Pemberdayaan Apoteker Menghadapi Peluang dan Tantangan Pandemi Covid-19 dalam Pengembangan Produk Herbal Imunomodulator
DOI:
https://doi.org/10.30651/hm.v3i2.12902Abstrak
Pada Maret tahun 2020, WHO telah menyatakan covid-19 merupakan pandemi global. Hal ini berdampak kita harus berdamai dan menerima kondisi hidup bersama covid-19. Untuk dapat tetap bertahan dalam kondisi ini maka diperlukan berbagai penyesuaian yang salah satunya adalah meningkatkan kemampuan tubuh untuk mempertahankan diri. Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya meningkatkan imunitas tubuh, salah satu yang juga meningkat adalah kebutuhan akan jamu atau produk herbal. Peningkatan ini menjadi peluang untuk pengembangan produk herbal/jamu Indonesia untuk imunomodulator yang memenuhi persyaratan keamanan dan mutu. Untuk itu dilaksanakan kegiatan Webinar Nasional ini sebagai kegiatan pengabdian masyarakat dengan tujuan untuk mengetahui dan mengukur tingkat pengetahuan para peserta mengenai tantangan dan peluang apoteker dalam menjalankan peranan prosfesinya di era pandemik COVID-19. Dari hasil kuesionair dapat diketahui bahwa peserta yang merupakan sejawat apoteker mampu melihat peluang untuk ikut berperan dalam menghadapi pandemi covid-19 dalam upaya pengembangan obat herbal untuk imunomodulator. Hal ini juga menunjukkan bahwa tujuan diselenggarakan webinar ini untuk pemberdayaan apoteker telah tercapai.
Referensi
Abbas AK, Lichtman AH, Pillai S. 2018. Basic Imunology: Function and Disorders ofthe Immune System. (5th Edition). Philladelphia: Elsevier Saunders Publishing
Ali, B.H., Blunden, G., Tanira, M.O., Nemmar, A., 2008. Some phytochemical, pharmacological and toxicological properties of ginger (Zingiber officinale Roscoe): a review of recent research. Food and Chemical Toxicology 46, 409–420
Ari SW, dkk. 2020. Tantangan Industri Farmasi Indonesia di Era Pandemik COVID 2019. Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma Volume 1, Nomor 2, Oktober: 137-143
Chang, J.S., Wang, K.C., Shieh, D.E., Hsu, F.F., Chiang, L.C., 2012. Ge-Gen-Tang has anti-viral activity against human respiratory syncytial virus in human respiratory tract cell lines. Journal of Ethnopharmacology 139, 305–310.
Chrubasik, S., Pittler, M.H., Roufogalis, B.D., 2005. Zingiberis rhizoma: a comprehensive review on the ginger effect and efficacy profiles. Phytomedicine 12, 684–701
Dony M and Wei-Li H. 2018. Antiviral potential of curcumin. Journal of Functional Foods 40: 692–699
Idha K. 2021. A Great Challenge on the Reproducibility of Therapeutic Results of Phytopharmaceuticals. Durgesh Nandini Chauhan and Kamal Shah (eds.) Phytopharmaceuticals: Potential Therapeutic Applications, (1–18). Scrivener Publishing LLC
IGA Kencana W dan Indropo A. 2015. Penggunaan ImunomodulatorUntuk Berbagai Infeksi Virus Pada Kulit. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Vol. 27, No. 1, April: 63 - 69
Sasmito, E., Sahid, M.N.A., dan Ikawati, M. (editor), 2020, Buku Petunjuk Praktikum Imunologi Farmasi, Fakultas Farmasi UGM.
Slamet W dkk, 2017. Laporan Nasional Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan Tumbuhan Obat Berbasis Komunitas di Indonesia.
Vella R, dkk. 2021. Pemberdayaan serta Edukasi Kreatif Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Tanggap Covid-a9. Humanism Volume 2, Nomor 2, Agustus: 127-131
Veronica K. 2020. Tanggung Jawab Apoteker Dalam Pelayanan Obat Dengan Resep Dokter. Jurnal Poros Hukum Padjadjaran Volume 1, Nomor 2, Mei: 226 - 245
Wang, K.C., Chang, J.S., Chiang, L.C., Lin, C.C., 2011. Sheng-Ma-Ge-Gen-Tang (Shomakakkon-to) inhibited cytopathic effect of human respiratory syncytial virus in cell lines of human respiratory tract. Journal of Ethnopharmacology 135, 538–544.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Penulis yang menerbitkan jurnal perlu menyetujui beberapa persyaratan berikut:
1) Penulis memegang hak cipta dan memberikan hak jurnal untuk publikasi pertama dengan karya yang dilisensikan secara bersamaan di bawah Lisensi Atribusi Creative Commons yang memungkinkan orang lain untuk membagikan karya tersebut dengan pengakuan atas penulisan karya dan publikasi awal dalam jurnal ini.
2) Penulis dapat membuat pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif dari versi jurnal yang diterbitkan dari karya tersebut (misalnya, mempostingnya ke penyimpanan institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya di jurnal ini.
3) Penulis diizinkan dan didorong untuk memposting karya mereka secara online (misalnya, di repositori institusional atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengiriman, karena hal itu dapat mengarah pada pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih besar dari karya yang diterbitkan.