FOLKSONG DALAM TRADISI MA’AROLO LANI MALA’APA DI PELAUW MALUKU TENGAH (KAJIAN MAKNA)

Susi Hardila Latuconsina (1)
(1) Universitas Pattimura Ambon

Abstrak

Nyanyian rakyat dalam perkawinan adat Pelauw adalah produk budaya masyarakat Pelauw. Sebagai produk budaya, nyanyian rakyat dalam ritual perkawinan adat Pelauw digunakan sebagai media ekspresi seni untuk menyampaikan berbagai hal tentang kehidupan manusia, di samping sebagai media hiburan rakyat. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan makna folksong dalam tradisi Ma’arolo Lani Mala’apa di desa Pelauw Kecamatan Pulau Haruku Maluku Tengah. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan ancangan hermeneutika untuk mengkaji makna nyanyian rakyat dalam ritual perkawinan adat dengan sumber data Folksong dalam tradisi Ma’arolo Lani Mala’apa di desa Pelauw Kecamatan Pulau Haruku Maluku Tengah. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan makna folksong dalam tradisi Ma’arolo Lani Mala’apa di desa Pelauw Kecamatan Pulau Haruku Maluku Tengah berfungsi sebagai media kritik sosial dalam ritual perkawinan adat Pelauw dan mengandung nilai filosofis, religius dan nilai-nilai sosial.

Artikel teks lengkap

##article.generated_from_xml##

Referensi

Abdurrachman, Paramita R. 1973. Bunga Rampai Sejarah Maluku. Jakarta: Lembaga Penelitian Sejarah Maluku.

Apriani, Eny. 2014. Nyanyian Rakyat Suku Tidung di Kota Tarakan Kalimantan Utara (Kajian Struktur Naratif Parry-Lord). Surabaya: Tesis program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Maluku Tengah. 2010. Pulau Haruku dalam Angka.

Barth, Fredrik (1988) Kelompok-kelompok Etnik dan Batasannya. Jakarta: Uniniversitas Indonesia (UI-Press).

Bogdan, Robert & Steven J. Taylor (1992) Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Suatu Pendekatan Fenomenologis Terhadap Ilmu Sosial), Surabaya: Usaha Nasional Indah.

Dananjaja, James. 1997. Folklor Indonesia. Jakarta: Gravity Press

Danandjaja, James.1986. Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain. Jakarta: Penerbit PT Temprint.

Endaswara, Suwardi. 2009. Metodologi Penelitian Folklor. Yokyakarta: Media Pressindo.

Finnegan, Ruth. 1992. Oral traditions and Verbal Arts. London: Chapman and Hall.

Gayatri, Satya. 2006. Formulaik dan Fungsi dalam Pertunjukan Teater Tradisional Tupai Janjang. Padang: Fakultas Sastra Universitas Andalas.

Hutomo, Suripan Sadi. 1987. Cerita Kentrung Sarakwulan di Tuban. Jakarta: Desertasi Program Pascasarjana Universitas Indonesia.

Haviland, William A (1985) Antropologi, Jakarta: Erlangga.

Ihromi, TO (2006) Pokok-Pokok Antropologi Budaya, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Koentjaraningrat (2002) Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta

Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994)

Latuconsina Y. M, Karakteristik tanah di atas formasi batu gamping koral di wilayah desa Pelauw (2002)

Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004)

Lord, B. Albert. 1971. The Singer of Tales. New York: Harvard University Press.

Lord, B. Albert. 1976. The Singer of Tales. New York: Harvard University Press.

Lord, B. Albert. 2002. The Singer of Tales Second Edition. New York: Harvard University Press

Moleong, 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya Offsed.

Phillips, Nigel. 1980. Sijobang Sung Narrative Poetry of West Sumatra. Cambridge: Cambridge University Press.

Rumahuru, Yance Z. 2010. Dinamika Identitas Komunitas Muslim Hatuhaha di Pulau Haruku Maluku Tengah†dalam majalah Masyarakat Indonesia Edisi XXXVI, No. 1.

Ricouer, Paul. 2002. The Interpretation Theory, Filsafat Wacana Membela Makna dalam Anatomi Bahasa. Yogyakarta: IRCiSoD.

Ricouer, Paul. Hermeneutika Ilmu Sosial. Terjemahan oleh Muhammad Syukuri 2006. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Saifuddin, Ahmad Fedyani. 2005. Antropologi Kontemporer: suatu Pengantar Kritis Mengenai Paradigma. Jakarta: Penerbit Prenada Media.

Sudikan, Setya Yuwana. 2001. Metode Penelitian Sastra Lisan. Surabaya: Citra Wacana.

Sudikan, Setya Yuwana. 2001b. Metode Penelitian Sastra Lisan. Surabaya: Citra Wacana.

Sudikan, Setya Yuwana. 2014. Metode Penelitian Sastra Lisan. Lamongan: Pustaka Ilalang Group.

Suratno, Pardi dan Astiyanto, Henniy. 2004. Gusti Ora Sare: 65 Mutiara Nilai Kearifan Budaya Jawa. Yogyakarta: Penerbit Adiwacana.

Supriyanto, A. dengan judul “Makna Simbolik Mantra dan Perangkat Benda yang digunakan dalam Prosesi Adat Perkawinan suku Sasak di Pringgabayaâ€. Diambil tanggal 18 Oktober 2015.

Sweeny, Amin. 1999. Kajian Tradisi Lisan dan Pembentukan Wacana Kebudyaan. Makalah Seminar Internasional Tradisi Lisan III. Jakarta tanggal 14-16 Oktober 1999.

Tutuarima, Fricean, dkk. 2009. “Persekutuan Masyarakat Adat Amarima Hatuhaha sebagai Model Pluralitas Sosial†Laporan Penelitian Hibah Strategi Nasional Universitas Pattimura Ambon.

Tuloli, Nani. 1991. Tanggomo Salah Satu Ragam Sastra Lisan Gorontalo. Jakarta: Pustaka Jaya Giri Mukti Pasaka.

Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya Giri Mukti Pasaka.

Wahab, Abdul. 1998. Isu Linguistik: Pengajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: Airlangga University Press.

Winaryo. 2014. Seni Maca’an Lare Using Kabupaten Banyuwangi: Perspektif Teori Parry-Lord. Surabaya: Tesis Pascasarjana universitas Negeri Surabaya.

Penulis

Susi Hardila Latuconsina
Rusli.hiasikal@gmail.com (Kontak utama)

Rincian Artikel