Kesejahteraan Psikologis: Mahasiswa Papua Perokok Dan Non Perokok Di Salatiga

Penulis

  • Jenni Inggrit Yarangga Prodi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia
  • Fiane de Fretes Prodi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia
  • Heri Setiawan Prodi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.30651/jkm.v6i1.6722

Kata Kunci:

Smoking, Psychological Well-being

Abstrak

Latar Belakang: Perilaku merokok tidak hanya memberikan dampak secara fisik, namun juga psikologis. Berdasarkan hasil  observasi awal yang dilakukan peneliti terhadap mahasiswa Papua di Salatiga, menunjukan bahwa mahasiswa yang menjalani masa studi  lebih dari 4 tahun, memilki manajemen keuangan yang kurang  baik, pengendalian emosi yang tidak stabil, pola tidur yang tidak teratur, dan lebih mendahulukan  konsumsi rokok  daripada kebutuhan dasar lainnya. Pria yang merokok ditemukan memiliki tingkat kesejahteraan psikologis rata-rata yang lebih rendah daripada pria yang tidak merokok. Tujuan: Penelitian ini mendeskripsikan kesejahteraan psikologis, serta membandingkan dua variabel tersebut pada responden perokok dan non-perokok di Kota Salatiga. Metode:penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif deskriptif komparatif dengan menggunakan kuesioner: Skala Kesejahteraan Psikologis, data dikelola dengan menggunakan Teknik Analisis t-Test. Hasil: penelitian uji perbandingan setiap aspek kesejahteraan psikologis, menunjukan bahwa nilai t 1,018*, 0,584*, 1,930*, 0,177* dan 0,874* lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada aspek kesejahteraan fisik, mental, sosial, emosional dan spiritual bagi responden non-perokok dan perokok.

 

According to data from the Ministry of Health of the Republic of Indonesia 2018, smoking based on age ≥10 years is mostly in West Java Province with a frequency every day and sometimes as much as 32%. The average number of cigarettes smoked was 28.8% (equivalent to two packs of cigarettes). Men who smoke were found to have lower mean levels of psychological well-being than men who don't smoke. Purpose: This study aims to compare the psychological well-being of smokers and non-smokers in Salatiga. Methods: the research used is a comparative descriptive quantitative study using a questionnaire: Psychological Welfare Scale, the data is managed using the t-test analysis technique. Results: a comparative test of every aspect of psychological well-being, showed that the t values of 1.018 *, 0.584 *, 1.930 *, 0.177 * and 0.874 * were greater than the significance level of 0.05. This shows that there is no significant difference in the aspects of physical, social, emotional and spiritual well-being for non-smoker and smoker respondents.

Biografi Penulis

Jenni Inggrit Yarangga, Prodi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia

Prodi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia

Fiane de Fretes, Prodi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia

Prodi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia

Heri Setiawan, Prodi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia

Prodi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia

Referensi

Kementerian Kesehatan RI Badan Penelitian dan Pengembangan. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia [Internet]. 2018;1–100. Available from: http://www.depkes.go.id/resources/download/info-terkini/hasil-riskesdas-2018.pdf

Oshio, T. and Kobayashi M. The effect of Smoking on Individual Wellbeing. 2009;

Fitri S, Luawo MIR, Noor R. Gambaran Kesejahteraan Psikologis Pada Remaja Laki-Laki di SMA Negeri Se-Dki Jakarta. Insight J Bimbing Konseling. 2017;6(1):50.

Singh BJ, Gupta A. WELL-BEING SCALE. 2001;5(i).

Mulder F, Rikers J, Henderikx P. Large-scale introduction of E-learning at universities throughout Europe. Lect Notes Comput Sci (including Subser Lect Notes Artif Intell Lect Notes Bioinformatics). 2002;2363(April):4–5.

Kent LT. What Effects Does Smoking Have on Exercise? Leventhal, H & Cleary, P D. (1980). The Smoking Problem: A Review of the Research. 2014;

Baron, R.A., & Byrne D. Psikologi Sosial. Jilid II Edisi Kesepuluh (terjemahan Djuwita, R). Jakarta: Erlangga; 2005.

Ariati J. Subjective Well-Being (Kesejahteraan Subjektif) Dan Kepuasan Kerja Pada Staf Pengajar (Dosen) Di Lingkungan Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. J Psikologis Undip. 2010;8(2):117–23.

Rohmand. HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA. Ministère du Développement durable, l’Environnement la Lutte contre les Chang Clim Dir l’expertise en biodiversité Dir l’aménagement des eaux Souterr [Internet]. 2014;2014(August):1–43. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.scitotenv.2014.10.007

Goleman D. Kecerdasan Emosional. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.; 2016.

Maulina SI. Hubungan Antara Religiusitas Dengan Psychological Well Being Pada Lansia. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. 2012;

Unduhan

Diterbitkan

2021-03-27