Posisi Aktor dalam Novel Lusi Lindri Karya YB Mangunwijaya. Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 16(1), 1-18.
Futaqi, M. S., & Amanah, T. (2021). Kenabian Di Dalam Cerpen Ra’i Al-Ganam Karya Thaha Husein: Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce. Diwan: Jurnal Bahasa dan Sastra Arab, 7(1), 119-138.
Gunawan, A. L., & Wirawanda, Y. (2022). Analisis Resepsi Terhadap Patriarki Dalam Film (Studi Analisis Resepsi Film Kim Ji-Young Born 1982) (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Hall, S. (Ed.). (1997). Representation: Cultural representations and signifying practices. Sage Publications, Inc; Open University Press.
Hanyfah, I., & Purwanti, S. (2024). Representasi Pelecehan Seksual di Lingkungan Kerja dalam Film Pendek Please Be Quiet (Analisis Naratif Model Tzvetan Todorov). Jurnal JTIK (Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi), 8(2), 374-392.
IBCWE. (2023). Census on Women in Executive Leadership Team in IDX200 companies.
Isninadia, D., & Yuhdi, A. (2023). Perspektif Peran Perempuan dalam Film Demi Nama Baik Kampus Analisis Wacana Kritis Model Sara Mills. Garuda: Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Dan Filsafat, 1(1), 70-83.
Jannah, A., Widayati, W., & Kusmiyati, K. (2017). Bentuk dan makna kata makian di terminal purabaya surabaya dalam kajian sosiolinguistik. Jurnal Ilmiah Fonema, 4(2).
Jauss, H. R. (1982). Toward an aesthetic of reception. U of Minnesota P.
Kartini, K., Deni, I. F., & Jamil, K. (2022). Representasi pesan moral dalam film penyalin cahaya: Analisis semiotika Charles Sanders Peirce. SIWAYANG Journal: Publikasi Ilmiah Bidang Pariwisata, Kebudayaan, Dan Antropologi, 1(3), 121-130.
Kaukab, M. E., & Hidayah, A. (2020). Strategi Komunikasi Politik Amerika Serikat dalam Memanfaatkan Hollywood sebagai Media untuk Memperkuat Dominasi Global. Resolusi: Jurnal Sosial Politik, 3(2), 89-97.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. (2016). Informasi kelembagaan KPP-PA.
Lesmana, D., & Valentina, G. M. (2022). Perspektif Perempuan Dalam Film Mimi Melalui Analisis Wacana Kritis Sara Mills. Jurnal Communicology, 10(1), 23-44.
Lusianukita, L. (2020). Representasi Kekerasan terhadap Perempuan pada Film 27 Steps of May. Interaksi Online, 8(4), 31-43.
Nugraha, D. (2023). Pendekatan strukturalisme dan praktik triangulasi dalam penelitian sastra. Arif: Jurnal Sastra dan Kearifan Lokal, 3(1), 58-87.
Mills, S. (2008). Language and Sexism. New York: Cambridge University Press.
Mills, S. (1997). Discourse. London and New York: Routledge
Rosyidi, B. N., & Puspita, A. R. (2024). Representasi Gender Dalam Penggunaan Bahasa: Analisis
Sosiolinguistik Pada Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer. Basindo: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya. 8(2).
Sudarisman, S. (2013). Analisis Kecenderungan Metodoe Penelitian Skripsi Mahasiswa di Program Studi Pendidikan Biologi UNS. In Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning (Vol. 10, No. 1).
Sulung, U., & Muspawi, M. (2024). Memahami sumber data penelitian: Primer, sekunder, dan tersier. Edu Research, 5(3), 110-116.
Perempuan, K. (2023). CATAHU2023: Kekerasan terhadap Perempuan di Ranah Publik dan Negara: Minimnya Perlindungan dan Pemulihan. Jakarta: Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan.
Putri, A., & Nurhajati, L. (2020). Representasi perempuan dalam kukungan tradisi Jawa pada film Kartini karya Hanung Bramantyo. ProTVF, 4(1), 42-63.
Valia, V. (2023). Prespektif penyidik pada korban kasus pelecehan seksual (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
Winarsunu, T. (2024). Psikologi keselamatan kerja. UMMPress.
Novianti, N., Musa, D. T., & Darmawan, D. R. (2022). Analisis wacana kritis Sara Mills tentang stereotipe terhadap perempuan dengan profesi ibu rumah tangga dalam film Rumput Tetangga. Rekam: Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi, 18(1), 25-36.
Penulis
Hak Cipta (c) 2025 Nadia Khoirunnisa, Muhammad Hambali

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Hak Cipta
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra by FKIP UMSurabaya diatur lisensinya dibawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.
Penulis mempertahankan seluruh haknya atas artikel yang diterbitkan jurnal ini, seperti (namun tidak terbatas pada) hak cipta dan hak kepemilikan lainnya yang berkaitan dengan artikel tersebut, seperti hak paten; hak untuk menggunakan substansi artikel dalam karyanya di masa depan, termasuk ceramah dan buku; hak untuk memperbanyak artikel untuk keperluan sendiri, hak untuk mengarsipkan sendiri artikel tersebut; hak untuk mengadakan pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari versi terbitan artikel (misalnya, mempostingnya ke repositori institusi atau menerbitkannya dalam buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya di jurnal ini.
Lisensi
Setiap karya yang ditulis penulis dilisensi dengan Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional