Gaya Hidup Yang Memengaruhi Kesehatan Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Negeri Salatiga
DOI:
https://doi.org/10.30651/jkm.v2i2.1069Abstrak
Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak yang mempunyai penyimpangan dari kondisi rata-rata anak normal baik secara fisik, mental, intelektual, sosial maupun emosional. Penelitian ini dilakukan selama1 bulan di SLB Negeri Salatiga dengan tipe penelitian deskriptif kuantitatif, desain penelitian cross sectional study dengan metode survey. Penelitian dilakukan terhadap 30 responden yang dipilih secara purposive sampling, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh gaya hidup dengan kesehatan anak berkebutuhan khusus. Gaya hidup yang dimaksud antara lain  pola makan, status gizi, aktivitas fisik, dan kesehatan anak dan ekonomi keluarga. Mengacu pada pedoman gizi seimbang, terdapat 4 pilar yang mendukung kecukupan gizi anak yakni keanekaragam pangan, perilaku hidup bersih, aktivitas fisik dan berat badan normal. Hasil penelitian menunjukan bahwa, 53% anak mengkonsumsi nasi, lauk pauk dan sayur setiap kali makan. Makanan tambahan atau jajanan diluar yang dikonsumsi, 70% diberikan oleh orang tua dan 47% darinya adalah berjenis snack (makanan ringan). Aktifitas fisik 67% sering dilakukan dan 70% mengatakan anak tidak sering sakit. Dari hasil ini, peneliti melakukan perhitungan IMT bertujuan untuk mengukur kecukupan gizi anak yakni 53% anak tergolong normal. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah gaya hidup, baik pola makan maupun aktifitas fisik sangat memengaruhi kesehatan anak berkebutuhan khusus.Â
Referensi
Soetjiningsih. 2010. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
Kemenkes. 2013. Profil Kesehatan Indoneia 2012. Kemenkes RI.
Gerald, Kathryn dan David Gerald. 2013. Menangani Anak Dalam Kelompom : Panduan Untuk Konselor, Guru, dan Pekerja Sosial. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Jumadil Awwal. 2017. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah anak berkebutuhan khusus (ABK) di Indonesia, Jakarta : MINA.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Penuntun Hidup Sehat, Edisi keempat. Jakarta : UNICEF, WHO, UNESCO, UNFPA, UNDP,UNAIDS, WFP, the World Bank dan Kementerian Kesehatan.
Tella A. 2012. Hubungan pola makan dengan status gizi pada anak di Wilayah Kerja Puskesmas Paniki Kecamatan Mapenget Manado. Universitas Samratulangi
Dinkes Jatim. 2013. Profil kesehatan provinsi Jawa Timur 2012. Jawa Timur
Mangunsong, Frieda. 2009. Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Jilid 1. Jakarta: LP3S UI.
Barasi, M. 2007. Nutrition at a Glance. Penerjemah: Hermin. Jakarta : Erlanggga.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Web : http://slbnsalatiga.sch.id. 2016. Diakses 01 Oktober 2017.
Junge. 2005. The Analysis of Childrens Drawings: Social, emotional, physical, and Psychological Aspect. Jerman : Journals Procedia – Social and Behavioral Sciences
WHO. 2008. Physical Activity. Diakses : 7 Oktober 2017
Peraturan Bersama Antara Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Dan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2/Vii/Pb/2014 Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Penerimaan Peserta Didik Baru
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia. Riset kesehatan dasar 2013. Jakarta
Yusuf, dkk. 2008. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : TIM
Depkes. 2010. Penelitian Status Gizi Anak dan Remaja. Jakarta : Litbang Depkes.
Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Khomsan, A. 2010. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Mickey Mehta. 2015. Pakar Kesehatan Holistik. Liputan 6 Edisi Detik Health
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
Auliana, Rizqie. 2003. Gizi dan Pengolahan Pangan. Jakarta: AdiCita.
Santrock, Jhon , W., Life Span, Crain, Wlliam. 2007. Teori Perkembangan, Konsep dan Aplikasi- edisi 3. Jakarta : EGC
Hassan, Dr. Rusepno.,et al. 2007. Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Info Medika
Metrano, Anthony. 2007. Hubungan antara Status Gizi Anak dengan Pola Makan dan Status Sosial Ekonomi di SMP Negeri 72 Jakarta Pusat Tahun 2007. Skripsi. Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggu. Jakarta.
Widodo R, 2009. Pemberian Makanan, Suplemen, dan Obat Pada Anak. Jakarta: EGC.
Siti Aizah. 2012. Faktor Penyebab Kesulitan Makan Pada Anak. Di Dusun Pagut Desa Blabak Kecamatan Pesantren Kota Kediri. Mahasiswa Universitas PGRI Kediri.
Vazir, Engle, Balakrishna, Griffiths, Johnson, Kanashiro, Rao, Shroff, dan Bently. 2013. Matern Child Nutritions : Cluster-randomized trial on complementary and responsive feeding education to caregivers found improved dietary intake, growth and development among rural indian toddlers.
Hidayati, dkk. 2007. Perilaku makan anak Sekolah. Jakarta : Erlangga
Galvin, Bylund, & Brommel. 2008. Problem, Expectations, and Suggestion of Elementary Teacher Regarding Inclusion. Educational Science: Theory & Practice. DOI
Mahfoedz dan Suryani, 2007. Psikologi Kepribadian : Teori dan Penelitian, Edisi Kesembilan. Jakarta : Kencana.
Kep.Men.PAN Nomor: KEP/75/M.PAN/7/2004
Repi, dkk. 2013. Gizi Anak dan Remaja. Jakarta : EGC
Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Jokowi-JK. 2016. Akselerasi Mewujudkan Indonesia Sentris. Jakarta Pusat : Bina Graha
Faizati Karim. 2009. Penelitian Status Gizi Anak dan Remaja. Jakarta : EGC
Pidarta. 2009. Mendidik Anak Autis dan Gangguan Mental Lain MenujuAnak Cerdas dan Sehat. Yogyakarta : KatahatiJudarwanto, W. 2006. Antisipasi Perilaku Makan Anak Sekolah. Bogor : Institusi Pertanian Bogor.
Subardja, Dedi. 2004. Obesitas Primer Pada Anak. Bandung : Kiblat Buku Utama
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
- Penulis tetap memegang hak atas karyanya dan memberikan hak publikasi pertama kepada jurnal ini yang secara simultan karya tersebut dilisensikan di bawah:Â Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0)