Antara Ekologi, Religi, dan Tradisi: Menyigi Makna Kultural Nama Sumber Mata Air di Kabupaten Banyuwangi (Kajian Antropolinguistik)
Abstrak
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan sistem penamaan dan makna kultural pada sumber mata air yang ada di Banyuwangi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan antropolinguistik. Sumber data dalam penelitian, yaitu infroman yang merupakan juru kunci sumber mata air, catatan observasi, dan dokumen pendukung penelitian. Data dalam penelitian berupa leksikon nama-nama sumber, tuturan lisan, dan isyarat budaya yang dapat menggambarkan kepercayaan terhadap makna kultural dalam sumber mata air di Banyuwangi. Data dalam penelitian ini diambil pada bulan Mei-Juni 2024. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu wawancara dan observasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan etnosemantik dengan tahapan identifikasi, klasifikasi, pengaitan penamaan, dan analisis data. Hasil dari penelitian ini, yaitu (1) adanya pola penamaan dalam sumber mata air di Banyuwangi, yaitu dengan menggunakan konfiks, nama Dewi dan makhluk mitologi Hindu, bahasa sanskerta, dan nama tempat lokasi sumber, dan (2) terdapat latar belakang budaya dan pengaruh agama Hindu pada pola penamaan sumber air.
Kata kunci: antropolinguistik, makna kultural, sumber air, ekologi, religi, tradisi, banyuwangi
ABSTRACT
This research aims to describe the naming system and cultural meaning of springs in Banyuwangi. This research uses a descriptive qualitative method with an anthropolinguistic approach. The sources of data in the research are informants who are caretakers of springs, observation notes, and supporting research documents. The data in this research are in the form of lexicon of the source names, oral speech, and cultural cues that can describe the belief in the cultural meaning of springs in Banyuwangi. The data in this study were taken in May-June 2024. Data collection techniques in this research are interviews and observation. Data analysis in this study used an ethnosemantic approach with the stages of identification, classification, naming attribution, and data analysis. The results of this study are (1) there are naming patterns in water sources in Banyuwangi, namely by using confixes, using the names of Goddesses and Hindu mythological creatures, using Sanskrit, and using the name of the location of the source; (2) there is a cultural background and influence of Hinduism on the pattern of naming water sources.
Keyword: anthropolinguistics, cultural meaning, water resources, ecology, religion, tradition, banyuwangi
Artikel teks lengkap
Referensi
Alwi, Said. (2014). Perkembangan Religiusitas Remaja. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara.
Chaer, Abdul. (2013). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dauh, I W. dan Made Bagus S. D. (2020). "Tradisi Melasti dalam Rangkaian Hari Raya Nyepi di Desa Pancasari, Sukasada, Buleleng". Vidya Wertta, 4(1), 33-46.
Enfield, N. J., Paul K., Jack S. (2014). Introduction: Directions in the Anthropology of language. di Cambridge Handbook of Linguistic Anthropology. N. J. Enfield, Paul Kockelman, and Jack Sidnell (Editor). Cambridge: Cambridge University Press.
Ernanda. (2020). Diktat Mata Kuliah Sintaksis: Kelas Kata Nomina. Jambi: FKIP Universitas Jambi.
Dharmika, Ida Bagus. (2015). Wedarasa: Bulir-Bulir Inspiratif Kolom Majalah Wartam. Denpasar: Penerbit Esbe.
Giri, I Putu A. A., I Made Girinata, dan Kadek Agus Yoga D. (2022). "Upacara Piodalan sebagai Pendidikan Sosial Religius-Ekonomi (Kajian Fenomenologi)". SPHATIKA: Jurnal Teologi, 13(2), 175-185.
Laili, Elisa Nurul. (2021). Kajian Antropolinguistik: Relasi Bahasa, Budaya dan Kearifan Lokal Indonesia. Jombang: LPPM UNHASY Tebuireng Iombang.
Multyanti, Dewi. (2022). "Kearifan Lokal Masyarakat Terhadap Sumber Mata Air Sebagai Upaya Konservasi dan Pengelolaan Sumber Daya Lingkungan". Bina Hukum Lingkungan, 6(3), 410-424.
Ottenheimer, H. J., & Pine, Ju. M. S. (2019). The Anthropology of Language: An Introduction to Linguistic Anthropology (Fourth Edi). USA: Cengage Learning.
Pidada, Jelantik Sutanegara. (2016). "Saripati Pendidikan Hindu". Wartan edisi 15, bulan Mei 2016.
Puspitasari, Riantina. (2023). "Tradisi Kirab Tirta Amerta Sari di Candi Sumberawan Dusun Sumberawan Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang (Kajian Folklor)". JOB: Jurnal Online Baradha E Journal, 19(2), 373-392.
Putra, I K. S. dan Dwi Bambang S. (2020). Bade dalam Prosesi Ngaben Masyarakat Bali. Badung: Kepel Press.
Rosidi, Moh. Imron dkk. (2023). "Beji Antaboga As A Symbol of Diversity: Tolerance and Integration Embodiment to Social Studies Learning". Kamayana: Jurnal Ilmu Agama, 6(3), 367-376.
Rudiyanto, Wakit A. R., dan Dwi P. (2020). "Tinjauan Etnolinguistik: Makna Kultural dalam Tradisi Sranan sebagai Wujud Kearifan Lokal Masyarakat Petani Pegunungan di Kebumen". SEMANTIKS: Prosiding Seminar Nasional Linguistik dan Sastra 2020, 543-552.
Semadi, A.A. G. P. (2021). "Fungsi dan Makna Simbol-Simbol dalam Palinggih Padmasana Perspektif Kajian Budaya". Widya Accarya: Jurnal Kajian Pendidikan FKIP Universitas Dwijendra, 12(1), 108-116.
Setyani, Niken dan Rusdiyantoro. (2020). "Kehadiran Gending Mugi Rhayu dalam Konteks Sosial". Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran, dan Kajian Tentang “Bunyi”, 20(1), 29-41.
Sharmista, N. Y. P. dan Listyo Y. (2024). "Manfaat Melukat dalam Kebudayaan Bali pada Perspektif Psikologi". Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya, 10(1), 143-152.
Subroto, E. (2011). Pengantar Studi Semantik dan Pragmatik. Surakarta: Cakrawala Media.
Sudaryat, Yayat. (2011). Makna dalam Wacana. Bandung: CV. Yrama Widya.
Sudhiarsa, Raymundus. (2006). "Mitologi atau Teologi? Upaya Memahami Tradisi dan Religiositas Bali". Stusia Philosophica et Theologica,6(1), 54-70.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sulistyono, Yunus. (2016). "Sistem Penamaan Tempat di Kompleks Tamansari Keraton Yogyakarta (Kajian Linguistik Antropologis). The 4th University Research Colloquim (URECOL) 2016.
Syakhrani, Abdul Wahab. (2022). "Budaya Dan Kebudayaan: Tinjauan dari Berbagai Pakar, Wujud-Wujud Kebudayaan, 7 Unsur Kebudayaan yang Bersifat Universal". Cross-border, 5(1), 782¬-791.
Titisari, Ema Y. dkk. (2016). "Makna Kultural Situs Sumberawan: Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa Depan". Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016, 1-6.
Titisari, Ema Y. dkk. (2017). "Sumber Air dala Ruang Budaya Masyarakat Desa Toyomerto Singoari, Malang: Menggali Kearifan Lokal Mengenai Water Resource Sustainability". Seminar Nasional Arsitektur dan Tata Ruang (SAMARTA) 2017, 1-9.
Widodo, Dyah, dkk. (2021). Ekologi dan Ilmu Lingkungan. Kota Medan: Yayasan Kita Menulis.
Wurianto, Arif Budi. (2009). "Aspek Budaya pada Upaya Konservasi Air dalam Situs Kepurbakalaan dan Mitologi Masyarakat Malang". HUMANITY: Jurnal Penelitian Sosial, 4(2), 80-88.
Yordania, B. R. dan Nur F. (2024). "Makna Leksikal, Makna Kultural, dan Kearifan Lokal dalam Leksikon Peternakan Sapi Perah di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali". Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 17(2), 147-168.
Penulis
Hak Cipta (c) 2025 Oky Dhani Saputra, Millatuz Zakiyah
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Hak Cipta
- Hak cipta terhadap artikel yang diterbitkan di Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra adalah penerbit atau Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra.
- Penulis harus menyerahkan hak cipta pada jurnal dengan menandatangai dan mengirimkan form penyerahan hak cipta (template) melalui email stilistika@um.surabaya.ac.id.
- Penulis dapat menyebarluaskan artikelnya melalui media manapun.
Lisensi
Setiap karya yang ditulis penulis dilisensi dengan Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.