Kesehatan Mental dan Strategi Koping Dalam Perspektif Budaya: Sebuah Studi Sosiodemografi di Ambon

Penulis

  • Margie Grace Kelly Tarehy Ilmu Keperawatan Universitas Kristen Satya Wacana
  • Arwyn Weynand Nusawakan Ilmu Keperawatan Universitas Kristen Satya Wacana
  • Simon Pieter Soegijono Ilmu Ekonomi Pembangunan Universitas Kristen Indonesia Maluku

DOI:

https://doi.org/10.30651/jkm.v4i1.1941

Kata Kunci:

Kesehatan Mental, Strategi Koping, Sosiodemografi.

Abstrak

Latar Belakang: Badan Kesehatan Dunia mendefenisikan kesehatan sebagai kondisi dinamis yang meliputi kesehatan jasmani, rohani, sosial, dan tidak hanya terbebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Tahun 2013, jumlah penderita gangguan jiwa nasional sebesar 1,7 per mil dan prevelensi penduduk yang mengalami gangguan mental emosional adalah 6.0%. Hal ini menjadi sebuah perhatian dengan tersedianya penanganan atau pengobatan bahkan strategi koping yang lebih tepat. Tujuan: menggambarkan persepsi kesehatan mental dan strategi koping berbasis budaya pada orang Ambon dengan latar belakang sosiodemografi yang berbeda. Metode: kualitatif deskriptif menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam melalui pertanyaan-pertanyaan semi terstruktur. Hasil wawancara dianalisis menggunakan teknik reduksi data, display data dan kesimpulan. Hasil: didapatkan 6 tema besar: sehat itu terbebas dari penyakit dan harus menjaga pola hidup yang sehat, persepsi kesehatan mental dan faktor penyebab gangguan mental, strategi masyarakat menghadapi pasien gangguan mental, mendapatkan layanan kesehatan dan dukungan dari keluarga dan masyarakat, eksternal stresor sebagai penyebab stres, dan strategi koping masyarakat Latuhalat. Kesimpulan: berdasarkan sosiodemografi partisipan mempunyai strategi koping yang tepat dalam menangani orang yang mengalami gangguan jiwa yaitu membawa orang tersebut ke Rumah Sakit Jiwa untuk memperoleh asuhan keperawatan. Sedangkan tidak terdapat strategi koping yang berbasis budaya.

Background: World Health Organization defined health as the dynamic condition which included physical health, spiritual, social, and not just free from any diseases, physical defect, and weakness. In 2013, the number of national mental disorder sufferers was 1,7 per mile and the prevalence population suffered from emotional mental was 6.0%. This is a concern with the availability of handling or treatment even better for coping strategy. Aim: To describe the perception of mental health and coping strategy based on the culture againts Ambonese with different background of sociodemography. Method: Descriptive qualitative used purposive sampling and snowball sampling techniques. Data collection used interviews through semi structured questions. The results of interviews then was analyzed using technique of data reduction, data display and conclusions. Results: that found six enormous themes: healthy it was free from any diseases and should maintain a healthy lifestyle, mental health perception and factors of mental disorder, the strategy of community to face the patients mental health, procured health services and support from families and communities, external stressor as the cause of stress, and coping strategy of Latuhalat community. Conclusions: Based on sosiodemography participants have the right coping strategy in handling people who have mental disorder that brought the person to Psychiatric Hospital to obtain the care of nursing .While there was no coping strategy which based on culture.

Biografi Penulis

Margie Grace Kelly Tarehy, Ilmu Keperawatan Universitas Kristen Satya Wacana

Ilmu Keperawatan Universitas Kristen Satya Wacana

Arwyn Weynand Nusawakan, Ilmu Keperawatan Universitas Kristen Satya Wacana

Ilmu Keperawatan Universitas Kristen Satya Wacana

Simon Pieter Soegijono, Ilmu Ekonomi Pembangunan Universitas Kristen Indonesia Maluku

Ilmu Ekonomi Pembangunan Universitas Kristen Indonesia Maluku

Referensi

Adliyani, Z.O.N. (2015). Pengaruh Perilaku Individu terhadap Hidup Sehat. Majority, 4(7), 109-114.

Agustinah., Sari, M.T. (2015). Pengalaman Isteri Dengan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Kota Jambi. Jurnal Akademika Baiturrahim. 4(2), 53-61.

Agusno, M. (2011). Global - National Mental Health & Psychosocial Problem & Mental Health Policy. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Aris, Y. (2015). Hubungan tingkat Stres Dengan Strategi Koping Pada Mahasiswa Keperarawatan Universitas Andalas Padang Tahun 2015. Skripsi. 17-95

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Tahun 2013. (2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. 1-268.

Davenport, C., Mathers, J., Parry, J. (2006). Use of Health Impact Assessment in Incorporating Health Considerations in Decision Making. Journal of Epidemiology and Community Health. 60(3), 196-201.

Dumatubun, A.E. (2002). Kebudayaan Kesehatan Orang Papua dalam Perspektif Antropologi Kesehatan. Antropologi Papua. 1(1).

Gunawati, R., Hartati, S., Listiara., A. (2006). Hubungan Antara Efektivitas Komunikasi Mahasiswa-Dosen Pembimbing Utama Skripsi Dengan Stres Dalam Menyusun Skripsi Pada Mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Jurnal Psikologi. 3(2), 93-115.

Hadjam, M.N.R. (2011). Pengujian Model Peranan Kecakapan Hidup terhadap Kesehatan Mental. Jurnal Psikologi. 38(1), 61–72.

Harjati, Thaha, R.M., Natsir, S. Konsep Sehat Sakit Terhadap Kesehatan Ibu Dan Anak Pada Masyarakat Suku Bajo, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

Hidayanti, E. (2013). Strategi Coping Stress Perempuan Dengan Hiv/Aids. Sawwa. 9(1), 89–106.

Idaiani, S., Suhardi, Kristanto, A.Y. (2009). Analisis Gejala Gangguan Mental Emosional Penduduk Indonesia. Artikel Penelitian. 59(10), 473-479.

Kurniawan, Y., Sulistyarini, I. (2016). Komunitas Sehati (Sehat Jiwa dan Hati) Sebagai Investasi Kesehatan Mental Berbasis Masyarakat. Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental. 1(2), 112-124.

Lestari, W., Wardhani Y.F. (2014). Stigma Dan Penanganan Penderita Gangguan Jiwa Berat Dipasung. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 17(2), 157-166.

Lolong, O.F., Sari, Y. (2014-2015). Hubungan antara Coping Strategi dengan Adaptational Outcomes pada Mahasiswa yang Mengalami Stress Pasca Putus Cinta. Prosiding Psikologi. 2460-6448. 543–550.

Mesarini, B.A., Astuti, V.W. (2013). STRES dan Mekanisme Koping Terhadap Gangguan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri. Jurnal Stikes. 6(1). 31-42.

Mesuri, R.P., Huriani, E., Sumarsih, G. (2014). Hubungan Mekanisme Koping dengan Tingkat Stres Pada Pasien Fraktur. Ners Jurnal Keperawatan.10(1), 66–74.

Mestdagh, A., Hansen, B. (2013). Stigma in Patients with Schizophrenia Receiving Community Mental Health Care: AReview of Qualitative Studies. Soc Psychiatry Psychiatr Epidemiol (2014). 49:79-87.

Moleong, J.L. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif.

Muhlisin, A., Pratiwi, A. (2015). Model Pelayanan Kesehatan Berbasis Partisipasi Masyarakat Untuk Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Jiwa Pada Masyarakat Setempat. The 2nd University Research Coloquium. 51-57.

Nasilah, S., Marettih A.K.E. (2015). Integrasi Diri Sebagai Konsep Sehat Mental Orang Melayu Riau. Jurnal Psikologi, 11(1), 37-48.

Oktarina, R., Krisnatuti, D., Muflikhati, I. (2015). Sumber Stres Strategi Koping, dan Tingkat Stres Pada Buruh Perempuan Berstatus Menikah Dan Lajang. Jur Ilm Kel & Kons. 8(3), 133-141.

Putri, A.W., Wibhawa, B., Gutama, A.S. Kesehatan Mental Masyarakat Indonesia (Pengetahuan , Dan Keterbukaan Masyarakat Terhadap Gangguan Kesehatan Mental). Prosiding KS: Riset & PKM, 2(2), 147-300.

Rahmatika, R. (2014). Hubungan antara Emotion-Focused Coping dan Stres Kehamilan. Jurnal Psikogenesis. 3(1), 92–103.

Rasmun. (2004). Stres, Koping dan Adaptasi Teori dan Pohon Masalah Keperawatan (Edisi 1). Jakarta: Sagung Seto.

Safaria, T. (2006). Stres Ditinjau Dari Active Coping Avoidance Coping Dan Negative Coping. Humanitas. 3(2), 87-93.

Setiawati, E.M. (2012). Studi Kualitatif Tentang Sikap Keluarga Terhadap Pasien Gangguan Jiwa Di Wilayah Kecamatan Sukoharjo. Naskah Publikasi.1-10.

Semiun, Y (2006). Kesehatan Mental: Pandangan Umum Mengenai Penyesuian Diri dan Kesehatan Mental serta Teori-Teori Yang Terkait. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Suardana, I.W. (2011). Hubungan Faktor Sosiodemografi Dukungan Sosial Dan Status Kesehatan Dengan Tingkat Depresi Pada Agregat Lanjut Usia Di Kecamatan Karangasem Kabupaten Karangasem Bali. FIK Universitas Indonesia. 1-145.

Sugiyono. (2016). Memahami Penelitian Kualitatif.

Suharjana.(2012). Kebiasaan Berperilaku Hidup Sehat Dan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter. Jurnal Pendidikan Karakter. II(2), 189-201.

Sulistyorini, N. (2013). Hubungan Pengetahuan Tentang Gangguan Jiwa Terhadap Sikap Masyarakat Kepada Penderita Gangguan Jiwa Di Wilayah Kerja Puskesmas Colomadu 1. Naskah Publikasi. 2-15.

Syamsu, Y. (2007). Mental Hygiene Perkembangan Kesehatan Mental Dalam Kajian Psikologi Dan Agama. Bandung: Bani Quraisy.

Purnama, G., Yani, D.I., Sutini,T. (2016). Gambaran Stigma Masyarakat Terhadap Klien Gangguan Jiwa Di RW 09 Desa Cileles Sumedang. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2(1), 29-37.

Vaus, D. (2002). Survey in Social Research (5ͭ ͪ ed). Australia: Allen and Unwin.

Wahyudi, A., Febriana, A.I. (2016). Faktor Resiko Terjadinya Skizofrenia (Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Pati II). Public Health Perspective Journal. 1(1), 1-12.

Wibawa, N.A.K., Widiasavitri, P.N. (2012). Hubungan Antara Gaya Hidup Sehat Dengan Tingkat Stres Siswa Kelas XII SMA Negeri di Denpasar Menjelang Ujian Nasional Berdasarkan Strategi Coping Stres. Jurnal Psikologi Udayana. 1(1), 138-150.

Yosep. (2013). Keperawatan jiwa Edisi Revisi. Bandung : Refika Aditama 346.

Unduhan

Diterbitkan

2019-06-30