Implementasi Single Sex Education Dalam Pembentukan Karakter Siswa Kelas Xi Di Sma Muhammadiyah 10 Surabaya

Authors

  • Anisa Nurul Jannah Universitas Trilogi Jakarta
  • Asrori Asrori

DOI:

https://doi.org/10.30651/td.v8i2.4286

Abstract

Adanya lembaga pendidikan islam, dalam hal ini SMA Muhammadiyah 10
Surabaya, yang telah menerapkan Single Sex Education sebagai salah satu cara
dalam membentuk karakter siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pembentukan karakter siswa di SMA Muhammadiyah 10 Surabaya,
untuk mengetahui implementasi Single Sex Education dalam pembentukan
karakter siswa kelas XI di SMA Muhammadiyah 10 Surabaya, dan untuk
mengetahui kekurangan dan kelebihan implementasi Single Sex
Education.Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.
Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh Subjek penelitian.
Hasil penelitian tentang Implementasi Single Sex Education dalam
Pembentukan Karakter Siswa kelas XI di SMA Muhammadiyah 10 Surabaya,
menunjukkanbahwa 1. Pembentukan Karakter di SMA Muhammadiyah 10
Surabaya dibentuk melalui berbagai strategi dan berbagai program:Pengembangan
diri terdiri dari: Kegiatan Rutin, Kegiatan Spontan, dan Keteladanan,
Pengintegrasian dalam mata pelajaran, Budaya Sekolah yang terdiri dari:
Pengelompokan kelas melalui single sex, dan Ekstrakulikuler. 2. Implementasi
single sex dalam pembentukan karakter siswa kelas XI di SMA Muhammadiyah
10 Surabaya telah diterapkan sejak tahun ajaran 2017/2018 yakni memisahkan
kelas antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Hasil dari implementasi
tersebut terbentuk karakter dominan, yaitu karakter religius dan mandiri, karakter
cukup dominan yaitu karakter jujur, disiplin, peduli lingkungan, peduli sosial dan
karakter kurang dominan yaitu karakter cinta tanah air. 3.Kelebihan dari
pengelolaan kelas melalui single sex dalam pembentukan karakter, terbentuk
karakter religius di dalam kehidupan sehari-hari siswa dimana siswa memiliki
batasan dalam bergaul dengan lawan jenisnya, menghindari perbuatan zina, siswi
tidak menyerupai laki-laki dan sebaliknya siswa tidak menyerupai perempuan.
Serta siswa menjadi mandiri karena tidak menggantungkan dirinya pada teman.
Kekurangan dari pengelolaan kelas melalui single sex, yakni siswa laki-laki
maupun siswa perempuan sudah terbiasa sehari-hari dengan sesama jenis,
sehingga berpeluang timbul sikap canggung atau kaku saat tampil di depan lawan
jenis, butuh lebih banyak lagi penambahan sarana dan prasarana dan tenaga
pendidik, mengingat siswa siswi yang kelasnya dipisah dan menjadi dua kali lipat.


Kata Kunci: Single Sex Education, Pembentukan Karakter, Religius.

Author Biography

Anisa Nurul Jannah, Universitas Trilogi Jakarta

Department of Early Childhood

Published

2020-02-12

Issue

Section

Editorials