Penetapan Kadar Kuersetin dalam Sediaan Sirup Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi) dengan Metode Spektrofotometri UV
Abstrak
Kuersetin merupakan senyawa flavonoid yang terkandung dalam daun Averrhoa bilimbi dan dapat diekstraksi dengan metode maserasi untuk dijadikan ekstrak. Ekstrak ini dapat dibuat dalam bentuk sirup untuk pengembangan sediaan herbal. Spektrofotometri UV digunakan dalam penentuan konsentrasi kuersetin dari Averrhoa bilimbi dalam sirup. Metode ini dinilai sederhana, cepat, dan relatif murah, sehingga memberikan manfaat untuk menganalisis banyak sampel. Validasi metode diperlukan untuk memastikan apakah aspek analitik valid dan parameter validasi yang diukur dalam penelitian ini adalah selektivitas, liniearitas, LOD dan LOQ, presisi, dan akurasi. Selektivitas menunjukkan bahwa spektra memiliki panjang gelombang maksimum pada λ = 374 nm. Linieritas diperoleh dari fungsi regresi y = 0,07923x - 0,07056 dengan koefisien korelasi r = 0,9988 dan Vxo = 2,42%.  Presisi menunjukkan koefisien varian KV = 0,24%. LOD dan LOQ menunjukkan 0,0223 dan 0,0745. Konsentrasi kuersetin dalam ekstrak daun adalah 6,708% (b/b) ± 5,72% dan konsentrasi kuersetin dalam sirup adalah 63,06 mg.
Artikel teks lengkap
Referensi
Anonim. 2007. The United State Pharmacopeia 30 Ed – National Formulary 25. Rockville : The United State Pharmacopeial Convention. p.680.
Anonim. 2009. The Merck Index, An Encyclopedia of Chemicals and Drugs, 14th Edition, Merck and Co., Inc, Rahway, New Tersey, USA. p.8034.
Anonim. 2010. Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima, Edisi Pertama. Jakarta : Direktorat Obat Asli Indonesia, Deputi II, Badan POM RI. Hal.: 6.
Arman, Eliza. 2012. Penetapan Kadar Kuersetin dalam Plasma secara In Vitro. Padang : Fakultas Farmasi Universitas Andalas.
Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal.:14.
Departemen Kesehatan RI. 2008. Farmakope Herbal Indonesia Edisi Pertama. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hal.:174.
Gandjar, I.G. & Rohman, Abdul. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Hal.: 220-254, 463-470.
Harborne, J.B., Baxter H., Moss G. P. 1999. Phytochemical Dictionary, A Handbook of Bioactive Coumpounds from Plants, Second Edition. London : Taylor & Francis Ltd, One Gunpowder Square. p. 450.
Harmita. 2004. Review Artikel : Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya. Departemen Farmasi FMIPA-UI. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. I, No.3, Desember 2004, Hal. 117-135.
Hernani, Nurdjanah R. 2009. Aspek Pengeringan Dalam Mempertahankan Kandungan Metabolit Sekunder Pada Tanaman Obat. Bogor : Perkembangan Teknologi TRO 21 (2) Desember 2009.
Hidayati, Iffa L. 2007. Formulasi Tablet Effervescent dari Ekstrak Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) sebagai Anti Hipertensi. Bogor : Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Hal.21.
Kresnanugraha, Y. 2012. Uji Penghambatan Aktivitas Enzim Xantin Oksidase Dari Ekstrak Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Dan Identifikasi Golongan Senyawa Dari Fraksi Aktif. Depok : Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Departemen Farmasi.
Lakhanpal, Parul., and Kumar Rai, D.K., Jul-Dec 2007. Quercetin: A Versatile Flavonoid. Internet Journal of Medical Update, Vol. 2. No. 2
Latha, J.L.N., Kumar, K.A., & Gousia, S.K., M., Anupama. 2013. A Review on Phytochemical Constituents and Biological Assays of Averrhoa bilimbi. India : International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Science Research 2013; 3(4). p: 136-139.
Lide, D.R. 2005. CRC Handbook of Chemistry and Physics, Internet Version 2005, http://www.hbcpnetbase.com, CRC Press. p.617.
Manuchair, Ebadi. 2007. Pharmacodynamic Basis of Herbal Medicine Second Edition. North Dakota : Taylor & Francis Group, LLC. p.393-403.
Miean, K.H., Mohamed, S. 2001. Flavonoid (Myricetin, Quercetin, Kaempferol, Luteoin, and Apigenin) Content of Edible Tropical Plants. Malaysia : Faculty of Food Chem., 2001. p. 3106-3112.
Mukhlisoh, W. 2010. Pengaruh Ekstrak Tunggal dan Gabungan Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn) Terhadap Efektivitas Antibakteri Secara Invitro. Malang : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Rowe R. C., Sheskey P. J., Quinn M. E. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth edition. USA : Pharmaceutical Press. p.703-704.
Sejati, Apriliana D. 2012. Penetapan Kadar Flavonoid dan Fenolik Ekstrak Air Jinten Hitam (Nigella sativa L.)dan Uji Sitotoksik pada Sel Kanker Payudara MCF-7 dari Tiga Daerah: Habasyah, India dan Indonesia. Surakarta : Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sorayanova, Elly. 2009. Penetapan Kadar Kuersetin dalam Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dan Bawang Bombay (Allium cepa L.) Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Adisi Baku. Jakarta : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila.
Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Syofyan, Lucida H., Bakhtiar A. 2008. Peningkatan Kelarutan Kuersetin Melalui Pembentukan Kompleks Inklusi Dengan β-Siklodekstrin. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol.13, No.2, 2008, Hal: 43-48.
Waji, R. S., Andis S. 2009. Makalah Kimia Organik Bahan Alam Flavonoid (Quercetin). Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin. Hal. 11-12.
Penulis
Hak Cipta (c) 2022 Sudjarwo Sudjarwo
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Penulis tetap memegang hak atas karyanya dan memberikan hak publikasi pertama kepada jurnal ini yang secara simultan karya tersebut dilisensikan di bawah: Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0)