Analisis Kontrastif Proses Afiksasi pada Bahasa Indonesia dan Bahasa Korea untuk Pengajaran BIPA
Abstrak
ABSTRAK
Penelitian ini berfokus pada proses afiksasi antara bahasa Indonesia dan bahasa Korea. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kesalahan dan kesulitan siswa BIPA Korea mengenai pembentukan dan penggunaan imbuhan meN-i, meN-kan, peN-an, meN-, peN-, dan di-. Data diperoleh dari buku berjudul I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki, yang mengandung afiks bahasa Indonesia dan bahasa Korea. Pendekatan deskriptif kualitatif digunakan dengan metode padan intralingual untuk menganalisis data. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka, teknik simak, dan teknik catat. Data yang digunakan dalam bahasa Indonesia sebanyak 207 data sedangkan dalam bahasa Korea 35 data. Hasil penelitian menemukan dua perbedaan dan dua persamaan antara afiksasi bahasa Indonesia dan bahasa Korea. Proses afiksasi dalam bahasa Indonesia menyebabkan terjadinya perubahan pada kelas kata dasar ketika ditambah prefiks, perubahan bentuk imbuhan, dan perubahan bentuk kata dasar. Sedangkan dalam bahasa Korea hanya bentuk kata dasar saja yang berubah. Kesamaan lainnya ditemukan pada bentuk afiks Indonesia dan Korea yang mempunyai bentuk yang sama dengan morfem lainnya.
Kata kunci: Analisis Kontrastif, Proses Afiksasi, Bahasa Indonesia, Bahasa Korea
ABSTRACT
This research focuses on the affixation process between Indonesian and Korean. This research was motivated by the mistakes and difficulties of Korean BIPA students regarding the formation and use of the affixes meN-i, meN-kan, peN-an, meN-, peN-, and di-. The data were obtained from a book called I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki, which contains Indonesia and Korea affixes. The qualitative descriptive approach was used with intralingual matching method to analyze the data. The data were collected using literature studies, data interpretation, and note-taking techniques. The data used in Indonesian were 207 data while in Korean 35 data. The results of the study found two differences and two similarities between Indonesian and Korean affixation. The affixation process in Indonesian causes changes in word classes when added prefix, causes changes affix forms, and causes changes base word forms. While, in Korean just base word forms has changed. Another similarity is found in the form of Indonesian and Korean affixes which have the same form as other morphemes.
Keyword: Contrastive Analysis, Affixation Process, Indonesian, Korean
Artikel teks lengkap
Referensi
Adji, M. (2017). “Beberapa Catatan tentang Pembelajaran BIPA: Kasus Pembelajaran di BIPA UNPAD”. Simposium Internasional Pengajaran BIPA 2017, 527–531. https://bipa.kemdikbud.go.id/filebakti/403Kumpulan_Esai_SIPBIPA_2017.pdf
Adnyana, P. P. (2014). “한국어와 인도네시아어의 파생어 대조 연구”. 이화여자대학교 대학원. https://dspace.ewha.ac.kr/browse?type=author&value=Putu+Pramania%2C+Adnyana
Assyafiya, N. (2017). “Berbagai Macam Cara yang Dilakukan dalam Proses Belajar Mengajar dalam Pengajaran BIPA dan Hasil yang Diperoleh serta Bahan Ajar yang Digunakan”. Simposium Internasional Pengajaran BIPA 2017, 578–583. https://bipa.kemdikbud.go.id/filebakti/403Kumpulan_Esai_SIPBIPA_2017.pdf
Bagiya. (2018). “Infleksi dan Derivasi dalam Bahasa Indonesia”. Journal of Language Learning and Research (JOLLAR), 1(1), 1–11. https://doi.org/10.22236/jollar.v1i1.1240
Chaer, A. (2022). Morfologi Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta. Rineka Cipta.
Erda, A. M., & Widodo, P. (2019). “Comparative Study of Korean and Indonesian Morphological Transformation”. International Journal of Linguistics, Literature & Translation, 2(1), 294–300. https://doi.org/10.32996/ijllt.2019.2.1.36
Jae Hyun, P. (2015). “Potensi dan Tantangan Bahasa Indonesia Menuju Bahasa Internasional”. Jurnal Sosioteknologi ITB, 14(1), 12–20. https://doi.org/https://doi.org/10.5614/sostek.itbj.2015.14.1.2
Ke, P. (2018). Contrastive Linguistics (Vol. 1). Springer Singapore. https://doi.org/https://doi.org/10.1007/978-981-13-1385-1
Lee, C. Y. (2004). Essential Grammar for Korean as a Second Language (Edisi 1). Oxford University Press.
Naufalia, A. (2020). “Bahan Ajar Tata Bahasa Daring Bermuatan Budaya melalui Komik Digital Lima Legenda Nusantara untuk BIPA Dasar”. Semar BIPA UMK 2020, 1–11. https://conference.umk.ac.id/index.php/semarbipa/issue/view/11/showToc
Nur, T. (2016). “Analisis Kontrastif dalam Studi Bahasa”. Journal of Arabic Studies, 1(2), 64–74. http://journal.imla.or.id/index.php/arabi
Putrayasa, I. B. (2017). Kajian Morfologi: Bentuk Derivasional dan Infleksional. Bandung: PT. Refika Aditama.
Rahmadia, A. H., & Usmi, U. (2021). “Afiks Bahasa Korea dalam Esai Jichyeotgeonna Joahaneun Ge Eopgeona”. JLA (Jurnal Lingua Applicata), 5(1), 38. https://doi.org/10.22146/jla.68954
Ronidin. (2015). “Kendala-Kendala Pengajaran Bahasa Indonesia di Korea Selatan”. Jurnal Arbitrer, 2(1), 54–72. https://doi.org/https://doi.org/10.25077/ar.2.1.54-72.2015
Setyaningrum, L. W., Andayani, & Saddhono Kundharu. (2018). “Pembelajaran Afiks Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”. Jurnal IMAJERI, 01(1), 49–61. https://doi.org/https://doi.org/10.22236/imajeri.v1i2.5067
Penulis
Hak Cipta (c) 2025 Tiara Putri Sintaningrum, Asep Muhyidin, Arip Senjaya
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Hak Cipta
- Hak cipta terhadap artikel yang diterbitkan di Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra adalah penerbit atau Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra.
- Penulis harus menyerahkan hak cipta pada jurnal dengan menandatangai dan mengirimkan form penyerahan hak cipta (template) melalui email stilistika@um.surabaya.ac.id.
- Penulis dapat menyebarluaskan artikelnya melalui media manapun.
Lisensi
Setiap karya yang ditulis penulis dilisensi dengan Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.