Edukasi Pencegahan Demam Berdarah Dengue (Dbd) Untuk Meningkatkan Pengetahuan Jumantik Cilik Di Kelurahan Ambarketawang
Abstrak
Abstrak Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang sulit dideteksi karena dapat tidak menunjukkan gejala sama sekali dan juga bisa menunjukkan gejala yang sangat parah. Di Indonesia, kasus DBD terus meningkat karena mobilitas, kepadatan penduduk, dan perubahan iklim. Kabupaten Sleman, khususnya Kelurahan Ambarketawang, memiliki tingkat kasus DBD yang tinggi pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kader jumantik cilik mengenai pencegahan DBD. Kegiatan ini dilaksanakan melalui metode edukasi kesehatan dan evaluasi. Edukasi kepada 117 kader jumantik cilik dilakukan menggunakan media video animasi dan PowerPoint. Media ini merupakan sebuah pendekatan edukasi yang interaktif dan menarik. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan anak-anak tentang DBD dan memotivasi masyarakat untuk menjaga lingkungan agar bebas dari sarang nyamuk. Pengetahuan diukur menggunakan kuesioner pretest dan posttest. Hasil Uji Wilcoxon menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan kader jumantik cilik secara signifikan (p-value 0,000). Edukasi pencegahan DBD dengan media video animasi dan PowerPoint berhasil meningkatkan pengetahuan kader jumantik cilik. Edukasi mengenai pencegahan DBD sejak usia dini akan menciptakan kebiasaan positif yang berkelanjutan, sehingga dapat mengurangi kasus DBD di masa mendatang.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Lina Handayani, Sulistyawati Sulistyawati, Tria Nisa Novianti, Isah Fitriani, Ardiansyah Jumaedi Nasir, Tri Wahyuni Sukesi, Lu’lu’ Nafiati, Surahma Asti Mulasari, Herman Yuliansyah, Fatwa Tentama

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis yang menerbitkan jurnal perlu menyetujui beberapa persyaratan berikut:
1) Penulis memegang hak cipta dan memberikan hak jurnal untuk publikasi pertama dengan karya yang dilisensikan secara bersamaan di bawah Lisensi Atribusi Creative Commons yang memungkinkan orang lain untuk membagikan karya tersebut dengan pengakuan atas penulisan karya dan publikasi awal dalam jurnal ini.
2) Penulis dapat membuat pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke penyimpanan institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya di jurnal ini.
3) Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting karya mereka secara online (misalnya, di repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena hal itu dapat mengarah pada pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan.


